Prambanan Macet 4 Kilometer

KLATEN: Arus balik yang melintasi jalan negara di Kabupaten Klaten, Rabu (23/9), semakin padat. Kepadatan tersebut terasa di sejumlah titik seperti di jalur menuju Jogja di wilayah perbatasan Klaten Kota hingga Terminal Jonggrangan. Kemacetan pun tak terhindarkan.

Demi mengantisipasinya, aparat Satlantas Polres Klaten memberlakukan sistem buka tutup di beberapa persimpangan. Aparat juga menambah lajur jalan di jalur jalan menuju Jogja dengan mengurangi satu lajur jalan di jalur jalan arah Solo.

Dengan perubahan lajur tersebut, kendaraan yang menuju Jogja bisa memanfaatkan tiga lajur jalan, sementara bagi kendaraan yang menuju Solo hanya tersedia satu lajur.

Kemacetan dikeluhkan oleh para pengguna jalan. Sejumlah pengguna kendaraan roda empat menyalahkan bus-bus yang nekat berdesak-desakan dalam kemacetan, sehingga menambah ruwet arus lalu lintas.

“Saling nekat, jadinya malah tidak teratur dan jadi tambah lama,” keluh Indratmi (50), salah seorang pengguna jalan.

Kondisi serupa juga terjadi di wilayah Prambanan, Klaten. Penumpukan kendaraan terjadi sejak Selasa (22/9). Kapolres Klaten AKBP Tri Warno Atmojo melalui Kapolsek Prambanan AKP Heru Setyaningsih yang memantau lokasi mengungkapkan, kondisi macet terjadi sejak Selasa (22/9).

Kemacetan tidak hanya terjadi di jalur menuju arah Jogja, namun juga terjadi untuk arah sebaliknya.

Kemacetan terjadi sepanjang lebih dari 4 kilometer mulai dari lokasi Objek Wisata Candi Prambanan hingga wilayah Pasar Taji, Prambanan.

“Selain karena arus balik, macet juga terjadi karena di wilayah Prambanan arus lalu lintasnya cukup padat. Kebetulan ada Candi Prambanan yang menjadi lokasi objek wisata juga,” papar dia.

Terpisah, personel Polres Klaten yang bertugas di Pospam 02 Karang, Iptu Sugeng H, Rabu kemarin, mengakui peningkatan arus balik. Demi mengurangi kemacetan di simpang empat Pasar Delanggu, jajarannya melakukan pengalihan jalur dari arah Klaten melalui jalan lingkar barat Delanggu sebanyak empat kali sejak pagi sampai sore sekitar pukul 16.0 WIB.

Pengalihan jalur itu dilaksanakan pada kurun waktu pukul 09.00-11.00 WIB sebanyak tiga kali dan sekitar pukul 15.30 WIB kurang lebih selama 20 menit. “Kalau kemarin (Rabu), arus lalu lintas padat karena banyak orang yang silaturahim sedangkan pada hari ini (kemarin) arus balik sudah mulai kelihatan bertambah,” kata Sugeng.

Sementara itu, Kepala Stasiun Klaten, Hartoyo mengatakan untuk hari Rabu (23/9), jumlah penumpang kereta api (KA) yang naik dari Stasiun Klaten mencapai 3.000an orang. Para penumpang tersebut tersebar untuk berbagai daerah tujuan. “Kondisi puncak, karena kebetulan sudah bakal banyak yang masuk kerja pada Kamis (24/9),” ungkapnya.

Sistem buka tutup
Untuk mengurai kemacetan yang melanda DIY, kepolisian menggunakan sistem buka tutup secara fleksibel. Kaditlantas Polda DIY, M. Ikhsan, mengatakan penyebab kemacetan itu adalah volume kendaraan yang memasuki atau melintasi DIY dari arah Timur sangat tinggi, ditambah pedagang musiman yang memenuhi bahu jalan, pengemudi yang sembarangan memarkir kendaraan, dan lampu pengatur lalu lintas yang dianggap tidak seimbang.

Menurutnya, sejumlah perwira polisi ditempatkan di persimpangan yang rawan, dan melakukan sistem buka atau tutup satu jalan secara fl eksibel, dan manual, dengan memantau kepadatan yang ada, tidak berdasarkan durasi waktu tertentu. Penempatan perwira-perwira tersebut menyebar di berbagai tempat, mulai dari perbatasan Prambanan, Kota, sampai lingkar selatan. “Mana yang padat kita alihkan. Ada perwira yang bisa di lapangan mengatur,” tuturnya.

Penyebab lain dari kemacetan ini adalah lampu lalu lintas yang tidak seimbang adalah antara hijau menjadi merah terlalu cepat, sementara sebaliknya lebih lama. Kondisi demikian terjadi di semua lampu lalu lintas, sehingga berakibat terjadi banyak penumpukan. “Tapi kalau merah, mungkin dua detik baru berubah, terlalu lama itu,” katanya.

Kaditlantas memperkirakan kemarin adalah puncak kemacetan, dengan alasan mulai hari ini aktivitas perkantoran sudah kembali normal. “Saya pantau sampai malam ini masih padat,” ucapnya.

Oleh Heriyono AA & Nadhiroh
SOLOPOS/JIBI
& Heru Lesmana Syafei
HARIAN JOGJA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor