32 Cara Penanganan Perubahan Iklim Dunia

Setiap negara diharuskan promosi pertukaran pengetahuan dan pengalaman tentang mitigasi.

VIVAnews - International Youth Conference (IYC) yang berlangsung di Yogyakarta 20-25 Februari 2010 telah menghasilkan 32 resolusi penting untuk penanganan perubahan iklim dan lingkungan. Resolusi ini ditujukan kepada setiap negara di seluruh dunia.

IYC ini diikuti oleh 144 pemuda dari 37 negara. Mereka menuangkan 32 resolusi itu dalam 'Yogyakarta Youth Declaration'.

Beberapa butir rekomendasi yang dibacakan oleh empat orang peserta konferensi, Gina Karina (Indonesia), Ginesta Confait (Seychelles), Avril Mihembre (Zimbabwe), dan Mikko Nivala (Finlandia) diantaranya adalah mendesak tiap negara mengembangkan sumber energi berkelanjutan dan mempromosikan penggunaan energi terbarukan seperti energi surya, panas bumi, energi angin, dan sebagainya.

Diikuti dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan melalui media, kurikulum pendidikan dan kegiatan pemuda mendukung kepedulian pada lingkungan.

"Pemerintah perlu mendukung proyek-proyek konservasi berbasis masyarakat sumber daya alam dan pembangunan daerah teknologi hijau dan energi bersih. Dan memberikan alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat yang paling rentan akibat perubahan iklim," kata Gina, Sabtu 26 Februari 2011.

Gina menyatakan masing-masing negara mendorong pengembangan kebijakan konservasi yang memperhitungkan kebutuhan masyarakat miskin dan terpinggirkan. Dan menetapkan pajak berbasis insentif kepada perusahaan untuk mendanai proyek lingkungan dan sosial bagi masyarakat yang terkena dampak dan rentan.

Setiap negara diharapkan memperkuat kerjasama antara pemerintah dan swasta melakukan pengelolaan hutan lestari dalam rangka melestarikan sumber daya hutan dengan mempertimbangkan peran hutan untuk kesejahteraan umat manusia.

"Melalui mitigasi dan beradaptasi dengan perubahan iklim dan membuat kerangka hukum memperhatikan masyarakat adat dan kearifan masyarakat lokal," katanya.

Selain itu, setiap negara diharuskan mempromosikan pertukaran pengetahuan dan pengalaman tentang mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dengan membangun jaringan kelembagaan yang ada baik lembaga pendidikan, organisasi masyarakat sipil, media, sektor swasta, lembaga-lembaga pemerintahan dan lembaga agama.

Sedangkan untuk sektor swasta, disarankan mengembangkan lebih banyak produk ramah lingkungan dan lebih banyak berinvestasi untuk program yang ramah lingkungan seperti mengurangi emisi bahan kimia, racun, dan limbah berbahaya serta gas rumah kaca.

"Swasta harus mendorong pengembangan produk penghematan energi dan mempromosikan gaya hidup lestari pekerja dengan memotivasi mereka untuk mengurangi penggunaan listrik dan lebih sering menggunakan transportasi massal," kata Avril Mihembre perwakilan dari negara Zimbabwe.

Sedangkan untuk kalangan para pemuda, diharapkan lebih aktif terlibat dalam mempromosikan berbagi pengetahuan tentang isu-isu lingkungan global untuk masyarakat. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, termasuk penggunaan situs jejaring sosial dalam menerapkan dan mempromosikan gaya hidup yang berkelanjutan seperti mendorong penggunaan produk yang bisa didaur ulang.

Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta

Transate using google translate May Have Grammar Correction

32 Why How to Handle Climate Change the World

Each state is required to promote the exchange of knowledge and experience on mitigation.

VIVAnews - International Youth Conference (IYC), which took place in Yogyakarta, 20 to 25 February 2010 has produced 32 resolutions critical for tackling climate change and the environment. The resolution is addressed to all countries around the world.

IYC was attended by 144 youth from 37 countries. They poured the 32 resolutions that the 'Yogyakarta Youth Declaration'.

Some of the recommendations which was read by four people attend the conference, Gina Karina (Indonesia), Ginesta Confait (Seychelles), Avril Mihembre (Zimbabwe), and Mikko Nivala (Finland) of them are urging every country to develop sustainable energy sources and promoting use of renewable energy such as solar energy, geothermal energy, wind energy, and so forth.

Followed by an increase in public awareness about environmental issues through media, educational curriculum and supporting youth activities concern for the environment.

"The government needs to support projects of community-based conservation of natural resources and regional development of green technology and clean energy. And providing an alternative source of income for society's most vulnerable due to climate change," said Gina, Saturday, February 26, 2011.

Gina states of each country to encourage the development of conservation policy which takes into account the needs of the poor and marginalized. And set-based tax incentives to companies to finance social and environmental projects for affected communities and vulnerable.

Each country is expected to strengthen cooperation between public and private conduct sustainable forest management in order to conserve forest resources by considering the role of forests for the welfare of mankind.

"Through mitigation and adaptation to climate change and create a legal framework for attention to indigenous and local community's wisdom," he said.

In addition, each state is required to promote the exchange of knowledge and experience on mitigation and adaptation to climate change by building a good network of existing institutional educational institutions, civil society organizations, media, private sector, governmental agencies and religious institutions.

As for the private sector, it is advisable to develop more environmentally friendly products and invest more for environmentally friendly programs such as reducing emissions of chemicals, toxins, and hazardous waste and greenhouse gases.

"Private should encourage the development of energy saving products and promoting sustainable lifestyles of workers by motivating them to reduce electricity usage and more frequent use of mass transportation," said Avril Mihembre representatives from the country of Zimbabwe.

As for the young men, expected to be more actively involved in promoting the sharing of knowledge about global environmental issues to the public. By exploiting advances in information technology and communications, including use of social networking sites to implement and promote sustainable lifestyles such as encouraging the use of products that can be recycled.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor