Demo Kepsek Siswa SMP Muhammadiyah 10 Tinggalkan Pelajaran

RADAR JOGJA-Pelajaran demokrasi ternyata benar-benar telah menjadi ideologi bangsa ini. Tak hanya, kalangan dewasa, remaja pun tampaknya sudah paham betul dengan apa yang menjadi ideologi orang tua mereka. Seperti yang terjadi di SMP Muhammadiyah 10, Sagan, Jogja. Puluhan siswa kelas 9 enggan menerima pelajaran. Mereka melakukan demonstrasi menolak kepala sekolah (kepsek)nya, Endra Widyarso, Jumat (5/2).

Para siswa beralasan, Kepseknya melakukan kebijakan yang sangat ketat. Pelanggaran yang mereka anggap kecil, langsung mendapatkan hukuman berat."Teman kami sudah ada tiga orang yang dikeluarkan dari sekolah," tuturnya salah seorang siswa.

Mengenai hal ini, Guru Bimbingan dan Konseling (BK), Titik Surati mengakui, murid-muridnya tidak menerima tiga temannya dikeluarkan dari sekolah dan seorang gurunya dalam kurun waktu tiga bulan ini. "Memang ada siswa yang dikeluarkan, karena masalah minuman keras dan HP yang mengandung pornografi," ujarnya.

Unjuk rasa ini, tambahnya, sudah dilakukan untuk yang kedua kalinya, setelah kemarin (Kamis, 4/2). Anak didik yang sedianya belajar mempersiapkan diri untuk menempuh Ujian Nasional (UN), malah melakuikan demo. Mereka mogok belajar. Kegiatan belajar mengajar pun dihentikan sejak Kamis kemarin.

Mengenai penolakan siswa dan beberapa guru, Kepsek Endra Widyarsono, menampik, jika dirinya bertindak otoriter. Selama dirinya menjabat 3 bulan sebagai kepala sekolah baru, hanya mencoba menerapkan kedisiplinan.

"Yang saya lakukan hanya menerapkan aturan sesuai peraturan Wali Kota (perwal).Semua sudah sesuai dengan prosedur," kilahnya.

Ia menjelaskan, tindakan mengeluarkan tiga siswa tersebut disebabkan, siswanya sudah melampau batas."Mereka tidak hanya sekali saja melakukan pelanggaran. Beberapa kali sudah saya lakukan peringatan, tetapi tetap saja tidak berubah. Mereka masih saja melakukan perkelahian massal, mencuri, atau pornografi. Ya terpaksa saya kembalikan ke orangtua," akunya.

Mengenai masalah guru yang dikeluarkan, hal tersebut juga berdasarkan pertimbangan yang sudah sangat lama. Ia melihat sikap dan tindakan sang guru ekstrakurikuler tari tersebut tak mencerminkan seorang guru."Dia tidak bisa bertanggungjawab terhadap muridnya yang ia didik. Bukannya ingin membeberkan aib seseorang, tapi kenyataannya, kejujuran dan tanggung jawabnya tidak ada sama sekali. Apa itu pantas menjadi guru," lontarnya.

Aksi demonstrasi pelajar SMP ini, berlangsung sejak bel tanda masuk sekolah berbunyi. Seluruh siswa tidak masuk ke kelas. Mereka lebih memilih keluar masuk sekolah sambil mblayer-mblayer. Setiap melihat guru dan Kepseknya, mereka mengacungkan jari tengah.

Aksi mereka sempat terhenti ketika dua orang polisi melakukan pendekatan. Namun, sampai dengan siang, akhirnya satu mobil patrol Polisi dari Polsek Gondokusuman mengamankan sekolah tersebut. Untuk membubarkan demonstrasi. Siswa pun sebagian pulang dan sebagian ada yang masih tinggal di sekitar lingkungan sekolah. (eri)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir