Hama Tikus Serang Padi

MOYUDAN: Panen perdana yang diadakan oleh Gapoktan Sumberrahyu Moyudan merugi karena banyak padi yang akan dipanen diserang hama tikus dan sundep.

Paijan, Ketua Kelompok Tani Giat Makarti mengeluhkan banyaknya hama yang menyerang tanaman padi, sebulan sebelum masa panen itu tiba. Dari luas lahan 17 hektare, sejumlah 6 hektare lahannya terserang hama tikus dan sundep. Sehingga untuk panen perdana tahun ini tidak maksimal. Menurut dia, untuk 1 hektare lahan itu menghasilkan 9,3 ton, sehingga tahun ini hanya menghasilkan 154 ton, namun karena terserang hama hasil panennya berkurang 10% dari jumlah tersebut.

“Petani mengeluh karena adanya serangan hama, menjelang panen, sehingga kami banyak yang rugi,” kata Paijan yang memiliki anggota 79 petani ini di sela-sela panen perdana di Dusun Goser, Desa Sumberrahayu, Moyudan, Senin (22/3).

Menurut dia, yang perlu dibantu saat ini adalah petani bisa diberikan edukasi untuk mengatasi hama tikus dan sundep itu. Sehingga ketika panen, hasil yang diperoleh bisa maksimal. Selama ini, Poktan Giat Makarti telah mendapat bantuan benih dari Dispertanhut Sleman sebanyak 425 kg, untuk lahan 17 hektare itu.

“Kalau bisa kami juga dapat diberikan bantuan pelatihan cara mengatasi hama, agar petani tidak banyak yang rugi,” pintanya.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumberrahayu, Moyudan Sumardi mengatakan panen perdana yang dialami oleh anggota Gapoktan memang mengecewakan, meski tidak sepenuhnya tapi yang jelas, hasilnya menyusut sekitar 10%.

Menurut dia problem serangan hama itu memang terjadi tiap tahun. “Bagi petani yang belum panen saya harap bisa panen tahun ini dengan baik dan hasilnya maksimal,” harapnya.

Lahan yang dimiliki Gapoktan seluas 300 hektare yang terdiri dari tanaman pangan berupa padi. Setiap 1 hektare lahan difasilitasi Laboratorium Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu. Gapoktan ini beranggotakan 15 kelompok tani, dan yang sudah mendapat LLPTT sebanyak 13 kelompok. Selama ini Gapoktan memperoleh bantuan pembuatan saluran irigasi teknis dari PNPM Sumberrahayu sebesar 500 meter, dari JITUT sebesar 500 meter, dan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (DPUP) sebesar 600 meter. “Fasilitas itu sudah bisa digunakan sehinngga pada saat musim kemarau sudah tidak ada kendala soal air,” ungkap Sumardi.

Plt Bupati Sleman Sri Purnomo yang berkesempatan hadir dalam panen perdana itu mengatakan, agar petani serempak menanam padi. “Saya harap setiap petani bisa serempak menanam padi, kalau waktunya tabur benih semua tabur benih, dan kalau saatnya panen semua juga harus memanen, sehingga petani tidak dirugikan,” jelasnya.

Mengenai pupuk, dikatakan Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Sleman, Slamet Riyadi Martoyo, petani sebaiknya bisa menggunakan pemakaian pupuk secara berimbang, maksudnya pupuk yang digunakan itu bukan hanya pupuk kimia melainkan juga pupuk organik saja. Menurutnya jika penggunaannya berimbang maka hasil panen pun akan bisa memuaskan.

Oleh Theresia T. Andayani
HARIAN JOGJA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir