Jogja Waspada

HARIAN JOGJA: Kasus pembobolan rekening melalui ATM tak hanya terjadi di Jakarta dan Bali. Di Jogja, kasus serupa juga marak terjadi, dengan modus berbeda. Nasabah bank di Jogja perlu lebih waspada saat bertransaksi melalui ATM. Kepala Bagian Operasional Poltabes Jogja Kompol Parwoto saat ditemui Harian Jogja Kamis (21/1) siang mengatakan pembobolan rekening ATM belakangan semakin meningkat.

Hal tersebut tampak dari jumlah laporan masyarakat kepada polisi. “Di Jogja, kasus pencurian saldo rekening melalui mesin ATM memang mengalami kenaikan, namun caranya berbeda dengan yang ada di Bali dan Jakarta,” papar Parwoto. Dari sejumlah tempat kejadian perkara (TKP), pelaku umumnya memilih ATM yang tidak dilengkapi sistem pengamanan memadai. Diantaranya, tempat sepi dan tak ada petugas security.

Tidak adanya izin maupun kerjasama antara polisi dan bank dalam mendirikan anjungan ATM rupanya menjadi salah satu hal yang menyulitkan polisi. Sementara itu, Kepala SPK II Ipda Agung Firdausi mengatakan laporan warga masyarakat relatif mengalami peningkatan, “Jumlah laporan mengenai kehilangan saldo akibat transaksi ATM ini memang mengalami kenaikan. Menurut laporan yang kami terima, pada Senin lalu juga terjadi laporan kehilangan pada mesin ATM yang terletak di Jetis dengan kerugian mencapai Rp23 juta, modusnya pemasangan call center palsu dan kartu ATM macet, ” imbuhnya.

Sebagai antisipasi, Kompol Parwoto mengatakan dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi dengan Polsek untuk pengamanan. Diantaranya menempel imbauan kewaspadaan terhadap pengumuman undian berhadiah, permohonan transaksi dengan pengatasnamaan pejabat serta segera menghubungi call center resmi jika mengalami masalah sewaktu bertransaksi. Disamping itu pihaknya juga akan meningkatkan patroli terutama pada mesin-mesin ATM. Penggunaan chip Sementara itu, Bank Indonesia (BI) akan menetapkan deadline penggunaan chip dalam kartu ATM.

“Perlu ditetapkan deadline, karena selama ini sifatnya masih hanya imbauan saja,” jelasnya Kabid Perbankan BI Yogyakarta, Juandi Darmoatmodjo saat dijumpai Harian Jogja kemarin, (21/1). Menurutnya penggunaan sistem chip mampu meningkatkan keamanan nasabah. Ia menegaskan selama ini BI juga sudah menetapkan berbagai paket regulasi, misalnya PBI Nomor 11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu.

“Syarat pengajuan pembukaan ATM oleh bank bahkan sangat ketat,” imbuhnya. BI DIY juga telah berkoordinasi dengan bank-bank besar di Jogja (ATM banyak) dan disepakati adanya pengecekan berkala ATM di publik area, patroli sekuriti periodik, sosialisasi kepada pemegang ATM melalui front liner, pemasangan alat penutup di depan keypad. “Kita juga sudah bekerjasama dengan kepolisian setempat, serta peningkatan program know your ATM,” pungkas Juandi.

Sementara itu salah satu sumber di Bank Mandiri Yogyakarta mengatakan, sejak terjadi kasus pembobolan sejumlah rekening di Bali, manajemen pusat telah menginstruksikan untuk memperketat pengawasan ATM di lokasi public area. Menurutnya, pengecekan fi sik akan menjadi prioritas, termasuk keberadaan benda asing semisal skimmer.

“Di DIY ada 130 ATM Mandiri, dimana 105 diantaranya ada di public area, itu yang akan kita jaga,” terangnya sembari menyebutkan jumlah total ATM di DIY sendiri saat ini mencapai 835 ATM dari 36 Kantor Cabang Bank. Peningkatan pengawasan juga dilakukan Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY cabang Sleman. Pemimpin Cabang BPD DIY Cabang Sleman Gamal Kristiyanto mengatakan pengamanan itu terutama dilakukan di 6 unit ATM yakni di ATM kantor cabang sleman, di kantor kas Maguwaharjo, di cabang pembantu (capem) Condongcatur, Capem Godean, Kantor Kas Tlogorejo dan kantor Kas UNY.

“Kami akan mengerahkan petugas dan para tenaga pengamanan untuk meningkatkan kewaspadaan di lokasi sekitar ATM. Sehingga bila terjadi sesuatu yang aneh dan tidak wajar dapat segera terdeteksi,” ujarnya usai beramah tamah dengan wartawan Pemkab Sleman, di Rumah Makan Pringsewu, Kamis (21/1). Sejauh ini, lanjutnya, kondisi perbankan yang berada di kawasan itu cukup aman dan tidak menyebabkan kepanikan para nasabah. Pihaknya juga memperketat pengawasan dan sistem keamanan, untuk menghindari terjadinya tindak kejahatan.

“Pengawasan kami terutama melalui pengawasan CCTV, kami tidak ingin tindak kejahatan pembobolan rekening ini menimpa nasabah di Sleman,” ungkapnya. Korban bertambah Terpisah, korban pembobolan rekening di Bali semakin bertambah. Diduga korban mencapai 200 orang dengan total kerugian Rp2 miliar. “Jumlah total kerugian sekitar Rp 2 miliar dari 150-200 nasabah yang dibobol di Bali,” kata pimpinan Bank Indonesia (BI) Denpasar Jeffrey Kairupang di kantornya, seperti dikutip detikcom, Kamis (21/1).

Jeffrey mengatakan jumlah itu masih belum pasti. Masih perlu klarifi kasi, karena setiap ada laporan pihak bank selalu melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Kasus ini juga sudah ditangani oleh bank yang bersangkutan. “Mungkin saja terkait dengan sistem IT ini, direkam, dicatat dengan alat kemudian datanya ditransfer ke kartu lain melalui internet,” ungkapnya. Menurut Jeffrey, pelaku cukup canggih. Disarankan nasabah untuk selalu mengubah nomor PIN dan tidak menggunakan ATM di tempat yang sama.

Sementara itu, kantor BI Semarang mengeluarkan kiat untuk mengatisipasi pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM), di antaranya dengan memasukkan PIN yang salah saat mengakhiri transaksi. “Yang harus dilakukan saat menarik ATM baiknya diakhiri dengan memasukkan PIN yang salah, sehingga secara otomatis transaksi kita akan dibatalkan. Ini adalah untuk memanipulasi si penipu agar salah mengambil PIN kita,” kata Pengawas Bank Madya Senior Bank Indonesia Semarang, I Ketut Suena di Semarang.

Kiat lain adalah nasabah berhati-hati memasukkan PIN dengan cara menutup akses agar tidak terlihat orang lain, mengganti PIN secara berkala, satu bulan sekali atau tiga bulan sekali. “Jadi jangan sampai, pin tidak berubah sejak kita punya ATM. PIN-nya itu-itu saja dari dulu.”

Modus penggantian call center
- Pelaku mencabut nomor call center resmi yang terpampang di mesin ATM, dan menggantinya dengan nomor pelaku.

- Lubang kartu yang terletak pada mesin ATM diganjal, bertujuan untuk menahan kartu ATM tetap di dalam mesin saat digunakan bertransaksi oleh korban.

- Saat korban panik, menghubungi nomor call center yang sudah terpasang. Pelaku meminta nomor PIN.

- Pelaku menguras saldo rekening.

Modus Gendam
- Pelaku berada didekat ruang mesin ATM.

- Dengan menggunakan kemampuan gendam, pelaku memperdayai korban untuk menyerahkan kartu ATM beserta nomor PIN.

- Pelaku menguras saldo.

(sus/tia/aya/ali)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor