Bantul Telan Kerugian Rp23 M

BANTUL– Luapan air Sungai Winongo akibat hujan deras yang turun sepanjang Minggu (1/1) telah menyebabkan kerusakan fatal di sektor pertanian, perikanan, dan infrastruktur di Kabupaten Bantul.


Total kerugian yang ditanggung karena luapan air sungai tersebut diperkirakan mencapai Rp23 miliar. Sekretaris Daerah Bantul Riyantono mengatakan angka kerugian tersebut didasarkan atas perhitungan kerusakan di sektor pertanian, perikanan dan infrastruktur. “Untuk masalah kerugian itu akan kami bahas antara pemprov besok karena anggaran penanganan bencana tinggal Rp3,7 miliar.Yang jelas,kerugian sekitar Rp23 miliar,”katanya kemarin.

Kerusakan infrastruktur di wilayah Bantul meliputi tanggul- tanggul maupun irigasi. Untuk sektor perikanan, kerugian berasal dari gagalnya budi daya ikan di 17 kecamatan.Dari catatan Dinas Kelautan dan Perikanan,total kerugian mencapai Rp438,986 juta. Untuk bangunan fisik Rp77 juta dan Balai Benih ikan Rp5 juta. Di bidang pertanian, tercatat ada 824 hektare lahan tanaman tergenang air.Beberapa di antaranya lahan padi, bawang, dan cabe.

“Dari total yang terendam itu perkirakan 51 hektare puso,” ungkap Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul Edy Suharyanta. Jika dihitung kasar, total kerugian yang diderita petani dan juga saluran irigasi yang rusak mencapai Rp3,378 miliar. Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul melansir akibat luapan air Sungai Winongo ini, sebanyak 770 jiwa terpaksa mengungsi,dan 15 di antaranya harus dievakuasi tim SAR, karena terjebak luapan air.

Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto mengatakan ratusan pengungsi tersebar di beberapa titik.Antara lain Jogonalan Kidul ada empat RT, Jogonalan Lor ada dua RT,dan Glondong dua RT.“Semuanya berada di Kasihan dan berada di bantaran Kali Winongo.Ratarata ketinggian air setinggi dada,” ujarnya kepada wartawan kemarin. Menurutnya, Sungai Winongo memang setiap tahun meluap.

Namun,kemarin merupakan luapan terbesar karena juga merendam ratusan rumah di Kota Yogyakarta ini. ”Ada kemungkinan ini karena penyempitan bantaran sungai dan debit sampah yang naik,” ucapnya. Hingga kemarin warga korban luapan Sungai Winongo masih melakukan kerja bakti. Mereka membersihkan rumah dari sisa-sisa air luapan sungai. Sebagian lagi berusaha menyelamatkan barang-barang yang dimiliki.

Kepala Dukuh Glondong, Tamantirto, Kasihan, Kasilah menuturkan, meluapnya air sungai terjadi sejak Minggu (1/1) petang.Warga pun segera diungsikan ke RT lainnya untuk mengamankan diri.Hal ini karena air terus naik dan membahayakan warga. ”Air mulai surut pukul 01.00 WIB,” ujarnya. Namun,warga baru kembali ke rumah masing-masing sekitar pukul 05.00 pagi kemarin.

Warga dengan dibantu Tim SAR serta relawan lainnya pun mulai kerja bakti ketika hari sudah terang. ”Warga kami yang mengungsi sebanyak 77 KK,”ungkapnya. suharjono

Sumber berita: Seputar Indonesia Sumber Foto : tembi.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor