Kunker DPRD Bantul Telan Setengah Miliar Lebih

BANTUL—Puluhan anggota DPRD Bantul kembali mengadakan kunjungan kerja (kunker) ke luar pulau Jawa. Kali ini, anggaran yang dikeluarkan mencapai setengah miliar lebih. Padahal belakangan, Bantul menuai banyak sorotan lantaran 71 persen APBD habis hanya untuk belanja pegawai.

Kunker anggota dewan ke luar Jawa tersebut merupakan kali ke dua pada tahun ini. Bila tak ada aral melintang, puluhan anggota dewan beserta stafnya tersebut bakal berangkat Selasa (26/7) hingga 30 Juli nanti. Kepala Bagian Persidangan DPRD, Endang Krisvianti saat ditemui, senin (25/7) mengatakan, seluruh anggota dewan atau sebanyak 45 orang mengikuti agenda rutin tersebut didampingi dua hingga tiga orang staf tiap komisi (total empat komisi).

Sesuai Satuan Harga Barang dan Jasa (SHBJ), tiap peserta menghabiskan biaya hingga Rp10 juta. Komplit untuk biaya transportasi, akomodasi, konsumsi hingga biaya lainnya. Bila dihitung dengan perkiraan minimal, yakni 45 anggota dewan di tambah delapan orang staf komisi (satu komisi dua orang staf), artinya ada 53 orang peserta kunker dengan menalan biaya hingga Rp530 juta.

“Jumlah pastinya berapa peserta belum tahu, tapi 45 orang itu pasti berangkat. Stafnya ada yang dua ada yang tiga orang satu komisi. Pak Sekwan (sekretariat dewan) juga berangkat,” ungkap Endang.

Rinciannya, Komisi A bakal mengagendakan kunker ke Mataram (Nusa Tenggara Barat) untuk membahas masalah perizinan, kependudukan dan pemerintahan desa. Komisi B berangkan ke Bali dengan agenda mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sementara Komisi C berangkat ke Makassar (Sulawesi Selatan) dengan agenda kunker mengenai perencanaan pembangunan dan kebijakan penataan kawasan pantai. Terakhir Komisi D juga berangkat ke Bali untuk membahas masalah pendidikan dan kesehatan. Endang memastikan, kunker ke luar pulau Jawa kali ini bukan yang terakhir untuk agenda studi komparasi 2011. “Ini yang ke dua, masih ada lagi, tapi pasti jumlahnya berapa tahun ini tanya ke pak Sekwan saja,” katanya.

Divisi Pemenuhan Hak Ekonomi Sosial dan Budaya (Ekosob) masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Idea, Valentina Sri Wijiyati, menilai, keputusan dewan melakukan kunker sangat tidak patut mengingat daerah ini banyak disoroti karena 71 persen APBD nya habis hanya untuk belanja pegawai.(Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Kunker Bantul Parliament Swallow Half a Billion More

Bantul Bantul-Dozens of legislators again held a working visit (kunker) to the outer island of Java. This time, the budget spent half a billion more. Though lately, a lot of attention because of Bantul reap 71 percent of budget expenditure out only for employees.

Kunker board members out of Java is the second time this year. If nothing gets in the way, dozens of MPs and their staff is going to leave on Tuesday (26 / 7) to 30 July. Head of the trial of parliament, Endang Krisvianti when found, on Monday (25 / 7), said all board members or as many as 45 people follow a routine agenda is accompanied by two to three staff members of each committee (a total of four commissions).

Appropriate Unit Prices of Goods and Services (SHBJ), each participant cost up to Rp 10 million. Complete for the cost of transportation, accommodation, consumption up to other costs. When calculated with the estimated minimum, ie 45 members plus the eight-person board of commission staff (one commission two staff), meaning there were 53 participants with menalan kunker cost of up to Rp530 million.

"The number of participants do not know the exact number, but 45 people would have left. There are two existing staff of three people the commission. Pak Sekwan (secretariat council) is also leaving, "said Endang.

The details, the Commission will be scheduled kunker A to Mataram (West Nusa Tenggara) to discuss licensing issues, population and village government. Commission B berangkan to Bali with the agenda of local revenue (PAD). While the Commission C went to Makassar (South Sulawesi) with kunker agenda on development planning and structuring policies in coastal areas. Lastly Commission D also went to Bali to discuss the problems of education and health. Endang sure, kunker outside Java is not the last time to do a comparative study of 2011. "This is the second, there's more, but how many years this would amount to pack Sekwan asked only," he said.

Compliance Division of Economic Social and Cultural Rights (ECOSOC) society, Non Governmental Organizations (NGOs) Idea, Valentina Sri Wijiyati, judge, the council's decisions do kunker highly inappropriate given the many highlights of this area because 71 percent of the budget is exhausted only to personnel expenditure.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor