DI PANTAI SAMAS DAN PANDANSIMO ; Warung dan Rumah Diterjang Ombak

BANTUL (KR) - Ketinggian ombak di pantai selatan sejak tiga hari lalu naik hingga tiga meter. Tingginya gelombang tersebut terutama terjadi di Pantai Samas Sanden dan Pandansimo Srandakan. Akibatnya sejumlah warung di Pantai Samas sempat tersapu ombak. Sedang di Pantai Pandansimo luapan air laut menggenangi halaman puluhan rumah di sepanjang pantai.

Gelombang paling tinggi terjadi Sabtu (26/9) siang di Pantai Samas. Akibatnya dua warung milik Ny Satinem (50) dan Pak Man di Pantai Samas beberapa kali diterjang ombak sehingga kelapa dan minuman botol jatuh berserakan.

Luapan air laut yang mengenai dua warung minuman dan makanan itu terjadi sekitar pukul 10.00. Tidak hanya itu puluhan pengunjung pantai juga berhamburan menjauh dari pantai. Sementara pemilik warung memilih menjauhkan dagangan dari pantai. Langkah itu karena setiap kali terkena luapan air dagangan di meja semua berserakan terbawa air.
Ny Satinem pemilik warung mengatakan, sejak beberapa hari lalu ia khawatir dengan terjadinya gelombang tinggi. Padahal ketika gelombang normal, dua warung tersebut tidak pernah tersentuh air. Luapan air akibat gelombang tinggi juga sampai ke tempat budidaya ikan laguna yang berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai. Sehingga pohon pandan yang ditanam beberapa hari lalu rusak.
Menurut Mugari, gelombang pasang terjadi sejak malam Jumat, tetapi Sabtu (26/9) siang, paling tinggi dibanding sebelumnya. "Gelombang sudah tinggi sejak beberapa hari lalu, tetapi kali ini yang paling tinggi," ujarnya.
Sedang di objek wisata Pantai Parangtritis gelombangnya naik, tetapi tidak terlalu tinggi. Menurut Suroyo, gelombang memang tinggi tetapi hal tersebut dinilai wajar. Menurutnya dengan gelombang tinggi itu pengunjung justru takut mandi di laut. Pihaknya hanya mengimbau pengunjung untuk bertanya lokasi bila bermain air. "Gelombang memang naik, tetapi tidak terlalu tinggi," ujar Suroyo.
Di Pantai Pandansimo Poncosari Srandakan dampak dari gelombang pasang luapan air mancapai halaman rumah warga, Jumat (25/9) malam. Kejadian itu sempat membuat penghuni di sepanjang pantai berhamburan ke luar rumah. Meski air hampir masuk rumah, tetapi warga tetap berkukuh singgah di dalam rumah. Melubernya air malam itu yang terbesar setelah pertengahan bulan Ramadan kemarin.
Menurut Ny Daliman, warga yang tinggal di Pantai Pandansimo, luberan air dari pantai terjadi sekitar pukul 22.00. Saat itu dirinya sedang tidur tiba-tiba mendengar suara percikan berada di depan rumahnya. Ketika keluar mendapati genangan air laut bercampur buih di halaman rumahnya.
Menurutnya air mencapai halaman rumah karena gelombang di laut sangat tinggi. "Tidak mungkin, bila gelombang normal air laut sampai nglatar, tetapi sejak beberapa hari lalu gelombangnya sangat tinggi, tetapi malam itu paling tinggi," ujar Ny Daliman.
Hal sama diungkapkan Ny Cilik, warga Pandansimo. Ia menuturkan air masuk setelah menerobos gundukan pasir di depan rumahnya. Sementara warga yang tinggal di pantai sebelah timur menyusun batu seadanya agar air laut tidak masuk rumah ketika pasang.
Terpisah Koordinator SAR Pantai Pandansimo, M Dawud mengakui gelombang pasang terjadi sejak beberapa hari lalu. Namun yang paling tinggi terjadi Jumat (25/9) malam. Diperkirakan gelombang waktu itu tingginya mencapai sekitar tiga meter. Sehingga airnya hampir masuk rumah warga. Meski gelombang pasang terjadi sejak beberapa hari lalu tetapi tidak setiap hari terjadi gelombang tinggi. "Paling tidak satu minggu sekali terjadi gelombang tinggi," ujar Dawud.
Ia mengimbau pengunjung untuk menjauh dari pantai. Menurutnya meski tidak diperingatkan biasanya pengunjung mengetahui bila gelombang naik mereka tidak main air.
(M-8)-n

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor