Tahun 2014, Warga Bantul Miliki Premi Kesehatan
BANTUL (KRjogja.com) - Warga Kabupaten Bantul direncanakan pada tahun 2014 memiliki premi kesehatan. Premi tersebut kesehatan yang diberikan tersebut sebesar Rp 5.000 per warga untuk tiap bulan.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr Siti Noor Zaenab, premi ini diusahakan karena dari sekitar 930.955 penduduk Bantul, hanya ada 411.364 jiwa atau sekitar 45 persen yang memiliki jaminan kesehatan. "Dengan adanya premi ini, maka masyarakat yang berobat tidak perlu lagi membayar," terang Siti di ruang kerjanya, Selasa (5/1).
Diungkapkannya, untuk keperluan anggaran premi ini, setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp 33 miliar. Untuk dapat memenuhinya, maka dinas terkait akan melakukannya secara bertahap. Untuk tahun 2010, setidaknya akan mengupayakan dana anggaran sebesar Rp 8 miliar.
Perhitungan ini, tambah Siti, berdasar pada jumlah warga yang membutuhkan layanan kesehatan, yakni sebanyak 133.000 jiwa. Lebih lanjut dikatakan Siti, kesadaran masyarakat untuk melakukan asuransi kesehatan sangat rendah. "Hanya PNS dan pekerja yang memiliki asuransi kesehatan dengan cara potong gaji," ungkapnya.
Selain diberikan untuk keluarga miskin, tambahnya, nantinya premi juga diarahkan untuk tim SAR, relawan PMI, dan Program Keluarga Harapan. (*-7)
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr Siti Noor Zaenab, premi ini diusahakan karena dari sekitar 930.955 penduduk Bantul, hanya ada 411.364 jiwa atau sekitar 45 persen yang memiliki jaminan kesehatan. "Dengan adanya premi ini, maka masyarakat yang berobat tidak perlu lagi membayar," terang Siti di ruang kerjanya, Selasa (5/1).
Diungkapkannya, untuk keperluan anggaran premi ini, setidaknya dibutuhkan dana sekitar Rp 33 miliar. Untuk dapat memenuhinya, maka dinas terkait akan melakukannya secara bertahap. Untuk tahun 2010, setidaknya akan mengupayakan dana anggaran sebesar Rp 8 miliar.
Perhitungan ini, tambah Siti, berdasar pada jumlah warga yang membutuhkan layanan kesehatan, yakni sebanyak 133.000 jiwa. Lebih lanjut dikatakan Siti, kesadaran masyarakat untuk melakukan asuransi kesehatan sangat rendah. "Hanya PNS dan pekerja yang memiliki asuransi kesehatan dengan cara potong gaji," ungkapnya.
Selain diberikan untuk keluarga miskin, tambahnya, nantinya premi juga diarahkan untuk tim SAR, relawan PMI, dan Program Keluarga Harapan. (*-7)
Komentar
Posting Komentar