JELANG HARI RAYA IDUL FITRI; Harga Beras Stabil, Tak Perlu OP

YOGYA (KR) - Kepala Divisi Regional (Divre) Perum Bulog DIY Murino Mudjono menilai, saat ini belum perlu dilaksanakan operasi pasar (OP) beras menjelang Hari Raya Idul Fitri 1430 H. Kenaikan harga beras yang masih berada pada rentang 0,09% masih jauh dari patokan umum untuk dilakukan operasi pasar, yaitu jika kenaikan harga beras mencapai 25% selama dua minggu berturut-turut.

"Harga beras cukup stabil dan terkontrol. Kalau sampai terjadi kenaikan signifikan, kita gelontor 1.000-2.000 ton beras, sehingga pasar di Yogyakarta akan kembali stabil. Jadi sampai saat ini belum perlu operasi pasar beras," kata Murino Mudjono di Yogyakarta, Selasa (8/9).
Masyarakat di Yogyakarta, kata Murino, tidak perlu khawatir dengan kenaikan harga beras secara drastis. Hal ini karena stok beras di Yogyakarta mencukupi hingga Mei 2009.

Menurut Murino, saat ini stok beras di Divre Bulog Yogyakarta mencapai 26.545 ton yang tersebar di gudang-gudang di kabupaten/kota di DIY. Rinciannya, untuk gudang di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta stok di gudang sebanyak 13.311 ton, di Bantul 6.657 ton, Gunungkidul 3.566 ton dan Kulonprogo 3.011 ton. "Kami juga mengirimkan 10 ton beras ke Sumatera Utara (Sumut) karena di sana kekurangan beras. Sehingga total beras yang kami miliki sebelumnya mencapai 36.000 ton," kata Murino.

Meski sekitar 10 ton beras dibawa ke luar daerah, Murino memastikan DIY tidak mungkin kekurangan beras. Pengadaan beras tahun 2009 untuk Perum Bulog Divre DIY sampai September 2009 terealisasi 37.980,61 ton setara beras atau 76% dari target tahun 2009 sebanyak 50.000 ton. Mengingat panen di daerah Sleman masih berlangsung, Perum Bulog DIY tetap melakukan pembelian gabah/beras hasil produksi petani lokal sehingga target yang sudah ditetapkan bisa tercapai.
Lebih lanjut Murino mengatakan, untuk program beras untuk rakyat miskin (raskin) di wilayah DIY sudah didistribusikan melalui 438 titik distribusi yang tersebar di 4 kabupaten dan 1 kota untuk 215.032 rumah tangga sasaran. Penyaluran per bulan diperkirakan sekitar 3.225,48 ton. Sedangkan realisasi penyaluran raskin hingga September 2009 sebanyak 27.476,06 ton atau kurang lebih 70,98% dari pagu 2009 sebanyak 38.705,76 ton.

Di pasaran, harga beras mengalami kenaikan Rp 100/kg-nya. Tetapi karena kebutuhan pokok, orang tetap membelinya. Atun, yang berjualan di pasar tradisional Lempuyangan Yogyakarta mengakui, karena merupakan kebutuhan pokok, beras tetap dicari. Tetapi komoditas lain mengalami penurunan pembeli. Dia menyediakan beberapa jenis beras di kiosnya.

Untuk C4 raja, Atun menjual Rp 5.300/kg, Delanggu Rp 5.800/kg dan Rp 6.300/kg. Mentik juga sama Rp 6.300/kg. Atun melengkapi dagangannya dengan kebutuhan sehari-hari lainnya seperti gula pasir dengan harga Rp 9.500/kg, telur yang harganya naik turun dia jual Rp 12.000/kg. "Kemarin sudah turun menjadi Rp 11.000/kg, kemudian naik lagi, sehari sampai dua kali," kata Atun.

Sementara Suwanda yang membuka Toko Beras Fanda di depan Pasar Lempuyangan mengatakan, ikut terkena imbas sepinya pembeli pasar di depannya. Menurutnya, kemungkinan daya beli masyarakat yang menurun. "Kami menjual eceran," kata Suwanda.

Ada beberapa jenis beras yang dia jual. Di antaranya C4 dengan harga Rp 5.200/kg dan Rp 5.500/kg. Super raja dia jual Rp 6.000/kg sedang raja Rp 6.500/kg. Mentik wangi Rp 7.000/kg dan pandan wangi Rp 7.000/kg. Menurut Suwanda yang sudah 37 tahun berjualan beras, kalau kenaikannya baru sekitar Rp 100 sampai Rp 200, masih bisa dikatakan stabil. Tetapi karena pengaruh lain-lain, termasuk daya beli masyarakat yang menurun, berimbas pula pada jumlah pembeli yang datang ke tokonya. (Apw/War)-m

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor