Idealnya 3-4 Tahun Lagi Sistem SKS Diberlakukan

RADAR JOGJA- Rencana pemerintah pusat untuk mengubah kurikulum SMA dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang sudah berlangsung selama ini, menjadi kurikulum berbasis Satuan Kredit Semester (SKS) tampaknya masih akan memakan waktu lama. Pasalnya, sejumlah sekolah di Jogja menyatakan belum siap menerima sistem baru ini. "Memang sudah ada sosialisasi dari pihak Dikmenti mengenai penerapan sistem SKS ini. Tapi, kami dari pihak sekolah menyatakan belum siap 100 persen. Jadi rasanya pelaksanaannya belum dalam waktu dekat ini," ujar Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 2 (Muha) Jogjakarta H.M. Mahfudz di kantornya kemarin (4/11).

Menurut Mahfudz, banyak hal yang harus dipersiapkan sekolah bila penerapan SKS ini benar-benar dilaksanakan. Antara lain adalah sistemnya harus diperjelas dan membutuhkan kolaborasi yang baik dengan pihak perguruan tinggi.

Dikatakan Mahfudz, sistem SKS ini memang memiliki dampak positif dari segi akademik bagi siswa. Yakni siswa yang cerdas dan berdisiplin tinggi akan bisa lulus dengan cepat. Tanpa harus menunggu 3 tahun, maka dalam waktu 2 tahun saja mereka sudah bisa lulus. "Oleh sebab itu, koordinasi dengan pihak universitas penting. Karena ketika siswa sudah menyelesaikan studinya, apakah perguruan tinggi juga sudah siap mereka. Jadi jangan sampai ketika mereka lulus, tapi perguruan tinggi justru belum membuka penerimaan mahasiswa baru," ungkapnya.

Lebih jauh diterangkannya, kendala utama yang dihadapi sekolah saat ini adalah dalam hal membangun motivasi belajar siswa. Karena secara psikis, mereka masih dianggap belum matang benar. Padahal, jika sistem SKS ini diterapkan, maka dibutuhkan kematangan mental mereka. "Dengan SKS, maka siswa bebas memilih dan menentukan mata pelajaran yang diambilnya tiap semester. Padahal usia mereka masih labil dan masih senang main dengan teman-temannya. Apalagi sekarang internet juga marak. Bila mentalnya tidak siap, bisa-bisa mereka malah jadi lalai belajar. Istilahnya itu, kalau mau belajar harus dioyak-oyak dulu," paparnya. Sehingga perlu ada sinergi antara orang tua dan sekolah untuk membangkitkan semangat belajar mereka.

Hal senada diungkapkan oleh Kabid Pendidikan Menengah Tinggi (Dikmenti) Provinsi DIY Alip Sudardjo kemarin. "Idealnya sistem SKS ini baru bisa dilaksanakan antara 3-4 tahun mendatang. Karena ini-kan mengubah kultur dan sistem pendidikan di SMA. Jadi tidak bisa instant dan terjadi sekarang juga," kata Alip. Selain itu, kendala lainnya adalah kesiapan guru dalam mengajar dan mobilitas sarana prasana sekolah.

Kendati demikian, Alip mengakui bahwa penerapan sistem SKS mempunyai beberapa keunggulan. Antara lain adalah konsentrasi pelajaran sangat tinggi, sehingga dalam prosesnya bisa memberdayakan siswa untuk mandiri. (cw2)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor