Pedagang Pasar Balangan Resah
HARIAN JOGJA - MINGGIR: Pedagang Pasar Balangan resah dengan adanya rencana pendirian minimarket berjaringan di Dusun Balangan, Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir. Pedagang yang tergabung dalam Paguyuban Pasar Balangan itu mengadu ke Dewan untuk memperjuangkan aspirasi mereka.
Setelah menerima aduan, Kamis (22/4), Komisi B DPRD Sleman menanggapi dengan mengadakan temu pedagang di Pasar Balangan. Sekitar 50 pedagang yang merupakan perwakilan itu curhatkarena apabila minimarket itu jadi berdiri maka akan mengancam eksistensi para pedagang pasar tersebut.
“Komoditas yang dijual di minimarket itu jauh lebih murah dari barang dagangan kami, karena mereka membelinya dengan sistem ritel,” ungkap salah seorang pedagang yang namanya tak mau disebut. Pedagang juga mengeluh karena kondisi pasar tak begitu ramai, kecuali hari pasaran seperti wage dan legi.
Sehingga kehadiran minimarket berjaringan itu membuat pedagang terancam gulung tikar. “Jelas warga sekitar sini memilih minimarket karena harganya yang jauh lebih murah,” timpalnya. Wakil Ketua Komisi B Haris Sugiharta, Sekretaris Farchan Hariem dan Anggota Ida Suryanti akan menindaklanjuti pertemuan tersebut.
Haris mengungkapkan poin penting dari pertemuan itu, pertama minimarket yang akan dibangun itu jaraknya berdekatan dengan Pasar Balangan. Sehingga warga resah, karena akan menyebabkan persaingan harga yang bisa menurunkan jumlah pendapatan mereka.
Farchan Hariem menambahkan, pengelola minimarket belum memiliki izin. Pasalnya, minimarket jejaring itu belum mengantongi persyaratan seperti IPT (Izin pemanfaatan tanah), IMB (Izin mendirikan bangunan), dan SIUP (Surat izin usaha dan perdagangan).
Pengelola hanya memiliki izin HO (ganguan usaha). Kepala Desa Sendangrejo Waldjono mengatakan memang untuk perbup masih disusun, tapi pihaknya sebisa mungkin akan mulai menerapkan aturan itu.
Salah satunya adalah aturan soal jarak minimarket yang harus 500 meter dari pasar tradisional. Karena dalam kasus ini jarak antara Pasar Balangan dan lokasi minimarket itu hanya 60 meter.(tia)
Setelah menerima aduan, Kamis (22/4), Komisi B DPRD Sleman menanggapi dengan mengadakan temu pedagang di Pasar Balangan. Sekitar 50 pedagang yang merupakan perwakilan itu curhatkarena apabila minimarket itu jadi berdiri maka akan mengancam eksistensi para pedagang pasar tersebut.
“Komoditas yang dijual di minimarket itu jauh lebih murah dari barang dagangan kami, karena mereka membelinya dengan sistem ritel,” ungkap salah seorang pedagang yang namanya tak mau disebut. Pedagang juga mengeluh karena kondisi pasar tak begitu ramai, kecuali hari pasaran seperti wage dan legi.
Sehingga kehadiran minimarket berjaringan itu membuat pedagang terancam gulung tikar. “Jelas warga sekitar sini memilih minimarket karena harganya yang jauh lebih murah,” timpalnya. Wakil Ketua Komisi B Haris Sugiharta, Sekretaris Farchan Hariem dan Anggota Ida Suryanti akan menindaklanjuti pertemuan tersebut.
Haris mengungkapkan poin penting dari pertemuan itu, pertama minimarket yang akan dibangun itu jaraknya berdekatan dengan Pasar Balangan. Sehingga warga resah, karena akan menyebabkan persaingan harga yang bisa menurunkan jumlah pendapatan mereka.
Farchan Hariem menambahkan, pengelola minimarket belum memiliki izin. Pasalnya, minimarket jejaring itu belum mengantongi persyaratan seperti IPT (Izin pemanfaatan tanah), IMB (Izin mendirikan bangunan), dan SIUP (Surat izin usaha dan perdagangan).
Pengelola hanya memiliki izin HO (ganguan usaha). Kepala Desa Sendangrejo Waldjono mengatakan memang untuk perbup masih disusun, tapi pihaknya sebisa mungkin akan mulai menerapkan aturan itu.
Salah satunya adalah aturan soal jarak minimarket yang harus 500 meter dari pasar tradisional. Karena dalam kasus ini jarak antara Pasar Balangan dan lokasi minimarket itu hanya 60 meter.(tia)
Komentar
Posting Komentar