Kota Dapat Bantuan Rp 1 Miliar

Untuk Penanggulangan Perubahan Iklim
RADAR JOGJA - Masalah iklim di Kota Jogja yang menimbulkan berbagai bencana ternyata menarik minat dari Bank Dunia. Mereka berencana akan mengucurkan dana hibar 100 ribu USD atau sekitar Rp 1 miliar untuk masyarakat miskin di Kota Jogja menghadapi perubahan iklim.

"Bantuan tersebut diberikan kepada kami untuk membantu masyarakat miskin menghadapi perubahan iklim yang menimbulkan bencana seperti kekeringan dan banjir," lontar Kabid Penelitian dan Pengembangan Badan Perencananan Pembangunan (Bappeda) Kota Jogja, Danang Subagyono, Selasa (6/4), di ruang kerjanya.

Dana hibah tersebut, menurut Danang hanya diberikan kepada Jogja saja di Indonesia. "Jogja merupakan satu-satunya proposalnya yang mendapatkan respon dengan baik dari Bank Dunia," tutur Danang.

Dalam mencairkan dana hibah tersebut, Bappeda sesuai dengan ketentuan dari Bank Dunia harus menggandeng lembaga swadaya masyarakat (LSM). "Kami melibatkan 7 LSM dan tiga Perguruan tinggi di DIJ yaitu UGM, UII dan UMY bersama masyarakat Jogja lainnya," imbuhnya.

Dalam pengucuran dana tersebut nantinya, akan sepenuhnya akan diberikan kepada rekening di UGM yang sudah memperoleh kepercayaan dari World Bank tersebut. Setelah itu, baru dibagikan ke LSM lainnya dan masyarakat miskin di Kota Jogja.

Program yang menjadi agenda dunia tersebut, kata dia, sepenuhnya dijalankan masyarakat. Pemkot hanya bertindak sebagai fasilitator saja. program ini dijalankan selama tiga bulan dan telah diawali sejak 29 Maret 2010 lalu. Pemkot juga telah meminta World Bank menjalankan program itu selama lima tahap dimana setiap tahap berlangsung selama tiga bulan. "Agar hasilnya maksimal di satu daerah baru pindah ke daerah lainnya," tandasnya.

Dalam program ini nantinya, sanitasi saluran air limbah dan genangan air yang sering menjadi penyebab dari berkembangnya penyakit bakal menjadi fokus perhatian utama. Untuk program ini World Bank menunjuk telah menunjuk dua kelurahan di Kota Jogja sebagai daerah percontohan. Kedua kelurahan tersebut yaitu Prawirodirjan, Gedongtengen dan Pringgokusuman, Gondomanan. Kedua kelurahan tersebut terpilih disebabkan kriteria keadaan demografis kemiskinannya tertinggi di kelurahan lain di Kota Jogja.

"Tingkat ekonomi juga berpengaruh pada pemahaman dan pengadaan sarana serta prasarana untuk menghadapi perubahan iklim," tambah Danang.

Adanya kucuran dana hibah untuk membantu upaya penanganan perubahan iklim ini mendapatkan sambutan positif dari Badan Lingkungan Hidup (BLH). Kepala BLH Kota Jogja, Ir Suyono mengatakan terlibatnya masyarakat mengatasi perubahan iklim akan sangat membantu pencegahan terjadi bencana yang lebih besar.

Pihaknya pun telah bersiap dengan mengkondisikan masyarakat miskin di Kota Jogja menjalankan program climate Resiliante cities (CRC) Bank Dunia itu. "Kami akan mengusahakan seluruh masyarakat dan stake holders yang ada di Kota Jogja siap menjalankan program tersebut," ungkapnya. (eri)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor