Salat Id Siap Digelar Di Beberapa Titik

HARIAN JOGJA: Muhammadiyah memastikan Idulfitri jatuh pada 20 September, berdasarkan hasil hisab (penghitungan) kalender. Pengurus Muhammadiyah di Jogja sudah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut Lebaran. Salat Id akan digelar di beberapa tempat, misalnya Alun-alun Utara, Alun-alun Selatan, dan kampus UGM.

Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fatah Wibisono mengatakan, hasil hisab itu sudah dicantumkan dalam maklumat PP Muhammadiyah Nomor 06/MLM/I.0/E/2009 tentang Penetapan 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 1 Zulhijah tertanggal 23 Juli 2009. Penetapan berdasarkan sidang hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah di Jogja pada 11 Juni 2009.

”Majelis memedomani hisab hakiki wujudul hilal dan hasilnya 1 Syawal 1430 Hijriah jatuh pada 20 September 2009,” ujarnya.

Sementara, Pemerintah akan menetapkan Idulfitri setelah sidang Isbat pada 19 September nanti. Pemerintah mengharapkan penetapan Lebaran pada 20 September, sama dengan Muhammadiyah.

"Muhammadiyah kan sudah menetapkan 20 September. Kita mudah-mudahan bisa sama tanggal 20. Mudah-mudahan Idulfitri tanggal 20 September," ujar Menteri Agama (Menag) Maftuh Basyuni sebelum rapat paripurna di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (14/9).

Menag memperkirakan, pada 19 September hilal sudah di atas ufuk, yakni 3-5 derajat, sehingga optimistis memperkirakan Lebaran jatuh pada 20 September. "Kita berharap tidak ada mendung atau hujan. Sehingga pada saat pengamatan, hilal tidak terganggu," jelasnya.

Sidang Isbat akan berlangsung pada 19 September pukul 16.30 WIB dengan alat-alat canggih dari Boscha, LIPI dan Depkominfo.

Ketua Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah Chairil Anwar mengatakan beberapa tahun terakhir ini memang ada kecenderungan Lebaran bagi Muhammadiyah dan NU jatuh pada hari yang sama. Ia memperkirakan, tahun ini pun bakal sama pula.

"Semenjak Pak Din Syamsudin memimpin Muhammadiyah dan Pak Hasyim memimpin NU, pelaksanaan Lebaran selalu bersamaan. Konon katanya mereka adalah satu almamater," ungkap dia sambil berkelakar.


Pemerintah menghargai
Pemerintah menghargai keputusan Muhammadiyah yang telah menetapkan Idulfitri pada 20 September. Setiap organisasi massa (Ormas) memiliki hak untuk menentukan hari raya keagamaan sesuai keyakinan dan cara penghitungan masing-masing. ”Itu adalah keputusan internal Muhammadiyah sebagai sebuah Ormas. Berdasarkan hisab atau perhitungan mereka,” ujar Menag.

Pemerintah mengharapkan semua Ormas agama mengikuti sidang Isbat yang akan digelar 19 September. Dalam sidang itu, semua Ormas Islam, termasuk Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, akan diundang dan dilibatkan dalam Dewan Hisab dan Rukyat Departemen Agama.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Amidhan mengakui, ada dua metode penetapan awal bulan, yakni hisab dan rukyat hilal yang hasilnya bisa berbeda.

Hisab hakiki merupakan penghitungan awal bulan dalam tahun Hijriah, yang antara lain menggabungkan ilmu falak dan matematika. Sementara rukyat hilal mengutamakan pengamatan langsung hilal atau bulan sabit pada hari pertama sebagai dasar penetapan awal bulan.(Harian Jogja/Esdras Idialfero Ginting)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor