Kasus Penusukan Misterius Terjadi Lagi di Yogyakarta

Yogyakarta - Kasus penusukan misterius kembali meresahkan warga Yogyakarta. 1 Orang tewas dan 5 orang lain luka-luka akibat aksi orang tak dikenal. Sampai saat ini, Polda DIY belum bisa menangkap pelaku penusukan tersebut.

Dari 6 orang korban itu, salah satu korban meninggal dunia. Korban meninggal dunia adalah Suranto (45) warga Gowok, Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Sleman. Sedang lima korban luka lainnya adalah Widodo warga Balapan, Gondokusuman Yogyakarta; Antonius Andang Sudibyo warga Janti, Catur Tunggal Depok, Sleman; Tukiran, Sanggrahan, Sorowajan, Banguntapan, Bantul; Yenni warga Banyumeneng, Desa Banyuraden, Gamping, Sleman dan Ikhsanudin warga Sumberagung, Moyudan Sleman.

"Sejak kasus ini muncul, saat menjelang Lebaran hingga hari ini belum satupun pelaku yang berhasil ditangkap polisi," kata Ketua Jogja Police Watch (JPW), Asril Sutan Marajo kepada wartawan di kantor Jl Jenggotan, Yogyakarta, Jumat (9/9/2011).

Menurut Asril, dari enam kasus itu yang menjadi korban pertama sebenarnya adalah Yenni warga Banyumeneng, Gamping. Peristiwa itu terjadi pada hari Senin malam tanggal 29 Agustus 2011. Dia sempat dimintai sejumlah uang oleh pelaku yang menggunakan sepeda motor dengan wajah tertutup helm.

"Meski sudah memberi uang, dia sempat dilukai dengan disabet dengan senjata tajam yang mengenai dekat bibir. Namun dia tidak melaporkan kasus ini ke polisi," katanya.

Kasus selanjutnya terjadi di daerah Gowok dekat Ambarukmo atau wilayak Depok Barat dengan korban luka tusukan atau bacokan. Korban Antonius Andang Sudibyo, Tukiran dan Widodo sempat dirawat di rumah sakit. Korban Suranto meninggal dunia. Sedangkan kepada korban Ikhsanudin warga Sumberagung, pelaku sempat mengancam meminta uang dengan jumlah pelaku empat orang berboncengan sepeda motor.

"Kasus yang terjadi di wilayah Depok Barat pada dinihari menjelang subuh, bukan tengah malam setelah Lebaran hingga tanggal 3 September. Pelaku bersepeda motor dan menutup muka dengan helm," kata Asril.

Asri meminta kepada jajaran Polda DIY, Polres Sleman maupun Polres Bantul untuk segera mengusut tuntas motif dari aksi brutal tersebut dan menangkap pelakunya. Pihaknya tidak ingin kasus penusukan misterius seperti pada bulan Juli 2010 silam kembali terulang. Pihaknya juga tidak mengetahui apakah motif aksi brutal tersebut merupakan kasus kriminal murni atau pelakunya psikopat.

"Ini mengakibatkan masyarakat resah, takut, tidak nyaman bahkan bisa menganggu pariwisata Yogyakarta. Karena itu kami juga meminta Kapolda DIY Brigjen Tjuk Basuki dalam waktu 100 hari agar bisa mengungkapnya. Namun bila tidak lebih baik mundur," kata Asril didampingi pengurus JPW lainnya Kusno S Utomo. (bgs/fay)


Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Mysterious stabbings Happen Again in Yogyakarta

Yogyakarta - The case of the mysterious stabbing again troubling the people of Yogyakarta. One person was killed and five others injured by action of a stranger. Until now, the Yogyakarta police have not been able to capture the perpetrators of these stabbings.

Of the six victims, one victim died. The victim died is Suranto (45) residents Gowok, Catur Tunggal, Depok subdistrict, Sleman. Currently five other injured victims were residents Racing Widodo, Gondokusuman Yogyakarta; Anthony Andang Sudibyo residents Jackie, Catur Tunggal Depok, Sleman; Tukiran, Sanggrahan, Sorowajan, Banguntapan, Bantul; Yenni residents Banyumeneng, Banyuraden Village, Dalkeith, Sleman and Ikhsanudin Sumberagung citizens, Moyudan Sleman.

"Since this case arises, the eve of Lebaran until today has not one actor who caught the police," said Chairman of the Yogyakarta Police Watch (JPW), Asril Sutan Marajo told reporters at the office Jenggotan Road, London, on Friday (09/09/2011) .

According Asril, from six cases were the first victims are actually citizens Banyumeneng Yenni, Dalkeith. The incident happened on Monday evening of August 29, 2011. He had asked for some money by actors who use a bike with a closed face helmets.

"Despite giving money, he was injured with a sharp weapon that disabet about near the lips. But he did not report this case to the police," he said.

The next case occurred in an area near Ambarukmo or wilayak Gowok Depok West with a puncture wound or a stab victim. Victim Anthony Andang Sudibyo, Tukiran and Widodo was treated in hospital. Suranto victims died. While the victim Ikhsanudin Sumberagung residents, the perpetrators had threatened to ask for money with the number of people in four people rode motorcycles.

"The case in Depok area West at dawn dawn instead of midnight after Lebaran until September 3. Actors on motorcycles and covering her face with a helmet," said Asril.

Asri request to the ranks of Yogyakarta police, Police Sleman and Bantul police to immediately investigate the motive of the brutal action and arrested the culprit. It did not want such a mysterious stabbings in July 2010 ago repeats itself. It also does not know whether the motive for the brutal action is purely a criminal case or psychopathic perpetrators.

"This resulted in the restless, afraid, uncomfortable and can disrupt tourism in Yogyakarta. Therefore, we also asked the provincial police chief Brigadier General DIY Tjuk Basuki within 100 days in order to disclose it. But if not better resign," said the caretaker was accompanied Asril other JPW Kusno S Utomo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor