Pilkada GK 2010 : Pengrajin Berharap Pilkada Tak Ganggu Omzet

GUNUNGKIDUL - Perajin topeng kayu di wilayah Patuk Gunungkidul khawatir gelaran Pilkada nanti akan mengurangi omzet penjualan produk mereka. Ini berkaca pada pemilu legislatif dan pilpres lalu dimana omzet menurun hingga 20 persen. Biasanya, pembeli di pasar internasional mengurangi atau membatalkan pemesanan produk kerajinan karena khawatir terhadap tidak stabilnya kondisi politik selama berlangsungnya proses pemilu.

Pada setahun yang lalu pada saat pemilu legislatif, menurut salah satu perajin topeng kayu menurut Masupri (26), terjadi sejak satu bulan sebelum hari pemungutan suara. Namun ia percaya atmosfer pilkada dengan pemilu legislatif dan pilpres sangat berbeda. "Kalau pilkada skalanya daerah. Semoga saja kondisi pada pileg dan pilpres lalu tidak terulang pada pilkada nanti," ujarnya.

Menurut Masupri, salah satu pengrajin Bobung, menjelaskan, satu topeng bisa diperoleh keuntungan bersih hingga 5 ribu. "Biasanya dalam satu paket pesanan, bisa hingga 500 keping," ujar dia. Sama dengan pengrajin lainnya, Masupri memasarkannya hingga keluar negeri. "Kebanyakan ke Kanada, Amerika, dan Eropa," lanjutnya. Ia memproduksi topeng kayu dibantu istrinya dan sepuluh orang pekerja yang merupakan tetangganya. Namun tidak seorangpun yang terlihat bekerja di rumah Masupri saat itu. "Mereka mengerjakan kerajinan dirumah masing-masing, baru setelah selesai dibawa kesini," jelasnya.

Rata-rata omzet perajin di Dusun Bobung adalah sebesar Rp 180 juta per bulan. Dusun tersebut memiliki 245 perajin yang jumlahnya cenderung stagnan dari tahun ke tahun. Pembeli dari luar negeri tidak percaya terhadap kondisi stabilitas keamanan dan politik di Indonesia.

Menurut Masupri, para pengrajin masih kesulitan untuk mengatasi penurunan omzet. Ini karena belum ada strategi yang mampu ditemukan oleh pengrajin untuk menyiasati kondisi itu. Sebagian besar pangsa pasar dari kerajinan topeng kayu Gunungkidul adalah pasar internasional. Sebagian lagi hanyalah membantu memenuhi stok dari pengusaha besar kerajinan yang ada di Kabupaten Bantul. (hsa)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor