BMKG: DIY Masuki Musim Kemarau

YOGYAKARTA--MICOM: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyatakan bahwa wilayah tersebut sudah memasuki musim kemarau berdasarkan kondisi curah hujan selama tiga dasarian terakhir.

"Dalam tiga hari terakhir, curah hujan di wilayah DIY kurang dari 50 milimeter (mm) per dasarian, yang dapat diartikan sudah memasuki musim kemarau," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan BMKG DIY Tony Agus Wijaya di Yogyakarta, Sabtu (11/6).

Selain dari curah hujan yang menunjukkan kecenderungan menurun, musim kemarau juga ditandai dengan pola angin yang bertiup di wilayah tersebut. Ia mengatakan, angin yang bertiup di Yogyakarta didominasi oleh angin dari timur atau Monsoon Australia yang tidak banyak membawa uap air.

BMKG juga memperkirakan, musim kemarau pada 2011 akan berlangsung normal, tanpa disertai dengan gangguan cuaca seperti tahun lalu, yaitu dengan adanya La Nina.

Oleh karena itu, selama musim kemarau berlangsung, tidak akan banyak terjadi hujan lebat, meskipun masih akan disertai dengan hujan dalam intensitas rendah.

"Hujan selama musim kemarau itu sifatnya normal, yaitu hujan dengan intensitas rendah. Meskipun namanya musim kemarau, tetapi bukan berarti tidak ada hujan sama sekali," katanya.

Musim kemarau pada 2011 diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Oktober dengan puncak pada Agustus.

Secara umum, suhu udara di DIY selama musim kemarau, lanjut dia, juga normal yaitu berkisar antara 34-35 derajat celcius saat siang hari dan 22-23 derajat celcius saat menjelang pagi hari.

"Pada Agustus atau September yang merupakan puncak musim kemarau, suhu udara saat siang hari bisa mencapai 36-37 derajat celcius," katanya.

Sementara itu, kecepatan angin juga normal dan tidak berpotensi menimbulkan gelombang tinggi, meski demikian nelayan di Pantai Selatan DIY tetap diminta untuk waspada.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tuty Setiowati mengatakan, terdapat sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai selama musim kemarau, seperti infeksi pernafasan akut (ISPA), diare, demam berdarah dan juga leptospirosis.

"Kuncinya adalah melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, atau selalu menjaga kondisi lingkungan," katanya. (Ant/Ol-3)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

BMG: DIY Into The Dry Season

YOGYAKARTA - MICOM: Climatology Meteorology and Geophysics Agency (BMKG) Special Region of Yogyakarta (DIY) states that the region has entered the dry season based on rainfall conditions during the last three dasarian.

"In the last three days, rainfall in the territory of DIY is less than 50 millimeters (mm) per dasarian, which can be interpreted is entering the dry season," said Head of Data and Information Agency DIY BMKG Tony Agus Wijaya in Yogyakarta, Saturday (11 / 6 .)

Apart from rainfall, which showed a declining trend, the dry season is also marked by the blowing wind patterns in the region.

He said the wind is blowing in Yogyakarta is dominated by the Monsoon winds from the east or Australia who did not bring much moisture.

BMKG also estimates, the dry season in 2011 will take place normally, without any weather disturbances such as last year, namely the presence of La Nina.

Therefore, during the dry season progresses, there will not be much rain, although it still will be accompanied by rain in the low intensity.

"The rain during the dry season it is normal in nature, namely the low-intensity rainfall. Despite its name the dry season, but that does not mean no rain at all," he said.

The dry season in 2011 is expected to last until the end of October with peak in August.

In general, temperatures in DIY during the dry season, he added, is also normal and it ranged between 34-35 degrees Celsius during the day and 22-23 degrees Celsius just before the morning.

"In August or September which is the peak of the dry season when daytime temperatures can reach 36-37 degrees Celsius," he said.

Meanwhile, the wind speed is also normal and no potential to cause high waves, though fishermen in the South Coast DIY equipment should be cautious.

Previously, Acting Chief Medical Officer of the City of Yogyakarta Tuty Setiowati said, there are a number of diseases that need to be aware during the dry season, such as acute respiratory infections (ARI), diarrhea, dengue fever and leptospirosis.

"The key is to implement clean and healthy lifestyle, or always keep the environmental conditions," he said.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor