Desa Wisata Alternatif Tempat Menginap

SLEMAN (KR) - Desa wisata dapat dijadikan alternatif tempat menginap. Selain tarifnya lebih murah, tamu sekaligus bisa merasakan suasana pedesaan yang sejuk dan asri. Sejumlah desa wisata wilayah Sleman pun sudah siap menerima kunjungan wisatawan pada Lebaran kali ini.
"Seperti Lebaran tahun lalu, biasanya banyak hotel yang sudah penuh. Desa wisata siap menerima limpahan tamu hotel yang tidak kebagian kamar," kata Sudarmadi Sekretaris Desa Wisata Kabupaten Sleman kepada KR, Kamis (17/9).
Ada 13 desa wisata yang siap menerima kunjungan wisatawan saat Lebaran. Antara lain Ketingan, Brayut, Tanjung, Pentingsari, Sambi dan kompleks rumah dome. Desa wisata tersebut dilengkapi dengan fasilitas home stay untuk menginap.

Tarif menginap di desa wisata pun sangat terjangkau. Sesuai dengan kesepakatan Rp 70 ribu per hari. Itu sudah termasuk makan sehari 3 kali. Hanya saja, kapasitas home stay selama Lebaran memang tidak sebanyak hari-hari biasa. Sebab banyak anggota keluarga yang pulang ke desa. "Namun desa wisata masih menyediakan kamar untuk tamu," ujarnya.
Selain menginap, tamu juga bisa mengikuti kegiatan yang sudah disiapkan di masing-masing pengelola desa wisata. Di Brayut misalnya, Sudarmadi yang juga ketua Desa Wisata Brayut menuturkan, pengelola sudah menyiapkan paket belajar tari, karawitan, pemainan tradisional dll. Wisatawan juga bisa mengombinasikan dengan kunjungan ke luar seperti Candi Borobudur, Prambanan, Parangtritis dll.
Di kemukakan, di Brayut ada 4 home stay dengan kapasitas 22 orang yang siap digunakan untuk menginap para tamu. "Kami sudah minta ibu-ibu untuk menyiapkan home stay bila sewaktu-waktu ada yang ingin menginap," tuturnya.
Hingga kemarin, lanjutnya, sudah ada 8 orang wisatawan dari Jakarta yang pesan tempat mulai 22-24 September. "Mereka ingin menikmati suasana Lebaran di Brayut," ucapnya. (Ast)-c

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor