8 Kecamatan Endemis DBD

WATES: Delapan wilayah kecamatan di Kabupaten Kulonprogo ditetapkan Dinas Kesehatan Kulonprogo sebagai wilayah endemis demam berdarah dengue (DBD). Kedelapan kecamatan itu adalah Wates, Pengasih, Sentolo, Panjatan, Temon, Kalibawang Lendah, dan Galur Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Budi Ismanto menyatakan, angka penderita demam berdarah dengue (DBD) diprediksi akan terus meningkat.

Hal ini, mengingat puncak curah hujan hingga awal tahun 2010 diperkirakan akan terus terjadi. “Curah hujan yang akhir-akhir ini semakin tinggi, berpotensi menimbulkan wabah DBD,” katanya kepada wartawan di Wates, Selasa (24/11). Selain itu, ancaman mewabahnya DBD di wilayah itu juga dipicu oleh pola hidup masyarakat yang kurang sehat.

Terlebih, di delapan daerah kecamatan yang masuk dalam daerah endemis. Terutama pada kawasan dengan kepadatan penduduk yang tinggi Pengelola Program DBD Eka Budi Wibawa menjelaskan untuk menekan penyebaran dan pengembangbiakan nyamuk aedes aegipty penyebar DBD, pihaknya telah melakukan antisipasi dengan melakukan pengasapan atau fooging di daerah- daerah endemis DBD.

Meski demikian, lanjut Eka, pihaknya berharap masyarakat bisa menjalankan pola hidup sehat dan terus melakukan 3M (mengubur, menutup dan menguras). Hal itu, merupakan salah satu langkah untuk mengantisipasi menyebarnya nyamuk penyebab DBD.

Ia menambahkan sampai November 2009, Dinas Kesehatan Kulonprogo telah mencatat sedikitnya 231 warga Kulonprogo menderita DBD, satu orang diantaranya meninggal dunia akibat keterlambatan memeriksakan diri. Angka tersebut, kata Eka, lebih tinggi dari pada jumlah temuan DBD pada periode yang sama ditahun 2008 yang tercatat sebanyak 157 penderita sampai dengan perhitungan akhir tahun.

Oleh karena itu masyarakat diminta waspada dengan menjaga lingkungan. Eka mengatakan, untuk menekan penyebaran DBD pada 2009, pihaknya telah menyiapkan berbagai program pelatihan tambahan dalam penanganan DBD terhadap kader Puskesmas, dan menerjunkan juru survailance desa (JSD).

Dinas Kesehatan Kulonprogo, terang Eka, terus memantau angka bebas jentik, pengadaan mesin pengasapan dan insektisida, serta melakukan survei kepadatan vector untuk mengetahui kepadatannya pada saat sebelum ada penularan dan sesudah ada penularan.

“Untuk puncak penyakit DBD kita prediksikan akan terjadi pada Januari hingga Februari mendatang. Kami juga berusaha menggerakkan masyarakat untuk melakukan kerja bakti lingkungan dengan memperhatikan juga penyebab merebaknya DBD,” pungkasnya.

Oleh Victor Mahrizal
HARIAN JOGJA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor