Jutaan Tanaman Penghijauan Terancam Mati

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki musim kemarau, jutaan bibit pohon di lereng Gunung Merapi terancam mengering. Jika tak segera ditangani, bantuan donatur bernilai miliaran rupiah tersebut akan mati sia-sia.

Koordinator lapangan Konsorsium Penghijauan Area Lereng Merapi (PALM) Kari Tri Adji mengemukakan, sekitar 75 persen bibit pohon yang ditanam di lereng Merapi masih bertahan hidup dan sekitar 25 persen lainnya mati. Namun demikian, apabila dalam sepekan ke depan tak ada hujan, maka tanaman-tanaman tersebut juga akan mati.

"Banyak donatur yang berpikir sederhana bahwa penghijauan di lereng Merapi akan selesai hanya dengan menyumbang sejumlah bibit pohon. Padahal, di balik itu masih banyak hal lain yang harus diperhatikan, seperti penyiraman tanaman, pemupukan, hingga pemeliharaan," papar Kari, Selasa (7/6/2011) di Pondok Pesantren Al Qodir, Cangkringan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.

Menurut Kari, hingga saat ini masih banyak lembaga yang menawarkan sumbangan bibit pohon. Namun, agar tanaman-tanaman tersebut tak mati sia-sia, maka untuk sementara penanaman bibit pohon di lereng Merapi dihentikan hingga musim hujan tiba. "Sekarang, yang sangat dibutuhkan adalah gerakan penyiraman bibit-bibit pohon. Kalau ada donatur yang akan memberikan bantuan, sebaiknya mereka fokus pada masalah ini," katanya.

Agar bibit-bibit pohon di lereng Merapi tak mati, dalam dua minggu ke depan PALM melakukan penyiraman rutin menggunakan mobil tanki. Selama penyiraman berlangsung, PALM akan membuat 100 bak air darurat masing-masing berukuran 4 x 6 meter yang menggunakan landasan terpal. Bak tersebut berfungsi sebagai tempat penampungan air yang akan digunakan warga untuk menyiram tanaman.

"Kami juga sedang mengumpulkan ribuan botol air mineral berukuran 600 mililiter dan botol-botol infus untuk menyiram tanaman secara perlahan-lahan dengan sistem infus. Rumah Sakit Panti Rapih dan Panti Nugroho sudah bersedia menyumbang botol-botol infus untuk menampung tandon air di setiap tanaman," tutur Kari.

Camat Cangkringan Samsul Bakri mengungkapkan, saat ini banyak bibit-bibit pohon di sekitar Desa Glagaharjo dan Kepuharjo, mati dan mengering. Tanaman-tanaman tersebut mati karena hanya ditanam di permukaan pasir sehingga mudah mengering dan tersapu air jika hujan tiba.

Koordinator Forum Silaturahmi Alim Ulama dan Tokoh Masyarakat Lintas Iman Kawasan Merapi (Salaman Merapi) KH Masrur Ahmad MZ menambahkan, sumbangan jutaan bibit pohon yang ditanam di lereng Merapi bernilai miliaran rupiah. Karena itu, jika tak dipelihara, maka tanaman-tanaman tersebut akan mati sia-sia.

"Agar penghijauan lereng Merapi benar-benar terlaksana, bantuan sebaiknya tidak lagi dalam bentuk bibit tanaman tetapi berupa pemeliharaan tanaman," ujarnya.

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Millions of Dead Endangered Plants Reforestation

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Entering the dry season, millions of tree seedlings on the slopes of Mount Merapi threatened to dry. If not immediately addressed, donor assistance worth billions of dollars are going to die in vain.

Field Coordinator Area Consortium for the greening of slopes of Merapi (PALM) Tri Adji Curry points out, about 75 percent of tree seedlings planted on the slopes of Merapi is still surviving and about 25 percent die. However, if within the next week there was no rain, so the plants will also die.

"Many donors who think the simple fact that forestry on the slopes of Merapi to be completed only by donating a number of tree seedlings. Yet, beneath it is still a lot of other things that must be considered, such as watering, fertilizing, to maintenance," said Kari, Tuesday (7 / 6 / 2011) at Pondok Pesantren Al Qadir, Cangkringan, Sleman regency, Yogyakarta.

According to Kari, until now there are many institutions that offer a donation of tree seedlings. However, for these plants do not die in vain, for while planting tree seedlings on the slopes of Merapi is stopped until the rainy season. "Now, that is needed is a movement of watering the seeds of a tree. If there are donors who will provide assistance, should they focus on this issue," he said.

In order for the seeds of trees on the slopes of Merapi is not dead, in the next two weeks PALM perform routine watering tank car. During the watering place, PALM will make 100 emergency water tanks each measuring 4 x 6 meters using tarpaulin base. Bak functions as a reservoir that will be used citizens for watering the plants.

"We also are collecting thousands of bottles of mineral water and the size of 600 milliliter bottles for watering the plants drip slowly with the infusion system. Rapih Hospital Panti Panti Nugroho and are willing to donate the bottles drip to accommodate the water reservoir at each plant, "said Kari.

Camat Cangkringan Samson reveals Bakri, now the seeds of many trees around the village Glagaharjo and Kepuharjo, dead and dry. The crops are dying because only planted on the surface so it is easy to dry and sand washed away if the rain arrives.

Alim Ulema Forum Coordinator Gathering and Faith Community Leaders Across Regions Merapi (Salaman Merapi) KH Ahmad MZ Masrur added, donated millions of tree seedlings planted on the slopes of Merapi worth billions of rupiah. Therefore, if not maintained, then the plants will die in vain.

"In order for greening slopes of Merapi is really done, aid should no longer be in the form of seed plants but such as maintenance of plants," he said.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor