Pilwalkot Yogya Harus Bebas Politik Uang

YOGYAKARTA – Pilwalkot Yogyakarta 2011 besok akan digelar. Warga Yogyakarta diingatkan untuk berpikir cerdas saat memilih pasangan calon yang bakal memimpin mereka hingga lima tahun ke depan.

Pesan inilah yang ditangkap kemarin siang saat Aliansi Masyarakat Peduli Yogyakarta menggelar demonstrasi menuntut Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Yogyakarta yang bersih dari money politics (politik uang). Supaya pesannya sampai ke masyarakat, aksi dilangsungkan dari Gedung DPRD Kota Yogyakarta menuju titik nol kilometer.

“Rakyat harus jeli memilih pemimpin. Jangan sampai memilih yang melakukan kecurangan dan membagikan uang,”desak koordinator aksi, Aza El Munadian. Menurut dia, pilwalkot di Yogyakarta hampir sama dengan daerah lain.Tidak sedikit pasangan calon yang hanya menebar janjijanji manis. Buntutnya, mereka justru melakukan pelanggaran pemilu dengan membagikan uang,mencuri start hingga pelanggaran lainnya. “Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) harus menindak semua bentuk pelanggaran (pemilu),“ tandasnya.

Aksi kemarin berlangsung damai. Beberapa spanduk dan poster ikut dibentangkan untuk mengingatkan para pemilih agar berhati-hati memilih. Para pendemo juga mengadakan aksi teatrikal. Kekhawatiran potensi politik uang bakal terjadi memang wajar.Terlebih,aparat kepolisian sudah mengendus kegiatan yang melanggar Undang-Undang Pemilu tersebut.

Pasalnya, aparat Polsekta Danurejan berhasil mengamankan empat orang yang diduga akan melakukan politik uang. Kapolresta Yogyakarta Kombes Pol Mustaqim melalui Kapolsekta Danurejan Kompol Irfan mengungkapkan, penangkapan empat orang tersebut terjadi pada Jumat (23/9) sekitar pukul15.30 WIB di Wisma Flamingo, Bausasran,Danurejan. Penangkapan bermula dari kecurigaan adanya kemacetan di jalan sekitar Wisma Flamingo saat petugas melakukan patroli.

Ternyata kemacetan disebabkan keramaian di depan wisma itu. “Dari sana, petugas kita ada yang dari Reskrim dan Intel melakukan pemantauan dan menemukan adanya kecurigaan,” terangnya kemarin. Empat orang yang diduga akan melakukan tindakan politik uang ini langsung diamankan di Polsekta Danurejan.

Untuk proses penyelidikan temuan tersebut, kasus ini langsung ditangani petugas penyidik dari Penegakan Hukum Terpadu (Gakumdu). “Untuk penaganan dan pembuktian ditangani Gakumdu,”imbuhnya. Divisi Hukum Panwaslu Kota Yogyakarta Sudarmanto saat ditemui di Polsekta Danurejan membenarkan adanya empat orang yang diamankan terkait dugaan politik uang.

Modus yang dilakukan empat orang ini mencari orang-orang yang tinggal di wilayah sekitar lokasi. “Tapi ini masih proses (pemeriksaan),” ujarnya. Empat orang yang diamankan, lanjut Sudarmanto, ada yang berasal dari warga setempat sekitar lokasi dan ada juga yang berasal luar Yogyakarta. Dari tangan mereka berhasil diamankan sejumlah uang sebagai barang bukti.

“Jika terbukti, ada sanksi pidana dan denda, ini secara individu,” terang Sudarmanto. Ditanya para pelaku dari pasangan calon mana,Sudarmanto enggan menjawab. Alasannya, temuan tersebut masih dalam proses penyelidikan sehingga belum bisa diungkapkan. Untuk proses penyelidikan lebih jauh, keempat orang yang diduga melakukan percobaan politik uang tersebut tadi malam langsung dibawa ke PolrestaYogyakarta.

Ribuan Polisi Amankan TPS

Untuk mengamankan jalannya pilwalkot, Polda DIY dan Polresta Yogyakarta besok Minggu (25/9) mengerahkan sebanyak 1.210 personel kepolisian. Mereka bertugas mengamankan proses pemungutan suara di 838 tempat pemungutan suara (TPS). Pasalnya, proses pemungutan suara rentan menciptakan pergesekan antarpendukung pasangan calon.

Personel yang dilibatkan, yakni dari Polresta Yogyakarta menurunkan 34 anggota, Satgas Cegah mengerahkan 101 personel, Satgas Deteksi (21 personel), Satgam Kamseltibcar (19 personel), Satgas PAM Obvit (61 personel), Satgas Bantuan 25 personel, Dalmas Polda DIY (66 anggota), Brimob Polda DIY (66 anggota), dan Polsekta menurunkan tak kurang dari 805 anggota.

“Personel akan mulai dilepas Sabtu (hari ini),” kata Kapolresta Kombes Pol Mustaqin. Pola pengamanan yang dilakukan didasari pada kriteria kerawanan TPS.Pengamanan untuk TPS yang masuk dalam kategori aman dilakukan dengan pola dua personel menjaga empat TPS. Sementara TPS yang masuk kategori Rawan I atau berada di wilayah yang pernah ada konflik vertikal maupun horisontal, partisipasi parpol berimbang,dan saling berseberangan pandangan politiknya, maka pola pengamanannya dua personel menjaga dua TPS.

Mustaqin menambahkan, untuk TPS yang masuk kriteria Rawan II atau berada di wilayah masih terjadi konflik vertikal maupun horizontal,sulit dikendalikan, dan cenderung anarkis pola pengamanannya satu TPS dijaga dua personel. Selain polisi, TNI ikut pula dalam pengamanan pilwalkot.

Sementara itu, Aulia Reza Bastian, salah satu calon Wakil Wali Kota (Cawawali) Yogyakarta, diketahui tidak memiliki hak suara. Cawawali pasangan nomor urut satu ini belum genap enam bulan menjadi penduduk Kota Yogyakarta,sebagai syarat dasar untuk memiliki hak pilih pada pemilihan kepala daerah (pilkada).

Dari penelusuran KPU Kota Yogyakarta,Aulia Reza Bastian merupakan pria kelahiran Muara Enim, Sumatera Selatan. Dia terhitung menjadi penduduk Kota Pelajar sejak 28 Desember 2010 lalu.“Artinya belum genap enam bulan menjadi penduduk Kota Yogyakarta,” kata Anggota KPU Divisi Sosialisasi,Data dan Informasi Titok Hariyanto,kemarin.

Menurutnya, seorang pendatang dapat memiliki hak pilih setelah tercatat menjadi penduduk minimal enam bulan pada saat Daftar Pemilih Sementara (DPS) diumumkan. Sementara DPS Pilkada Yogyakarta disahkan menjadi Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Juni lalu. Kendati demikian, sesuai aturan yang berlaku, kata Titok, Aulia Reza Bastian tidak kehilangan haknya sebagai Cawali Yogyakarta. kuntadi/muji barnugroho/maha deva

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Yogya Pilwalkot Must-Free Money Politics

YOGYAKARTA - Yogyakarta Pilwalkot 2011 will be held tomorrow. Yogyakarta residents are reminded to be smart when choosing a candidate who would lead them to five years into the future.

This message was arrested yesterday afternoon when the Alliance of Concerned Citizens held a demonstration demanding Election Yogyakarta Mayor and Deputy Mayor (Pilwalkot) Yogyakarta that was free from money politics (money politics). So that the message reaches the public, the action took place from Parliament House Yogyakarta kilometers towards the zero point.

"People must be smart in choosing leaders. Do not get to choose who commit fraud and distributing money, "insisted the action coordinator, Aza El Munadian. According to him, pilwalkot in Yogyakarta is almost equal to the area lain.Tidak few pairs of candidates who only spread janjijanji sweet. Consequently, they are actually violating the election by distributing money, stealing other start-up offense. "Election Supervisory Committee (Panwaslu) should take action against all forms of violation of (the election)," he said.

Action takes place peacefully yesterday. Some of the banners and posters come stretched to remind voters to be careful choosing. The demonstrators also held a theatrical action. Concerns the potential political money is going to happen wajar.Terlebih, the police already sniffing activities in violation of the Elections Act.

The reason, officials Polsekta Danurejan managed to secure four people who may try to use political money. Yogyakarta police chief Comr Mustaqim through Kapolsekta Danurejan Kompol Irfan said the arrest of four people took place on Friday (23 / 9) around pukul15.30 pm at Wisma Flamingo, Bausasran, Danurejan. The arrest stems from the suspicion of congestion on the roads around Wisma Flamingo when officers on patrol.

Apparently due to crowd congestion at the front of the guesthouse. "From there, we have an officer from the Criminal and Intel perform monitoring and found no suspicions," he explained yesterday. Four people suspected of political action would be taken this money directly secured in Polsekta Danurejan.

For the investigation findings, the case officer directly handled investigator of the Integrated Law Enforcement (Gakumdu). "To penaganan and evidentiary Gakumdu handled," he added. Legal Division Panwaslu Yogyakarta Sudarmanto when found in Polsekta Danurejan confirmed the four men who secured the alleged money politics.

Mode conducted four people are looking for people who live in the area around the site. "But this still process (examination)," he said. Four people are secured, continued Sudarmanto, were from local residents about the location and some are from outside Yogyakarta. From the hands they had secured some money as evidence.

"If proven, there are criminal penalties and fines, this individual," explained Sudarmanto. Were the perpetrators of which candidate pairs, Sudarmanto reluctant to answer. The reason, the findings are still under investigation so it can not be disclosed. For further inquiry process, the four men who allegedly attempted money politics was last night taken directly to PolrestaYogyakarta.

Thousands of Police Secure TPS

To secure the pilwalkot, Yogyakarta Yogyakarta police and Police tomorrow Sunday (25 / 9) to deploy as many as 1210 police personnel. They were tasked to secure the voting process in 838 polling stations (TPS). Because the voting process creates friction antarpendukung vulnerable candidates.

Personnel involved, namely the lowering of Yogyakarta Police 34 members, Task Force 101 personnel deployed Prevent, Detect Task Force (21 personnel), Satgam Kamseltibcar (19 personnel), Task Force Obvit PAM (61 personnel), Task Force 25 personnel assistance, Yogyakarta police Dalmas (66 members), Yogyakarta police Mobile Brigade (66 members), and lower Polsekta members no less than 805.

"The personnel will begin to be released on Saturday (today)," said police chief Comr Mustaqin. Security patterns made based on vulnerability criteria for TPS TPS.Pengamanan in category performed safely with the pattern of two personnel to maintain the four polling stations. While TPS Prone category I or are in a region that had no conflict of vertical and horizontal, balanced participation of political parties, and mutually opposing political views, then the two patterns of the security personnel keep the two polling stations.

Mustaqin added, the entry criteria for TPS Prone II or are in the area of ​​conflict still occur vertically or horizontally, it is difficult to control, and tend to be anarchic pattern of security was one polling station guarded by two personnel. Besides police, the military were also in securing pilwalkot.

Meanwhile, Reza Aulia Bastian, one of the candidates for deputy mayor (Cawawali) Yogyakarta, known to have no voting rights. Cawawali pair sequence number one is not even six months is a resident of the city of Yogyakarta, as a basic requirement to have the right to vote in local elections (elections).

Election Commission of tracing the city of Yogyakarta, Reza Aulia Bastian is a man born in Muara Enim, South Sumatra. He counted the population in the Student since December 28, 2010. "That is not even six months is a resident of the city of Yogyakarta," said KPU member Dissemination Division, Data and Information Titok Hariyanto, yesterday.

According to him, a newcomer can have the right to vote after recorded a population of at least six months at the time of Voters List (DPS) was announced. While DPS was passed into Yogyakarta Election Voters' List (DPT) in June. Nevertheless, according to a regulatory filing, said Titok, Reza Aulia Bastian did not lose his rights as Cawali Yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor