Perbankan Tingkatkan Pengamanan

Di Gunungkidul Para Nasabah Ramai-ramai ke ATM
KULONPROGO - Menyusul kejahatan perbankan melalui anjungan tunai mandiri (ATM) di enam bank yang ada di Bali dan Jakarta, membuat dunia perbankan di Kulonprogo siaga. Sistem keamanan diberlakukan, mulai dari pemasangan kamera close circuit television (CCTV), hingga pemberlakuan penjagaan oleh Satpam selama 24 jam di beberapa ATM.

Supervisi Pelayanan Intern Bank BRI Cabang Wates Kulonprogo Suyoto mengatakan, untuk meningkatkan keamanan di 8 ATM yang tersebar di beberapa kecamatan, pihaknya menempatkan petugas Satpam yang berjaga selama 24 jam penuh.

Selain sebagai penjaga keamanan, Satpam juga memiliki tugas untuk melayani nasabah yang kesulitan dalam menggunakan ATM. "Satpam kami sudah mendapatkan pelatihan khusus. Sehingga, selain mengamankan, mereka juga melayani nasabah," ujarnya.

Mereka juga berhak menanyakan nasabah yang lebih dari lima menit tidak keluar dari ATM atau nasabah yang dianggap mencurigakan. "Tahun ini kami rencanakan untuk memasang kamera di dalam ATM," tandasnya saat ditemui di kantornya yang terletak di Karangnongko, Wates, Kulonprogo.

Suyoto mengakui, dengan adanya tindak kejahatan di ATM yang terjadi di bali dan Jakarta sempat membuat nasabahnya resah. Bahkan tidak sedikit nasabah yang menanyakan kejelasan sistem keamanan perbankan.

Kendati begitu, tidak mempengaruhi jumlah frekuensi penarikan uang. Rata-rata transaksi yang terjadi sekitar Rp 500 juta per hari. Menurutnya, untuk menjaga keamanan ini juga diperlukan dukungan dari nasabah sendiri. Semisal dengan menyimpan rapat-rapat kerahasian nomor sandi atau PIN milik nasabah. "Kuncinya adalah nomor PIN, karena itu kami imbau kepada semua nasabah untuk hati-hati dan menjaga kerahasian nomor PIN yang mereka miliki," terangnya.

Peningkatan keamanan juga terjadi di Bank Mandiri Kulonprogo. Menurut Branch Manajer Bank Mandiri Kulonprogo Sumardi Darma Saputra, pengamanan sudah dilakukan jauh-jauh sebelum kasus pembobola melalui ATM di Bali dan Jakarta itu.

"Kami sudah melakukan persiapan dengan memasang berbagai alat. Selain pemasangan kamera CCTV, kami juga memasang mesin scanning," katanya.

Namun atas kasus di bali dan Jakarta itu, kini pihaknya menambahkan petugas keamanan, baik dari internal bank maupun melalui kerja sama dengan kepolisian. "Yang pasti, kami meingkatkan kewaspadaan. Pengamanan ketat kami lakukan sesuai dengan standar operasional yang ada," katanya.

Sementara itu dari Gunungkidul dilaporkan, sejak jumat (22/1) kemarin, sejumlah nasabah perbankan berbondong-bondong ke ATM untuk sekadar cek saldo atau ganti PIN. Beberapa outlet ATM di kompleks Pasar Argosari Wonosari menjadi ramai.

Rosyid Effendi, 29, warga Trimulya Wonosari mengaku sempat tidak percaya dengan berita yang ditayangkan di televisi, tentang bobolnya ATM di Bali dan Jakarta. Namun, ia ikut khawatir setelah beberapa rekan kerjanya menghubungi costumer service bank tempat ia menabung dan tidak ada jawaban yang memuaskan. "Akhirnya, saya ikut ketakutan kalau-kalau kejadian itu ikut menimpa saya," ujarnya. Meski demikian, ia masih menganggap kasus di Bali bersifat kasuistik. (ila/hsa)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor