UGM: Lahar Dingin Ancam Prambanan

"Upaya pengerukan dan pembuatan tanggul harus segera dilakukan."

VIVAnews - Ancaman letusan dan awan panas Merapi sudah berlalu. Kini bahaya mengintai dalam bentuk lain, lahar dingin. Tak hanya menghancurkan wilayah bantaran sungai dan berkali-kali memutus jalur Yogyakarta-Magelang, banjir juga mengancam Candi Prambanan.

Pakar Geologi dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta sekaligus tim
peneliti geologi, Profesor Dwikorita Karnawati, banjir lahar mengancam kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia tersebut karena lokasinya tak jauh dari aliran Sungai Opak, yang kini dangkal dipenuhi material Merapi.

"Endapan lahar berupa pasir, kerikil dan bongkahan sudah berada
sekitar 6 kilometer dari wilayah candi," kata Dwikorita, Senin 7 Februari 2011.

Jarak sejauh itu, untuk kondisi saat ini, masih relatif aman. Namun, jangan lupa, puncak musim hujan diperkirakan baru berakhir Maret mendatang. Curah hujan yang tinggi mampu menggerus elevasi sungai yang terbawa bersama lahar.

Apalagi, tambah dia, berdasarkan pemantauan volume lahar, dikhawatirkan banjir lahar yang lebih besar akan mampu merusak kawasan candi bersejarah itu. "Seiring besarnya curah hujan yang turun dikhawatirkan mampu membawa aliran volume lahar yang jauh lebih besar. Sehingga akan mengancam keberadaan candi Prambanan," kata Dwikorita.

Material vulkanik saat ini memenuhi aliran Sungai Opak dan Gendol. Tindakan pencegahan dan pengendalian mutlak dilakukan. "Upaya pengerukan dan pembuatan tanggul harus segera dilakukan."

Sungai Opak berjarak 25 kilometer dari puncak Merapi sehingga ketika terjadi hujan berintensitas tinggi di puncak Merapi, Kali Opak akan dipenuhi abu, pasir, dan bebatuan.

Pertemuan antara Kali Opak dan Kali Gendol berada di Dusun Krebet, Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman yang hanya berjarak sekitar 2-3 kilometer dari lokasi Candi Prambanan. (Laporan: Juna Sanbawa, DIY | kd)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir