Layanan Belum Memuaskan Tarif Peron Stasiun Naik

RADAR JOGJA-Tahun sudah berganti. Beberapa perubahan mulai dilakukan. Salah satunya terjadi pada PT. Kereta Api Indonesia yang menaikkan tarif peron semua stasiun di Daerah Operasi (Daops) VI. Di dua stasiun Jogja, Tugu dan Lempuyangan semula Rp. 1.500 bakal naik menjadi Rp 2.500. Namun, kenaikan untuk wilayah Daops VI baru berlaku mulai Februari mendatang.

"Kami masih akan mengkaji beberapa layanan yang belum maksimal. Agar, ketika tarif ini naik semua masyarakat yang menggunakan jasa kereta api bisa menerima," kata Drs. Noor Hamidi S, M.Si kepala Daops VI kemarin saat perayaan tahun baru kepada Radar Jogja.

Kenaikan ini dijelaskan Noor, dilakukan atas perintah dari PT KAI Pusat. Demi meningkatkan layanan PT KAI terhadap konsumennya yang kian hari pengguna jasa transportasi kereta api kian bertambah.

Untuk pelaksanaannya sebetulnya dimulai mulai per 1 Januari. Tapi, alasan kesiapan Daops VI membuat mereka menunda kenaikkan tersebut. Pasalnya, beberapa fasilitas masih dalam tahap renovasi. Seperti toilet, tempat tunggu dan televisi. Diperkirakan awal Februari fasilitas-fasilitas tersebut baru siap digunakan.

"Beberapa fasilitas publik masih menjadi catatan penting kami. Seperti toilet masih bayar dan belum memenuhi kenyamanan. Februari setelah pembangunan toilet di Tugu dan Lempuyangan sudah siap, kami segera naikkan tarif peronnya," ujar mantan kepala Humas PT Kereta Api ini.

Khusus untuk toilet di Daops VI nantinya, akan meniru toilet seperti di mall-mall. Bersih, nyaman bagi pengguna, dan tidak dipungut biaya. "Saat ini di Stasiun Tugu sedang kami bangun vasum (toilet, Red) yang baru," jelasnya.

Bagi beberapa penumpang di Stasiun Tugu yang ditemui Radar Jogja mengaku kenaikkan tersebut harus ditunjang dengan peningkatan layanan konsumen. Minimnya fasilitas bagi penunggu menjadi keluhan mereka akan layanan Daops VI.

"Sekarang kalau nunggu kereta api di Tugu sih sudah lumayan bagus. Tapi, untuk yang di Lempuyangan beberapa fasilitasnya masih sangat kurang. Contohnya, Kamar mandi, tempat sholat jauh dari kursi untuk menunggu," lontar Suwartini salah seorang penumpang langganan Lodaya.

Namun, beberapa penumpang lainnya bukan mengeluhkan masalah layanan tersebut. Mereka berharap kedatangan kereta tepat waktu." Kalau saya lebih baik kereta datangnya tepat waktu. Jadi, penumpang dan pengantar pun tidak terlalu lama menunggu. Juga tidak mudah bosan hanya duduk-duduk," lanjut Yuda Angga.

Mengenai keluhan tersebut, Noor mengaku pihaknya belum bisa berbuat banyak. Ketepatan waktu ditambahkannya, berkaitan dengan teknis di lapangan." Kalau sekarang mundur jam kedatangan saya rasa tidak seperti sebelum ada rel ganda. Sekarang setelah ada rel ganda ini paling molor tak lebih dari 15 menit," ungkapnya. (eri)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor