Yogyakarta Jaring Peneliti Muda

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Guna meningkatkan prestasi penelitian pelajar, mulai tahun ini, Kota Yogyakarta menjaring peneliti muda dari berbagai SMA/MA. Untuk angkatan pertama, sebanyak 80 pelajar SMA/MA yang aktif meneliti di sekolah dibina secara khusus. Hasil penelitian mereka akan diajukan dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia 2010 tingkat nasional pada Juni mendatang.

Dari 80 pelajar tersebut, saat ini telah dihasilkan 69 judul penelitian dari tiga bidang ilmu yaitu humaniora, ilmu pengetahuan alam, serta bidang matematika, teknik, dan komputer. Hasil-hasil penelitian ini dilombakan dalam Lomba Karya Ilmiah Siswa (LKIS) SMA/MA 2010 Yogyakarta pada Sabtu (22/5/2010).

Sejumlah penelitian yang berhasil menjuarai LKIS SMA/MA Yogyakarta 2010 di antaranya alat untuk mencegah motor kendaraan mati saat melintasi rel menjelang kereta lewat oleh Amirul Zakiya Bravery dan Tri Widya Laksana Putra dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, fenomena arisan sepeda motor di Kecamatan Tempel, Sleman, DI Yogyakarta, oleh Shofi Fatihatun Sholihah dari SMA Negeri 1 Yogyakarta, dan pemanfataan limbah baterai untuk rehabilitasi terumbu karang oleh Annisa Fitriani dan Ninda Frisk i dari SMA Negeri 1 Yogyakarta.

Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Samiyo mengatakan, 60 dari 69 penelitian tersebut akan diajukan dalam Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2010 tingkat nasional pada Juni mendatang. "Kami cukup yakin dengan penelitian para pelajar ini karena ternyata mereka sangat kreatif memilih topik. Selama ini potensi penelitian pelajar besar, tapi belum diarahkan," katanya.

Pembinaan telah dimulai sejak Desember 2009 meliputi penajaman ide penelitian, metodologi penelitian, hingga penulisan karya ilmiah. Tim pembina adalah para aktivis Jaringan Penelitian Pendidikan Yogyakarta yang terdiri atas mantan pelajar berprestasi. Sebagian besar dari mereka saat ini telah duduk di bangku kuliah. Mereka memberikan pembinaan tanpa imbalan.

Minim

Samiyo mengakui, dana pembinaan sangat minim, yaitu hanya Rp 35 juta untuk satu tahun. Meskipun demikian, program ini telah meningkatkan gairah penelitian di tingkat sekolah. Beberapa sekolah yang tak pernah mengirimkan hasil penelitiannya sebelumnya, ternyata ikut mendaftar pada program ini.

Guru Besar Bidang Kimia Organik Universitas Negeri Yogyakarta Sriatun menilai, ide penelitian para pelajar sangat inovatif. Akan tetapi, sebagian besar penelitian lemah dalam metodologi penelitian. Percobaan mereka seringkali belum memenuhi standar untuk memperoleh hasil yang valid, katanya yang diundang sebagai juri LKIS SMA/MA Yogyakarta 2010.

Guna meningkatkan kualitas penelitian, sejumlah dosen diundang untuk menilai hasil penelitian. Beberapa dosen tersebut menyatakan mendukung program penjaringan penelitian muda dan bersedia memberi konsultasi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor