12 Dalang Cilik Tampil di Rumah Budaya Tembi

BANTUL (SI) –- Sebanyak 12 dalang cilik perwakilan SD dan SMP se-Provinsi DIY kemarin mengikuti Festival Dalang Cilik ke-12 di Rumah Budaya Tembi,Sewon,Bantul.

Mereka unjuk kebolehan dalam memainkan wayang kulit. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Seni Budaya Yogyakarta bekerjasama dengan dan Sanggar Wira Budaya Yogyakarta itu dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional. ”Festival ini juga kami maksudkan untuk membentuk karakter bangsa yang bermoral sejak usia sekolah dengan memperkenalkan seni sebagai medianya,” kata Ketua Panitia Festival Parjaya kemarin.

Untuk itu, melalui media wayang kulit ini,pihaknya mengharapkan para generasi muda bisa kembali kepada budi pekerti luhur nenekmoyang. Terlebihakhir-akhirini banyak sekali kejadian negatif yang dilakukan oleh anak-anak muda, yang sangat jauh dari budi pekerti luhur bangsa Indonesia, seperti tawuran, miras dan narkoba.”Dengan festival ini, kami harapkan dapat untuk mengubah kebiasaan tersebut kearah yang positif.Tapi sayang, media wayang kulit sering dilupakan oleh berbagai pihak untuk menyampaikan pesan positif, padahal sangat efektif,” papar pengasuh Seni Pedalangan di P4TK Seni dan Budaya Yogyakarta ini. Meski demikian, pihaknya mengaku masih cukup kesulitan untuk menggelar festival semacam ini.

Khususnya, masalah pendanaan. Karenanya,untuk mengelar festival tersebut,pihaknya harus mencari dana dan sponsor sendiri demi berlansungnya festival dalang itu. ”Meski membebaskan peserta untuk memilih tema lakon,tapu kami tetap menentukan kriteria untuk kemudian menentukan siapa yang terbaik di antara peserta festival ini Di antaranya,yang kami nilai, yaitu dari olah sabet, vokal, tembang, suluk, dialog, serta keprakan yang dilakukan oleh dalang- dalang cilik ini,”terangnya. Anggota Fraksi FPKS DPRD DIY Agus Sumartono mengharapkan agar kegiatan itu tidak hanya sebatas seremonial dan event tahunan saja. Namun, benar-benar sebagai ajang untuk memupuk bakat dan yang terpenting untuk mempertahankan, serta meneruskan warisan budaya dari nenek moyang.

”Sebab, siapa lagi yang akan meneruskan, jika tidak generasi mudanya. Sehingga, jika, tidak dipupuk dari sekarang, dikhawatirkan, kesenian wayang ini, lambat laut akan punah,”tandasnya. (priyo setyawan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor