Dua Remaja Jogja Lolos Penculikan

Dua Remaja Jogja Lolos Penculikan. Penculik Bercadar, Dibawa ke Bandung

Dua remaja asal Pringgokusuman, Jogjakarta, Roni Rahmana Putra, 14, dan Graham Lewi Priambodo, 14, mengaku diculik dua perempuan bercadar hitam. Setelah dua hari diculik, mereka berhasil meloloskan diri. Mereka sempat diba penculik ke Bandung, Jawa Barat. Remaja yang mengaku tinggal di Gedongtengen tersebut berhasil melarikan diri dari mobil saat berhenti di perempatan lampu merah. Mereka segera lapor ke polisi. Tadi malam, mereka dijemput keluarganya setelah dititipkan polisi menuju Lumbir, Banyumas, Jawa Tengah.

Penculikan terjadi Jumat (6/5) sekitar pukul 21.00. Saat itu, Roni dan Graham baru keluar dari warung internet (warnet) di kawasan Bumijo, Jogja. Dalam perjalanan pulang menuju rumah, tiba-tiba datang dua perempuan mengenakan cadar hitam. Dua remaja itu mengaku kedua perempuan bercadar itu langsung menyekap mereka dengan sarung tangan yang diduga mengandung obat bius.

Roni dan Graham pun pingsan. Ketika sadar, mereka sudah berada di dalam mobil APV hitam. Selain dua perempuan bercadar, di mobil itu ada seorang laki-laki yang menjadi sopir. Tangan Roni dan Graham diikat dengan tali rafia. Mata dan mulut terbuka pun ditutup.

Menurut keterangan yang disampaikan korban kepada polisi, mereka dibawa ke suatu tempat yang mereka tidak tahu. Namun, saat mobil berhenti di sebuah stasiun pengisian bensin, salah satu dari Roni dan Graham berhasil melepaskan tali ikatan di tangan dengan cara menggigitnya. Setelah melepas ikatan di tangan temannya, mereka tetap bersikap seolah tangan masih dalam posisi terikat.

Sabtu (7/5) pukul 12.00, di perempatan traffic light kawasan Bandung, mobil kembali berhenti. Roni dan Graham langsung membuka pintu belakang mobil dan keluar. Mereka lari ke pemukiman warga.
Para penculik sempat mengejar. Namun, Roni dan Graham tak terkejar. Merasa aman, Roni dan Graham memutuskan mencari pos polisi. Setelah berjalan sekitar sejam, mereka sampai di pos penjagaan polisi di Ngagrek, Jawa Barat. Mereka menceritakan peristiwa yang dialami dua hari terakhir.

Minggu (8/5), polisi menitipkan Roni dan Graham kepada Ahmad Solihan, sopir truk yang membawa muatan dengan tujuan Purwokerto. Sampai di Desa Parungkamal, Kecamatan Lumbir, Roni dan Graham diturunkan di warung makan Wana Suni milik Waluyo. Waluyo selanjutnya menghubungi Kasubag Humas Polsek Lumbir Bripka Warsito untuk memberitahukan keberadaan Roni dan Graham. Kedua remaja itu lalu dibawa ke Polsek Lumbir.

Kepada petugas, Roni dan Graham mengaku tinggal di Gedongtengan. Petugas Polsek Lumbir segera mngontak Polsek Gedongtengen.
Berdasar keterangan petugas Polsek Godengtengen terungkan ada orang tua yang melaporkan anaknya hilang sejak dua hari lalu. Setelah dilakukan pencocokan, Roni dan Graham merupakan anak dari orang tua yang melapor di Polsek Gedongtengan tersebut.

Orang tua kedua korban segera menjemput untuk dibawa pulang. ”Kedua korban kami persilakan kembali ke orang tuanya setelah dilakukan pemeriksaan. Mereka (korban) Minggu malam kami serahkan kepada orang tuanya yang datang ke Polsek Lumbir dengan kawalan petugas polsek setempat," jelas Kapolsek Lumbir AKP Khozin kepada Radar Banyumas (Grup Jawa Pos).

Khozin menegaskan petugas Polsek Lumbir dan Polsek Gedongtengen saat ini sedang melakukan mencari penculiknya. "Belum ada yang mengarah penculikan tersebut dilakukan oleh orang-orang NII " tegasnya.

Ahmad Solihan, 50, sopir truk, menyatakan dia saat itu akan pulang ke Cilacap setelah membawa gula jawa ke Jakarta. Ketika melintas di daerah Bandung, truknya dihentikan anggota polisi. "Kendaraan saya distop polisi. Kemudian polisi tersebut menitipkan dua anak yang diduga korban penculikan yang mengaku berasal dari Jogja," katanya.
Setelah itu, Solihan membawa kedua anak tersebut ke arah Jogja. Dalam perjalanan, kedua remaja itu mengaku masih duduk di bangku SMP. Mereka mengaku diculik orang bercadar.

"Dari pengakuan anak tersebut setelah saya tanya, mengaku habis nge-print tugas di warnet. Saat akan pulang, tiba-tiba dibekap orang tidak dikenal. Saat sadar kedua tangan diikat," kata Solihan, menirukan pengakuan Roni dan Graham. (sdk/gus/jpnn)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Two Teens Jogja Escaped Kidnapping

Two Teens Jogja Escaped Kidnapping. Kidnappers veiled, Brought to Bandung

Two teenagers from Pringgokusuman, Jogjakarta, Roni Rahmana Son, 14, and Levi Priambodo Graham, 14, admitted kidnapped two women veiled in black. After two days of being kidnapped, they managed to escape. They had paid on the kidnappers to Bandung, West Java. Teens who claim to live in these Gedongtengen managed to escape from a car while stopped at a red light intersection. They immediately reported to the police. Last night, they were picked up by his family after police boarded toward Lumbir, Banyumas, Central Java.

The kidnapping happened on Friday (6 / 5) around 21:00. At that time, Roni and Graham coming out of internet cafes (cafe) in the region Bumijo, Jogja. On the way back toward the house, it suddenly came two women wearing black veils. Two teenagers were admitted two veiled women were immediately confine them with gloves that allegedly containing drugs.

Roni and Graham was unconscious. When realized, they were in the car black APV. Besides the two veiled women, in the car was there a man who became a driver. Roni Graham's hands and tied with raffia. The eyes and open mouth was closed.

According to information submitted by victims to the police, they were taken to a place that they do not know. However, when a car stopped at a petrol filling station, one of Roni and Graham managed to break ties rope in hand with how to bite. After removing a bond in the hands of his friend, they still behave as if the hand is still in a position bound.

Saturday (7 / 5) at 12.00, at the traffic light intersection area of ​​Bandung, the car stopped again. Roni and Graham immediately opened the back door of the car and get out. They fled to the settlement residents.
The kidnappers had time to catch up. However, Roni and Graham was overtaken. Feeling safe, Roni and Graham decided to find a police station. After walking about an hour, they arrived at the police checkpoint in Ngagrek, West Java. They recounted the events that happened last two days.

Sunday (8 / 5), Roni and Graham left the police to Ahmad Solihan, truck drivers who carry loads with the aim of Navan.
Up in the Village Parungkamal, District Lumbir, Roni and Graham dropped off at the diner owned Wana Sunni Waluyo. Waluyo then contact the Police Public Relations Head Lumbir Bripka Warsito to reveal the whereabouts of Roni and Graham. Both teenagers were then taken to the Police Lumbir.

To the officers, Roni and Graham claimed lives in Gedongtengan. Police officers immediately mngontak Lumbir Gedongtengen police.
Based on information police officers Godengtengen terungkan some parents who reported her son missing since two days ago. After the match, Roni and Graham is the son of parents who report to the police Gedongtengan it.

Parents are both victims immediately picked to take home. "Both victims were we invited back to his parents after the examination. They (the victims) Sunday night we handed over to his parents who came to the Police officers escort Polsek Lumbir with local, "explained Kapolsek Lumbir AKP Khozin to Radar Banyumas (Java Post Group).

Khozin confirms police officers and police Lumbir Gedongtengen currently seeking kidnappers. "No one has led to the abduction was carried out by people NII" he said.

Solihan Ahmad, 50, truck driver, said he was going home to Cilacap after bringing sugar to Jakarta. When passing in the area of ​​Bandung, police stopped his truck. "My car stopped the police. Then the police left the two children who allegedly kidnapping victim who claimed to come from Yogyakarta," he said.
After that, Solihan carry both the child towards Yogyakarta. On the way, the two teenagers were admitted still in junior high school. They admitted kidnapped veiled.

"The recognition of these children after I asked, admitted to jamming out in the cafe-print tasks. While going home, suddenly smothering people are not known. We are aware both hands tied," said Solihan, mimicking the recognition of Roni and Graham.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor