1.500 PNS DIY Kurang Produktif Bekerja

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Secara faktual, Pemerintah Provinsi DIY kekurangan tenaga teknis sebanyak 2.500 orang. Namun, DIY juga kelebihan sebanyak 1.500 PNS yang rata-rata berumur di atas 40 tahun dan kurang produktif dalam bekerja.

"Mereka umumnya bekerja seadanya. Datang ke kantor, merokok, baca koran, dan melakukan tugas semampunya," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi DIY Ikhsanuri, di Yogyakarta.

Menanggapi hal ini, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DIY Sudibyo mengatakan, sebanyak 1.500 PNS tersebut kurang bekerja optimal karena dua hal, yaitu penempatan yang belum tepat dan kurangnya kompetensi.

Rencananya, BKD DIY akan berkoordinasi dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY untuk melakukan analisis.

"Kami akan memastikan apakah ketidakoptimalan kerja mereka disebabkan penempatan tugas yang belum tepat atau karena kurangnya kompetensi. Hingga saat ini kami juga belum bisa menentukan target kapan kekurangan dan kelebihan tenaga ini akan teratasi," kata Sudibyo.

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

PNS 1500 DIY Less Productive Work

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Factually, the Provincial Government of DIY shortage of technical personnel to about 2,500 people. However, DIY also excess of 1500 civil servants that the average age above 40 years old and less productive in their work.

"They generally work potluck. Come to the office, smoke, read newspapers, and doing their best job," said Acting Secretary of the Provincial DIY Ikhsanuri, in Yogyakarta.

In response, the Head of Regional Personnel Agency (BKD) DIY Sudibyo said, about 1,500 civil servants are not working optimally because of two things that have not exact placement and lack of competence.

The plan, BKD DIY will coordinate with the Board of Education and Training DIY to do the analysis.

"We'll see if they work ketidakoptimalan due to the placement of tasks that have not been right or because of lack of competence. Until now we also can not specify a target when the advantages and disadvantages of this power would be settled," said Sudibyo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor