Festival Layang-Layang, Puluhan Klub Bersaing Ketat

BANTUL: Festival Layang-Layang Nasional yang berlangsung di Parangkusumo, Kretek, selama Sabtu (18/9), hingga Minggu (19/9), ini, diikuti 43 klub pelayang. Persaingan pelayang dari segi kreativitas makin ketat.

Hal tersebut tampak sejak perlombaan hari pertama, yakni untuk kategori tiga dimensi yang khusus diikuti oleh 14 klub asal Jogjakarta. Mereka menampilkan bentuk-bentuk yang tidak hanya kreatif, tapi juga fungsional dan rapi. Misalnya pada bentuk tubuh dari replika suatu binatang, ada yang menggunakan bahan seperti jaring, guna meloloskan aliran udara.

Para pelayang tidak bisa asal kreatif dengan bentuk. Sebab, layangan mereka harus dapat mengangkasa selama 10 menit. Unsur-unsur penjurian lomba adalah keseimbangan, tata warna, dan orisinalitas.

“Semakin lama semakin bagus-bagus,” ucap Widodo, anggota Klub Dadali, di sela-sela lomba.

Klub yang beralamat di Demangan, Gondokusuman, Jogja, ini, mengikutsertakan empat layangan untuk kategori tiga dimensi, dan tiga layangan untuk dua dimensi. Mereka harus membayar pendaftaran Rp15.000 per layangan.

Widodo mengatakan, persaingan dari tahun ke tahun semakin bagus. Para peserta semakin kreatif, dan berhati-hati membuat layangannya.
Adapun, salah satu layangan Dadali pernah menjadi juara satu pada kompetisi yang sama kategori tiga dimensi pada 2008.

Terpisah, Humas panitia pelaksana, dari Persatuan Layang-Layang Indonesia (Pelangi) Jogja, Joni Candra, mengatakan, pada hari Minggu, diperlombakan kategori yang sama dengan hari pertama, yang diikuti oleh peserta nasional, ditambah jenis lomba rokako, dan train.

Rokako adalah jenis layang-layang berbentuk segi enam asal Jepang. Antar peserta harus dapat menjatuhkan layang-layang peserta lain untuk jadi pemenang. Sementara train adalah jenis layangan renteng, atau berjejeran.

Joni menambahkan, selain kompetisi, ada juga sejumlah pameran berbagai jenis layang-layang yang belum akrab bagi masyarakat Indonesia. Misalnya, layang-layang kantong, yang memiliki rongga udara, dan layang-layang sport, yang cukup sulit dikendalikan.(Harian Jogja/Heru Lesmana Syafei)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir