Pembobol ATM masuk Jogja

HARIAN JOGJA: Kasus pembobolan dana nasabah bank via anjungan tunai mandiri (ATM) seperti yang terjadi di Bali dan Jakarta, mulai merambah Jogja. Senin (25/1) siang, seorang nasabah bank mengadu ke Poltabes Jogja terkait hilangnya dana di rekening miliknya.

Tindak pencurian melaluiATM tersebut dialami oleh korban Wahyu Ratnaningsih (53) warga Suryodiningratan, Mantrijeron, Jogja. Menurut laporannya kepada polisi, ATM BNI miliknya diberikan kepada puteranya Wahyu Adi Putranta (22). Adi yang menjadi saksi dalam laporan itu mengatakan, dia kehilangan saldo yang tersimpan dalam rekeningnya sebanyak Rp3,5 juta. Menurut dia, hilangnya dana tersebut diketahui dari hasil print out saat dia menabung.

Berdasarkan bukti print out, saldo terkirim kepada nomor rekening 178836010 atas nama Servia Andriana. “Saya tahu melalui hasil print out saat saya menabung di BNI. Tiba-tiba uang saya berkurang dan tertransfer ke nomor rekening Servia, namun saya merasa tidak pernah melakukan transfer tersebut,” papar Wahyu, saat melapor, kemarin. Kasat Reskrim Poltabes Jogja, Kompol Saiful Anwar, membenarkan adanya laporan itu.

Menurut Saiful, dengan munculnya kasus itu, masyarakat, terutama nasabah bank yang memiliki kartu ATM, perlu meningkatkan kewaspadaan. Sejauh ini, imbuh Saiful yang didampingi oleh Wakasat Reskrim Poltabes Jogja, AKP Sudarsono, telah melakukan berbagai langkah antisipasi serta pengamanan. Saiful mengatakan, selama 2009, pihaknya telah menangani kasus terkait dengan masalah ATM.

“Sekurangnya terdapat 41 kasus, baik yang ditangani oleh Polsek di seluruh Kota Jogja dan Poltabes Jogja sendiri,” terang Saiful. Dia menambahkan, sejauh pengamatannya modus yang digunakan oleh pelaku di Kota Jogja cenderung menggunakan odus konvensional. Dia menerangkan, jika modus canggih dengan pemasangan alat pengintai seperti yang digunakan oleh pelaku di Bali dan Jakarta belum ditemuinya.

Upaya pengamanan Secara terpisah, Kepala Bidang Operasional Bank BNI Jogja, Eko Hartanto, saat dihubungi Harian Jogja mengatakan, pihaknya belum menerima laporan langsung terkait dengan peristiwa tersebut. Sesuai pengamatannya, tindak kejahatan yang ada di Jogja saat ini masih terbilang konvensional. Yakni dengan menggunakan cara-cara lama dan tidak menggunakan modus canggih seperti yang ditemukan di Bali dan Jakarta. Kendati telah melakukan berbagai upaya pengamanan, pihaknya tak menampik jika tindak kejahatan pembobolan ATM dengan cara canggih akan terjadi di Jogja.

Ditambahkan oleh Kepala Seksi pengelola ATM Bank BNI Jogja, Bagus Pribadi, pengamanan pada mesin ATM semakin giat dilakukannya. “Pemeriksaan pada mesin ATM bank kami minimal dua kali dalam satu hari,” katanya. Senada, Polda DIY hingga saat ini mengaku belum menerima laporan terkait pembobolan ATM dengan modus menggunakan skimmer seperti yang terjadi di Bali.

Kabid Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti di Mapolda DIY, Senin (25/1), mengatakan, dari laporan tindak pidana ATM, kebanyakan dengan modus pencurian dengan pemberatan. “Polda DIY belum menerima laporan pembobolan ATM seperti yang terjadi di Bali. Pada 2009 memang ada kasus pembobolan ATM, tapi dengan cara mencongkel mesin ATM,” jelas AKBP Anny Pudjiastuti.

Korban bertambah
Sedangkan di Jakarta, kasus pembobolan ATM terus berlanjut setelah 4 orang nasabah Bank Mandiri melapor ke Polda Metro Jaya. Mereka mengaku korban aksi pembobolan rekening lewat praktik skimming. Tapi pihak Bank Mandiri membantahnya.

Hingga kini, polri telah berhasil menangkap 13 pelaku terkait pembobolan ATM bank. Pelaku ditangkap di sejumlah wilayah Indonesia seperti Kalimantan, Jakarta, dan Bali. Ketua Umum Himpunan Bank-Bank Umum Milik Negara (Himbara) Agus Martowardojo mengatakan, kasus pembobolan dana nasabah melalui ATM bisa ditumpangi pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga menyebabkan masalah berkepanjangan. “Kepercayaan bisa jatuh.

Ini mendesak agar cepat diselesaikan oleh BI. Ini sudah termasuk darurat pimpinan tinggi harus turun [menyelesaikan masalah ini],” ujarnya dalam Dialog Perbankan Nasional 2010 di Jakarta. Ketua Umum Perhimpunan Bank-bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono menyampaikan beberapa kejadian, seperti pembobolan dana sudah terjadi sejak satu tahun lalu. Namun, sambungnya, hasil pencurian data ATM itu baru dipakai sekarang.(aya/aan/JIBI)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor