Duh! Masyarakat Yogya Ogah Bangun Rumah Tahan Gempa

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA-- Kesadaran masyarakat membangun rumah tahan gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini berkurang. Peneliti UII Yogyakarta Setya Winarno mengimbau kesadaran itu perlu ditingkatkan melalui peran pemerintah daerah.

"Hasil kunjungan lapangan yang kami lakukan di dua kecamatan, yakni Kecamatan Sewon dan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menunjukkan masyarakat mulai tidak menghiraukan rumah tahan gempa," katanya di Yogyakarta, Rabu.

Menurut Kepala Pusat Peneliti Eksata (PPE) Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Universitas Islam Indonesia (UII) itu, kondisi tersebut cukup memprihatinkan, karena gempa besar baru terjadi lima tahun lalu.

Masyarakat saat ini cenderung berpikir bahwa gempa besar tidak akan terjadi dalam waktu dekat. "Kesadaran tentang bangunan rumah tahan gempa seharusnya tetap dimiliki masyarakat. Hal itu penting jika mempertimbangkan sifat gempa yang kebencanaannya tidak dapat diperkirakan termasuk tingkat bahayanya bagi masyarakat," katanya.

"Jika tidak ada aturan yang mengikat, dikhawatirkan kesadaran masyarakat semakin lama akan semakin rendah. Kondisi itu perlu untuk menjadi perhatian, karena jika dibiarkan bisa merugikan dan membahayakan masyarakat," kata pakar manajemen rekayasa kegempaan UII itu.
Redaktur: Stevy Maradona
Sumber: Antara

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Oh No! Yogya Society Less Concerned Build Earthquake Resistant
Houses


REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - The awareness of society to build earthquake resistant houses in Yogyakarta Special Region is reduced. UII Yogyakarta Researchers urged awareness Setya Winarno it needs to be improved through the role of local government.

"The field trips are conducted in two districts, namely District and Piyungan Sewon, Bantul, Yogyakarta (DIY), showing people start ignoring the earthquake-resistant homes," he said in Yogyakarta on Wednesday.

According to Head Researcher Eksata (PPE) Directorate of Research and Community Service (DPPM) Universitas Islam Indonesia (UII), the condition is quite alarming, because a big earthquake had happened five years ago.

People today tend to think that a big quake will not occur in the near future. "Awareness about building earthquake resistant houses should remain owned by the community. This is important when considering the nature of the earthquake that kebencanaannya can not be expected to include the level of danger to society," he said.

"If there is no binding rule, it is feared the public awareness of the longer will be getting lower. Conditions that need to be a concern, because if left unchecked can be detrimental and harmful to society," says management expert that UII seismic engineering.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor