Batik Mendunia, Pengrajin Kebanjiran Order

BANTUL - Pasca pengakuan Unesco atas batik warisan budaya tak benda, kalangan pengrajin batik di Dusun Wukirsari Imogiri Bantul kebanjiran order. Tak tanggung-tanggung, pemesanan kain batik di sejumlah pengrajin yang ada Wukirsari meningkat hingga 400 persen. Jika biasanya pemesan batik hanya sebanyak 20 potong, dalam tiga bulan terakhir pemesanan mencapai 80 potong.

"Ini berkah bagi kami. Semoga kalangan pegawai yang ada dikantor-kantor pemerintah dan swasta serta pelajar bisa mengenakan batik, sehingga keberadaan pengrajin tetap terus eksis," kata Khibtiyah, Wakil Ketua Kelompok perajin batik Sri Kuncoro Wukirsari, Imogiri Bantul Jumat kemarin.

Menurut Khibtiyah, Batik karya pengrajin batik Wukirsari biasanya dijual Rp 150 ribu hingga Rp 700 ribu, sehingga rata-rata omzet yang diraih kelompoknya mencapai Rp 5 juta per bulan. Namun demikian, Khibtiyah mengeluhkan mahalnya minyak tanah yang digunakan untuk memanaskan malam. harga minyak tanah non subsidi Rp 6.500 per liter. "Keuntungan kami turun 2 persen setelah subsidi minyak tanah dihapus," keluh Khibtiyah.

Deputi Kewirausahaan Pemuda dan Industri Kementerian Pemuda dan Olahraga (Pora) RI, Sudrajat Rasyid mengatakan batik yang sudah diakui Unesco harus dijaga kelestariannya. Karena itu, kementerian Pora menggelar pelatihan fasilitasi dan asistensi inkubasi bisnis untuk kalangan pengrajin batik supaya batik produksi pengrajin dapat dikenal oleh masyarakat luas.

"Selain itu, pelatihan ini untuk mendidik generasi muda supaya dapat menembus pasar dunia. Sehingga batik buatan pengrajin Wikirsari dikenal oleh masyarakat luas melalui website," kata Sudrajat diharapan pengrajin batik Wikirsari dalam acara penutupan pelatihan fasilitasi dan asistensi inkubasi di Balai Desa setempat.

Pelatihan yang digelar selama tiga bulan sejak Agustus-Oktober 2009 tersebut setidaknya diikuti 100 orang terdiri dari 10 kelompok. Selain memberikan pelatihan, Pora juga mencarikan sulosi dari permasalahan yang dihadapi para pengrajin, mulai dari permodalan, manajemen keuangan dan desain batik.

"Kami juga memberikan pelatihan proses produksi yang cepat dan simple, pemasaran yang baik dan legalitas usaha hingga wawasan lingkungan," tambah Sudrajat. (mar)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor