JK Minta Warga Muhammadiyah Berwirausaha
HARIAN JOGJA: Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla meminta warga Muhammadiyah mulai berwirausaha. Kesuksesan di bidang usaha itu akan mendorong kemajuan organisasi Muhammadiyah.
"Umat yang harus berusaha, sedangkan organisasi mendorong (mendapat modal)," kata Jusuf Kalla saat seminar pra-muktamar satu abad muhammadiyah, di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (6/2).
Merintis usaha, menurut Kalla tidak harus dalam bentuk usaha besar. Bahkan memulai usaha lebih baik dari sektor yang kecil, seperti usaha makanan dan energi.
Perihal kesulitan modal, dia menyarankan organisasi Muhammadiyah menggandeng perbankan untuk mendapat kredit usaha. Terlebih saat ini ada program kredit mikro dengan nilai hingga Rp25 juta. "Organisasi (Muhammadiyah) bisa mengusahakan itu," tegasnya.
Kalla berpendapat, berwirausaha merupakan sunnah nabi Muhammad. Bahkan Khotijah istri Nabi Muhammad, juga Abu Bakar sahabatnya adalah pedagang.
Din Syamsudin ketua umum Muhammadiyah menegaskan program ekonomi menjadi salah satu fokus pengembangan Muhammadiyah saat memasuki usia dua abad.
"Tanpa ekonomi tidak akan bisa dakwah secara maksimal," tegas Din Syamsudin.(Harian Jogja/Miftahul Ulum)
"Umat yang harus berusaha, sedangkan organisasi mendorong (mendapat modal)," kata Jusuf Kalla saat seminar pra-muktamar satu abad muhammadiyah, di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Sabtu (6/2).
Merintis usaha, menurut Kalla tidak harus dalam bentuk usaha besar. Bahkan memulai usaha lebih baik dari sektor yang kecil, seperti usaha makanan dan energi.
Perihal kesulitan modal, dia menyarankan organisasi Muhammadiyah menggandeng perbankan untuk mendapat kredit usaha. Terlebih saat ini ada program kredit mikro dengan nilai hingga Rp25 juta. "Organisasi (Muhammadiyah) bisa mengusahakan itu," tegasnya.
Kalla berpendapat, berwirausaha merupakan sunnah nabi Muhammad. Bahkan Khotijah istri Nabi Muhammad, juga Abu Bakar sahabatnya adalah pedagang.
Din Syamsudin ketua umum Muhammadiyah menegaskan program ekonomi menjadi salah satu fokus pengembangan Muhammadiyah saat memasuki usia dua abad.
"Tanpa ekonomi tidak akan bisa dakwah secara maksimal," tegas Din Syamsudin.(Harian Jogja/Miftahul Ulum)
Komentar
Posting Komentar