393 Murid SMP DIY Tak Lulus UN


YOGYA (KRjogja.com) - Dinas Pendidikan Propinsi DIY menyatakan ada 393 dari 48.507 murid SMP / MTs/ SMP terbuka tidak lulus Ujian Nasional (UN) karena tidak mampu memenuhi nilai akhir (NA) minimal 5,5.

"Persentase terbesar yang tidak lulus adalah siswa MTS yakni 1,314 persen dari seluruh anak atau 82 dari 6421 anak. Untuk SMP ada 305 anak dart 42.168 (0,723 persen) dan SMP Terbuka ada enam dari 98 anak atau 6,122 persen," papar Kepala Dinas Pendidikan DIY, Baskara Aji, Jumat (3/6).

Baskara menjelaskan Kota Yogyakarta menempati persentase kelulusan terbaik atau hanya 27 orang (0,35 persen), lalu Kabupaten Sleman (75 anak atau 0,59 persen) dan Kabupaten Bantul (9 anak atau 0,84 persen). Sedangkan untuk nilai total rata-rata tetap dipegang Kota Yogyakarta (30,97), lalu Kabupaten Sleman (29,24) dan Kabupaten Bantul (29,12).

Baskara menilai jumlah siswa tidak lulus bisa bertambah atau berkurang karena belum termasuk nilai akhlak mulia. Selain itu, pertimbangan terhadap siswa yang mengulang.

"Jumlahnya bisa bertambah jika ada anak yang NA-lulus, namun nilai akhlaknya lebih rendah. Bahkan berkurang karena ada pertimbangan nilai UN tahun lalu bagi siswa yang mengulang. Kalau tahun nilainya baik, sementara sekarang dibawah batas, maka yang dipakai yang tahun lalu," tandasnya. (Den)


Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

393 Junior High School Students Not Graduating UN DIY


YOGYA (KRjogja.com) - DIY Education Department states that there were 393 of 48,507 students SMP / MTs / SMP open not pass the National Exam (UN) for failing to comply with the final value (NA) of at least 5.5.

"The biggest percentage of students who did not pass the MTS that is 1.314 percent of all children or 82 children from 6421. For there are 305 junior high child darts 42 168 (0.723 percent) and Junior Open there were six of 98 children, or 6.122 percent," said Head of Education Department of DIY , Baskara Aji, Friday (3 / 6).

Baskara explain Yogyakarta occupies the best passing percentage or only 27 people (0.35 percent) and Sleman (75 children or 0.59 percent) and Bantul District (9 children, or 0.84 percent). As for the average total value remained in the hands of Yogyakarta (30.97), plainly Sleman District (29.24) and Bantul District (29.12).

Baskara assess the number of students do not pass may be increased or reduced as not including the value of noble character. In addition, consideration of students who repeat.

"The numbers could increase if there are children who NA-pass, but the value is lower ruqyah. Even less because there are considerations of the national examination last year for students who repeat. If years of good value, while now under the limit, then used a year ago," he said.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor