Bupati Wanita Pertama di DIY Cuma Modal PKK

“Modal utama saya adalah ilmu dari PKK. Kalau di PKK itu adanya 'padamu negeri' ."
VIVAnews - Sri Suryawidati atau yang lebih dikenal dengan Ida Idham Samawi dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemilukada Kabupaten Bantul 2010. Ida yang juga istri Bupati Bantul Idham Samawi ini akan memimpin Kabupaten Bantul berpasangan dengan Sumarno untuk lima tahun ke depan.

Perolehan suara dalam pemilukada di Bantul sebanyak 67,7 persen menempatkan Sri Suryawidati sebagai bupati perempuan pertama kalinya di Daerah Istimewa Yogyakarta, termasuk mewarisi tampuk kepemimpinan di Bantul yang telah dua periode dipimpin oleh suaminya sendiri Idham Samawi.

Meski mendapatkan dukungan diatas 50 persendari masyarakat Bantul, tak membuat Ida tinggi jati. “Meski saya seorang Bupati yang akan segera dilantik, namun saya tetap Ida seperti yang sebelum-sebelumnya. Ida Idham Samawi yang menjadi ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantul,” terangnya kepada wartawan di Rumah Dinas Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu, 29 Mei 2010

Ida mengakui bahwa untuk menjadi bupati Bantul dan memimpin Bantul 5 tahun ke depan, modalnya memang hanya pengalaman menjadi ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bantul selama hampir 10 tahun.

“Modal utama saya adalah ilmu dari PKK. Kalau di PKK itu adanya 'padamu negeri' mengabdi tanpa ada harapan mendapatkan imbalan,” katanya

Meski hanya bermodal ilmu dari PKK, Ida mengaku bersama masyarakat Bantul dan juga aparatur Pemkab Bantul akan mampu menjalankan amanat yang diberikan kepada rakyat. “Masih ada waktu sekitar dua bulan lagi untuk belajar maraton ilmu pemerintahan. Suami saya Pak Idham akan menjadi staf ahli luar biasa yang secara gratis akan mengajari saya dan membimbing saya untuk menangani masalah pemerintahan,” tandasnya

Perempuan kelahiran Jawa Barat ini mengaku bahwa tantangan masyarakat Bantul untuk mewujudkan Bantul yang Projotamansari, demokratis, sejahtera dan agamis cukup berat karena faktor ekonomi dunia dan juga faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadfap nasib petani di Bantul yang merupakan mata pencaharian utama masyarakat Bantul.

“Saya yang dulu hanya mengurusi PKK, ke depan saya juga harus belajar masalah pertanian, masalah UMKM dan berbagai masalah yang pelik lainnya di Bantul ini. Namun itu konsekuensi sebagai pemimpin,” papar perempuan yang telah dikarunia dua cucu ini.

Ida mengaku akan terbuka terhadap kritik, khususnya dari media. (umi)

Laporan: KDW | Yogyakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor