RS Kebanjiran Pasien Anak

HARIAN JOGJA: Sejumlah rumah sakit baik negeri maupun swasta di DIY kebanjiran pasien anak-anak yang menderita sakit demam. Bahkan, di sejumlah rumah sakit bangsal khusus anak-anak penuh. Kalaupun ada, pasien harus menunggu atau waiting list beberapa jam untuk mendapatkan kamar.

Siswanto, orangtua pasien mengatakan, begitu dokter yang memeriksa anaknya merujuk ke rumah sakit dirinya langsung mencari tempat perawatan. “Saya awalnya menelepon PKU Muhammadiyah namun penuh, kemudian diminta untuk ngecek ke PKU Bantul ternyata juga penuh, adanya kelas 3,” jelas Siswanto yang anaknya terkena demam berdarah.Kemudian, Siswanto pindah ke RS Bethesda ternyata kondisinya sama.

Demikian juga ke rumah sakit khusus anak Dr Ismangoen. “Akhirnya dapat di RS Panti Rapih itupun waiting list baru masuk jam 11,” terangnya. Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wirosaban Kota Jogja menyatakan kesiapannya melayani kemungkinan banyaknya pasien yang hendak melakukan rawat inap.

Hal ini disampaikan menyusul banyaknya warga kota yang terserang demam, khususnya pada usia anak-anak. “Hingga saat ini daya tampung bangsal dan tempat tidur masih mencukupi. Jadi tidak ada pemenuhan bangsal seperti yang terjadi di rumah sakit lain,” kata Humas RSUD Wirosaban, Dyah Widiastuti.

Pada posisi, kemarin, kondisi bangsal anak (bangsal Anggrek) 6 kamar tidur untuk kelas III di bangsal anak dalam kondisi penuh. Kemudian 10 kamar di kelas II hanya terisi 7 kamar. Sedangkan 2 kamar di kelas I semuanya masih dalam kondisi kosong. Sedangkan 2 kamar di ruang isolasi anak dalam kondisi penuh. Kondisi tersebut terjadi dalam rentang waktu 2 minggu terakhir. Dengan jenis penyakit yang rata-rata hampir sama yakni terkena demam. Terpisah, Humas RSUP Sardjito, Trisno Heru Nugro mengatakan bangsal anak di RS tersebut memang selalu penuh karena banyaknya pasien yang datang.

“Keluhan mereka bermacam-macam tidak hanya demam saja,” ujar dia. Humas RS Panti Rapih, Dewi, mengatakan tidak ada peningkatan yang signifikan pasien anak di RS tersebut. Dikatakan, kenaikan yang signifi kan justru terjadi pada pasien anak yang rawat jalan.

Oleh Yuspita Anjar Palupi
& Esdras Idialfero Ginting
HARIAN JOGJA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor