Sindo : Info Merapi Terkini

YOGYAKARTA(SINDO) – Letusan Gunung Merapi belum juga berhenti,bahkan kian menyeramkan. Dampaknya makin memprihatinkan,116 orang tewas dan 198.000 orang mengungsi. Pada perkembangan lain tadi malam, semua penerbangan internasional dari dan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, dibatalkan.Penerbangan dihentikan dengan alasan keamanan sebagai antisipasi abu vulkanik Gunung Merapi.

Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Yogyakarta mencatat pengungsi di Kabupaten Sleman 56.000 jiwa, Kabupaten Magelang 62.000 jiwa, Kota Magelang 2.000 jiwa, Kabupaten Klaten 40.000 jiwa, dan Kabupaten Boyolali 30.000 jiwa.Total, ada sekitar 120 titik pengungsian yang menampung mereka. Paling banyak terdapat di Stadion Maguwoharjo Sleman yang menampung sekitar 40.000 pengungsi.

Sementara korban tewas akibat letusan dan terjangan awan panas Merapi yang semula hanya terjadi di Kabupaten Sleman juga ditemukan di wilayah lain.Sebanyak 7 orang meninggal di Kabupaten Magelang, 2 orang di Kabupaten Klaten, dan 3 di Kabupaten Boyolali. Adapun korban tewas paling banyak masih ditemukan di Kabupaten Sleman yang tercatat sebanyak 102 jiwa.

Selain korban meninggal, jumlah korban yang mengalami lukaluka juga cukup besar, yaitu mencapai 218 orang terdiri atas 147 orang di Kabupaten Sleman, 14 orang di Kabupaten Magelang,dan 57 orang di Kabupaten Klaten. Sebagian besar mengalami luka bakar. Kepala BNPB Syamsul Ma’arif mengatakan,jumlah korban tewas dan luka-luka dimungkinkan bertambah karena pihaknya saat ini masih melangsungkan pendataan. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, masih ada beberapa daerah yang luput dari penyisiran tim evakuasi.

Menurutnya ada dua pokok perhatian penanganan tanggap darurat bencana letusan Gunung Merapi, yaitu penanganan wilayah berbahaya dari Gunung Merapi, termasuk tempat-tempat yang sudah ditinggalkan penduduk,dan penanganan pengungsian. “Saya masih menggunakan sistem penanganan pengungsian yang telah dirintis pemerintah daerah. Intinya adalah berusaha memenuhi semua kebutuhan pengungsian,” ujarnya di Istana Kepresidenan Gedung Agung, Yogyakarta,tadi malam.

Pihaknya telah membentuk organisasi tanggap darurat yang mengoordinasikan dua gubernur, yaitu Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Gubernur Jawa Tengah, TNI, dan kepolisian.Mereka ditempatkan pada titik-titik pengungsian yang membutuhkan. Di tempat-tempat pengungsian, kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi adalah generator pembangkit tenaga listrik,air bersih,pakaian,dan fasilitas mandi cuci kakus (MCK).

Sementara untuk logistik relatif bisa terpenuhi dari stok yang ada. Saat titik bahaya diluaskan menjadi 20 km dari sebelumnya 15 km, semua barang kebutuhan pengungsian seperti selimut,MCK ditinggalkan.Karena itu,di tempat pengungsian baru, harus ada pembangunan fasilitas-fasilitas tersebut. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga saat ini belum mencabut status awas (level IV) Gunung Merapi. Karena itu,aparat kepolisian dan TNI akan terus menjaga wilayah bahaya dan meminta masyarakat untuk meninggalkan wilayah tersebut.

Sementara itu, tim laboratorium forensik RS dr Sardjito Yogyakarta baru bisa mengidentifikasi 11 dari 81 korban tewas yang dibawa ke ruang jenazah rumah sakit tersebut akibat letusan Merapi pada Jumat (5/11) dini hari. Dari jumlah tersebut, empat di antaranya hingga Sabtu (6/11) sore sudah dibawa pulang oleh keluarganya. Dari 81 korban meninggal tersebut, 12 di antaranya merupakan jenazah yang berhasil ditemukan pada proses evakuasi pada Sabtu kemarin.

Dengan semakin banyaknya korban tewas tersebut, tim identifikasi korban meninggal dunia dari dokter RS dr Sardjito dan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda DIY kemarin mendapatkan tambahan personel. Tim tersebut mendapatkan bantuan dari Tim Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Mabes Polri dan Polda Jateng. Penambahan tersebut dilakukan karena kondisi korban tewas akibat awan panas saat ini sudah sangat parah. “Kerusakan pada jasad korban semakin hari semakin parah.

Itu akan mempersulit identifikasi kalau tidak kita lakukan dengan cepat,”ujar Wakil Ketua Unit Antemortem Suseno Wibowo. Hingga kemarin tim identifikasi belum dapat memastikan kapan proses pencarian identitas korban tersebut dapat dilakukan. Keputusan mengenai hal tersebut menjadi kewenangan dari pemerintah. Identifikasi yang dilakukan disebutkannya tetap akan mengikuti kaidah yang berlaku secara internasional.

“Tetap saja data primer dan sekunder itu akan kita cocokkan, apa pun kondisinya, sampai ada keputusan akhir bahwa identifikasi ditutup dan korban dimakamkan secara massal,” tandasnya.Di bagian Forensik RS dr Sardjito kemarin masih banyak masyarakat yang melaporkan adanya orang hilang. Kepala Bagian Hukum dan Humas RS dr Sardjito,Trisno Heru Nurgoho, mengatakan, melihat kondisi para korban pihaknya akan meminta percepatan proses identifikasi.

Bahkan diharapkan jika sampai Minggu (7/11) ini proses pencarian identitas korban belum selesai, dapat dilakukan pemakaman secara massal. Di bagian lain, hingga Sabtu petang kemarin, RS dr Sardjito menurut Trisno merawat 62 korban luka. Dari jumlah tersebut, 32 di antaranya mengalami luka bakar dan 30 sisanya dalam kondisi yang beragam seperti korban kecelakaan, jantung, luka bakar, sesak napas, dan hipertensi.

Pembatalan Penerbangan

Abu vulkanik merapi juga membuat beberapa maskapai internasional membatalkan penerbangan dari dan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Alasan utama pembatalan adalah antisipasi keamanan (berita selengkapnya di halaman 3). Meski demikian, Menteri Perhubungan Freddy Numberi menegaskan aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Soekarno- Hatta Cengkareng belum mendapat pengaruh negatif abu vulkanik Gunung Merapi.

Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, arah angin dari Yogyakarta berbelok ke Samudera Hindia sehingga Jakarta hingga saat ini aman dari abu vulkanik. “Cengkareng tidak ditutup.Memang ada beberapa international flight yang ditutup, tapi ini akibat peristiwa Batam,”ujarnya di Yogyakarta tadi malam.

Semalam, menurut menteri, pesawat Garuda tujuan Jepang dan Uni Emirat Arab lepas landas. “Tidak mungkin dia (Garuda) terbang kalau Cengkareng tidak clear. Jadi saya pikir ini memang akibat kekhawatiran berlebihan, tapi kalau airlines-nya yang membatalkan kita tidak bisa membuat apaapa,” ujarnya.

Kawah Berdiameter 400 Meter

Letusan hebat Gunung Merapi yang terjadi selama dua hari berturut- turut ini telah membuat puncak gunung bertinggi 2.978 meter ini menganga lebar. Pascaletusan 2010 ini, kawah Merapi berdiameter 400 meter atau hampir empat kali lapangan sepak bola. Kepala Bidang Geologi Kementerian ESDM R Sukhyar mengatakan, letusan 2010 sangat dahsyat. Letusan pada 26 Oktober lalu hanya berlangsung 40 menit dan tanggal 3 November mencapai 5 jam.

Sementara sejak Kamis (4/11) sampai saat ini letusan masih berlangsung tanpa henti. ”Itu istilahnya uninterrupted erruption atau letusan tanpa jeda. Kami belum tahu sampai kapan akan berlangsung. Berdasarkan perbandingan sejarah, pada 1872 lalu terjadi terus-menerus hingga 120 jam,” katanya di Kantor BPPTK Yogyakarta kemarin. Menurut Sukhyar, letusan kali ini menciptakan kawah yang sangat lebar.Berdasarkan perhitungan para ahli vulkanologi, pada letusan 26 Oktober sudah membuat kawah dengan diameter sekitar 200 meter, letusan tanggal 3 dan 4 November sampai sekarang telah memperluas diameter kawah menjadi 400 meter.

”Itu kawah yang sangat lebar.Mungkin kawah terlebar pascaletusan dari berbagai gunung lain,”imbuhnya. Secara visual gunung yang berdiameter 28 km ini seperti kerucut yang tanpa puncak atau seperti nasi tumpeng yang dipotong pucuknya. Menurut Sukhyar, akibat letusan hebat 2010 ini, kubah lava yang terbentuk pada erupsi 1997 dan 2006 lalu ikut runtuh.Material vulkanik yang dimuntahkan Merapi pada erupsi 2010 ini sebanyak 100 juta meter kubik. Menurut dia,material vulkanik itu tidak hanya berasal dari dapur magma dengan kedalaman 3 km karena magma di tempat itu jumlahnya tidak banyak.

Pasokan magma diperkirakan berasal dari dapur magma dengan kedalaman 100 km.”Selain dari dapur magma, material vulkanik yang dimuntahkan juga berasal dari runtuhnya kubah lava yang terbentuk pada 1997 dan 2006 lalu,”jelasnya. Sukhyar menegaskan, erupsi Merapi 2010 merupakan fenomena terdahsyat sejak 1872. Menurut dia, pada 1872, 1911, dan 1930 Merapi mengalami letusan eksplosif. ”Tahun 2010 ini merupakan letusan terbesar sejak 1872.

Memang pada tahun itu tidak ada catatan jumlah korban. Kejadian tahun 1872 tersebut hampir sama dengan peristiwa tahun 2010,”ujarnya. Dahsyatnya letusan Merapi 2010 ini juga bisa dilihat dari luncuran awan panas. Jika pada 2006 luncuran awan panas hanya sampai Kaliadem sekitar 5 km serta jumlah material vulkanik hanya 14 juta meter kubik dan hanya masuk ke Kali Gendol, sampai saat ini luncuran awan panas sudah mencapai 14,5 km dan material vulkanik mencapai 100 juta meter kubik.

”Aliran awan panas juga tidak hanya di Kali Gendol,tapi juga Kali Boyong, Kali Woro, Kali Kuning, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu,”paparnya. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono menambahkan, baru sekarang erupsi Merapi bisa membuat kawah dengan diameter 400 meter serta merusak empat alat seismometer yang dipasang di lereng Gunung Merapi.

Menurut Surono, Gunung Merapi saat ini sudah menyimpang dari kebiasaannya.Erupsi Gunung Merapi biasanya ditandai letusan yang hanya berlangsung 7–15 menit dengan munculnya awan panas yang diikuti keluarnya lava pijar, lalu membentuk kubah baru dan akhirnya fase erupsi berakhir. ”Itu adalah tabiat Merapi. Namun saat ini telah berubah. Meski sempat membentuk kubah lava baru, Merapi tetap meletus eksplosif berkali-kali dan meluncurkan awan panas terus-menerus,” ungkapnya.

Sementara itu,awan panas sampai saat ini terus meluncur tiada henti. Rentetan awan panas terbesar terjadi sekitar pukul 10.05 WIB yang membuat proses evakuasi pencarian korban di Dusun Gading, Desa Argomulyo, Cangkringan, dihentikan sementara. Awan panas itu meluncur ke Kali Gendol. ”Kami terpaksa menghentikan evakuasi korban karena sejumlah relawan berada hanya sekitar 50 meter dari tepi Kali Gendol di Dusun Gading,” kata Koordinator Tim Evakuasi dari Satbrimobda DIY, Susilo, saat melaporkan ke BPPTK Yogyakarta kemarin.

Susilo mengatakan, awan panas besar terdeteksi dari sinyal handy talkie (HT) yang dibawanya. Menurut dia, sinyal HT akan berbunyi kencang jika Merapi mengeluarkan awan panas. ”Ini yang menjadi patokan kami dalam menjalankan tugas di lapangan. Evakuasi kami tunda dulu sementara,” ungkapnya. Sampai pukul 20.00 WIB tadi malam, masih terjadi luncuran awan panas, tremor, dan guguran. Kolom asap membubung setinggi 4 km ke arah utara.

Ketebalan abu dan pasir di Krasak dan Muntilan Magelang mencapai 4 cm. BPPTK Yogyakarta melaporkan, sejak 4 November sampai sekarang ini masih berlangsung rentetan awan panas, tremor, dan guguran.Mulai pukul 10.00 terjadi hujan pasir di Selo (Boyolali) serta hujan abu intensitas tinggi di sekitar lereng Merapi.BPPTK Yogyakarta juga melaporkan adanya asap awan panas yang diikuti kilatan api setinggi 3 km ke arah barat, utara, dan timur. Status Merapi masih awas dengan zona aman tetap 20 km dari puncak. (mn.latief/maha deva/ ridwan anshori/priyo setiawan)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor