Warga Keluhkan Kualitas Beras Operasi Pasar

RADAR JOGJA-Operasi pasar beras yang dilakukan Perum Bulog di Jogja, dikeluhkan warga. Mereka kecewa dengan beras yang dijual ini tak sesuai dengan keinginan mereka. Mereka menganggap beras tersebut, berwarna kuning, berbau apek, dan kondisinya sudah tak seperti beras layak konsumsi. Sargiyo warga Bausasran Kecamatan Gondokusuman yang datang ke lokasi mengaku kecewa. Lantaran terjadi perbedaan antara beras yang diperlihatkan untuk contoh dengan yang dibagi. Padahal rencananya dia akan membeli dua karung beras tersebut untuk persediaan dapurnya.

"Ini sama saja dengan beras raskin yang ada dipasar,biasanya kualitas beras raskin dijual antara Rp 5.000 hingga Rp 5.500 perkilonya. Kalau kualitasnya seperti ini malah justru lebih mahal dari pada harga pasaran. Harganya Rp 300 hingga Rp 500 namun nasinya enak dan sehat daripada murah namun malah kualitasnya buruk malah bikin sakit,” jelasnya.

Senada dengan Sargiyo, dua warga lainnya, Watik dan Yatminah yang sudah mendaftar akhirnya mengurungkan niat. Saat mengetahui kondisi beras buruk. "Kalau saya beli di pasar malah justru lebih murah kualitas begini,ini seperti beras raskin" ujarnya sambil menunjukkan beras.
Antrian panjang yang mereka lakukan, dijelaskannya tidak sebanding dengan hasilnya.

Mereka tak menduga jika beras yang dijual kepada mereka tak berkualitas.”Masak berasnya yang dijual untuk kami sudah lama. Daripada berbahaya lebih baik tidak saja,” imbuh, Yatminah.
Operasi pasar digelar Perum Bulog untuk menstabilkan harga di pasaran. Operasi dimulai dari Wirobrajan, Danurejan, dan berakhir di Pakualaman. Tiap kecamatan dialokasikan beras 2 sampai 2,5 ton, sesuai permintaan kecamatan. Bulog menjual harga beras ini Rp 5.630 perkilogramnya.

Sebelumnya warga ketika beras untuk contoh diperlihatkan, mereka antusias mendaftarkan diri untuk membeli. Namun, melihat saat sak karung beras yang ada, mereka mulai mengurungkan niat. Karena, kualitas beras yang tak sesuai dengan keinginannya.
Staf Bimbingan Usaha Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Kota Jogja, Pardi yang juga turun ke lokasi mengaku tak mengetahui kualitas beras tersebut.”Kami hanya memantau saja. Berasnya seluruhnya didatangkan dari Perum Bulog,” ujarnya.

Mengenai keluhan masyarakat Danurejan ini, ia menampik jika hal tersebut disebabkan tanpa pengawasan sebelumnya.”Untuk beras di luar kewenangan kami. Itu sudah menjadi ranahnya Bulog,” tandasnya.
Padahal sebelumnya, di Kecamatan Danurejan hanya mendapatkan jatah 2 ton beras. Namun saat melihat antusias warganya, Camat Danurejan meminta menambah stok menjadi 3 ton.(eri)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor