Srimpi Gambir Sawit dan Beksa Jebeng Direkonstruksi

HARIAN JOGJA - Keberadaan Jogja sebagai kota budaya tidak bisa terlepas dari seni tari klasik yang telah sekian puluh tahun ada. Tetapi yang terjadi, kini semakin jarang tari klasik dimunculkan di tengah-tengah masyarakat modern ini.

Gelaran rekonstruksi seni tari klasik Srimpi Gambir Sawit dan Beksa Jebeng di Puro Pakualaman pekan lalu setidaknya menunjukkan keinginan untuk melestarikan dan mengembangkan tari klasik.

“Acara ini merupakan program Taman Budaya Yogyakarta (TBY) untuk pendokumentasian ulang kedua tari klasik dari Keraton itu,” kata Dyan Anggraeni, Kepala TBY kepada Harian Jogja, Rabu (7/4).

Seni tari klasik Srimpi Gambir Sawit dan Beksa Jabung sebagai budaya leluhur dipentaskan dalam durasi cukup lama yakni 30 menit dan 25 menit. Srimpi Gambir Sawit merupakan tarian yasan ndalem atau persembahan KGAA Pakualam II.

“Srimpi yang ditarikan merupakan durasi setengah dari aslinya, cerita intinya mengenai kebaikan dan kejahatan yang saling tumpang tindih,” lanjut A. Hermien Kusmayati, pakar dan pelestari tari klasik Keraton.

Menurut pengamat tari Bambang Pujaswara, segi koreografernya tari Srimpi Gambir Sawit yang ditarikan empat orang perempuan menggambarkan sisi empat mata angin atau dalam bahasa Jawa papat kiblat lima pancer.

Sementara Beksa Jebeng adalah tarian petikan Mahabarata menggambarkan peperangan antara Adipati Karno dan Arjuna. Jebeng sendiri memiliki arti perisai yang digunakan sebagai alat perang. Panataan tari untuk Beksa Jebeng yakni dua orang putra dengan sisi saling berhadapan untuk menunjukkan cerita pertarungan diantara keduanya.

Lewat pendokumentasian ini, baik Dyan maupun Hermien mengungkapkan harapannya agar tari klasik memiliki dokumentasi baik berupa naskah kuno yang telah disadur dalam bahasa Romawi, catatan notasi gendhing, catatan notasi gerak, notasi gambar dan lebih penting memiliki generasi penerus untuk pelestarian dan pengembangannya.(pan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor