Sultan Akui Ketidakberesan

HARIAN JOGJA: Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menengarai ada ketidakberesan persoalan pendidikan di DIY, menyusul kembali jebloknya nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) pada tingkat SMP/MTs/SMPT di DIY yang mencapai 21,98% atau 10.800 siswa

Sebelumnya, angka ketidaklulusan UN tingkat SMA/SMK/MA di DIY mencapai 23,70%. Bahkan melihat kenyataan ini Sultan juga mengaku ragu jika hasil UASBN nanti akan baik.” Saya khawatir SD [UASBN] juga bisa jeblok seperti itu,” ujar Gubernur di Kompleks Kepatihan, Sabtu (8/5).

Ditegaskannya, ketidakberesan tersebut kerena adanya ketimpangan hasil UAN yang dicapai DIY dengan provinsi lainnya. “Ada missing link [pendidikan di DIY]. Dalam artian toh daerah lain dalam soal sama bisa meluluskan lebih tinggi. Masalahnya kan itu,” ujar Sultan.

Namun dikatakannya, dirinya belum mengetahui secara jelas mengenai sebab ketidakberesan tersebut. Ketika ditanyakan apakah kesalahan ada pada Disdikpora, Sultan mengatakan tidak tahu. Untuk dapat mengetahui ketidakberesan tersebut, Raja Keraton Jogja tersebut akan melihat hasil evaluasi yang akan dilakukan oleh Disdikpora DIY.

“Mungkin soalnya lebih susah. Kita lihat dulu hasil evaluasi. Biarpun mungkin sulit, ya kan. Tapi bagaimanapun kan juga ada provinsi, atau kabupaten yang juga bisa meluluskan muridnya dengan [jumlah] besar. Jadi apa yang sesungguhnya terjadi. Kan perlu kita evaluasi dulu,” terang dia.

Didesak mengenai indikator apa saja yang membuat nilai UAN SMP dan SMA sederajat anjlok, Sultan kembali menyatakan hal itu akan terlihat setelah ada hasil evaluasi. Adapun, kondisi proses belajar mengajar di masing- masing sekolah dan juga mengenai kapasitas guru dapat mempengaruhinya. “Saya belum tahu persis. Saya tidak mau mendahului evaluasi,” imbuhnya.

Kota Pendidikan
Pada bagian lain, Sultan belum berani mengatakan jika anjloknya nilai UAN SMP dan SMA sederajat mencoreng Jogja sebagai Kota Pendidikan. Untuk menilai mencoreng atau tidak, hal itu juga mesti dilihat dari hasil ujian ulangan yang akan digelar. “Kita lihat dulu aja nanti, kalau [ujian ulangan] SMA lulus kabeh kan presentasnye naik,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia juga menyarankan agar siswa SMP sederajat yang tidak lulus dapat mengikuti ujian ulangan. Namun begitu, Sultan belum ada niatan untuk memberikan motivasi kepada mereka, seperti yang telah ia lakukan pada sekitar 400 siswa SMA yang tak lulus beberapa hari lalu. “Kok belum ada pendekatan. Saya belum tahu kita lihat dulu,” tambahnya.

Ditambahkan Sultan, tingginya ketidaklulusan siswa tersebut tidak ada hubungannya dengan masalah pro kontra UAN. Ia mengatakan pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk mengikuti ketentuan dari Pusat.

“Persoalan UAN pro dan kontra bukan itu. Saya pemerintah daerah wajib melaksanakan keputusan pemerintah pusat. UAN sekarang kan sebagai syarat untuk masuk perguruan tinggi. Kita kerjakan dulu. Pro dan kontra urusan beda,” jelasnya.

UAN ulangan
Menanggapi mengenai diadakannya ujian ulangan SMA pada Senin besok, Kepala Dinas Dikpora DIY, Prof Suwarsih Madya mengatakan harapannya agar siswa yang mengikuti ujian ulangan dapat lulus dengan cara yang jujur. “Lulus dengan cara yang jujur,” ujar Suwarsih saat dihubungi lewat ponselnya, Sabtu (8/5) malam.

Untuk menciptakan suasana yang kondusif saat berlangsungnya ujian ulangan, Suwarsih juga mengatakan jika masing-masing sekolah akan dijiga oleh polisi berpakaian preman. “Mereka [polisi] menjaga agar tetap kondusif” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebeleumnya berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga DIY, persentase kelulusan UN untuk tingkat SMA/MA adalah 76,30% sedangkan pada tahun sebelumnya mencapai 94,66%. Begitu pula untuk SMK, angka kelulusan adalah 79,17% sedangkan pada tahun lalu mencapai 97,06%.

Total jumlah peserta UAN untuk SMA/MA di DIY pada 2010 adalah 19.505 peserta sehingga peserta yang dinyatakan harus mengulang pada UAN ulangan yang dilaksanakan serentak mulai Senin besok, sebanyak 4.623 siswa, sedangkan peserta UAN SMK yang harus mengulang adalah 4.614 siswa dari total 22.152 peserta.

Oleh Andreas Tri Pamungkas & Rima Suliastini
HARIAN JOGJA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor