Cuaca Jogja Belum Menentu

HARIAN JOGJA: Masyarakat Jog ja diharapkan waspada terhadap cuaca yang tak tentu saat ini. Perbedaan udara yang ekstrim dapat memicu terjadinya angin kencang. “Kondisi cuaca yang tibatiba panas dan hujan berpotensi menimbulkan angin kencang.

Angin kencang bisa terjadi saat keadaan lembab dan mendung, ataupun saat hujan tiba. Kalau angin kencang terjadi saat hujan tiba, biasanya akan disertai petir, ujar Staf Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofi sika (BMKG) DIY, Wawan Joko Suwandaya, saat dihubungi, kemarin.

Menurutnya, anginkencang tersebut dapat berimbas pada runtuhnya bangunan-bangunan yang kurang kokoh, serta pohon rimbun yang usianya sudah cukup tua. “Meski begitu, tidak perlu khawatir. Jika terdapat pohon- pohon yang yang cukup rimbun, dari sekarang mungkin dapat dipangkas ranting-rantingnya.

Langkah ini, harapannya dapat menghindari tumbangnya pohon,” sarannya. Dia berharap masyarakat dapat mengganti atap rumah yang belum permanen, sehingga saat ada angin kencang, atap-atap tak permanen tersebut tidak melayang dan berhamburan.

“Kewaspadaan perlu ditingkatkan, agar angin kencangtidak membuat kerugian yang besar,” tandasnya. Mengenai keadaan cuaca saat ini, menurutnya, Jogja baru masuk dalam musim peralihan. Bila terjadi hujan sifatnya masih lokal area atau belum menyeluruh DIY.

“Cuaca masih peralihan dan belum stabil. Angin masih dari Selatan atau monsun Australia yang tidak membawa uap air,” katanya. Keadaan bisa berubah menjadi musim penghujan, lanjut dia, bila angin nantinya berhembus dari Utara atau monsun Asia yang sifatnya basah.

Hal itu puncaknya diperkirakan terjadi pada akhir November mendatang. BMKG sendiri membagi musim hujan ke dalam tiga dasarian. Dasarian ketiga terhitung pada 21-31 Oktober. Sedang dasarian pertama dan kedua, masing- masing terjadi pada 1-10 November dan 11-20 November. “Seminggu atau dua minggu depan, masih dalam tahap peralihan,” tuturnya. (Andreas Tri Pamungkas)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor