7 Gunungan Gerebek Maulud Keraton Yogyakarta Jadi Rebutan Warga

Yogyakarta - Keraton Yogyakarta menggelar acara tradisi Gerebek Maulud Tahun Wawu 1945 berdasarkan penanggalan Jawa atau bertepatan dengan hari ini, Minggu (5/2/2012). Sebanyak tujuh gunungan yang merupakan hajat dalem atau berkah dalem Keraton Yogyakarta, jadi rayahan atau rebutan ribuan warga.

Ketujuh gunungan terdiri dari 3 gunungan kakung dan satu gunungan putri, satu gunungan gepak, satu gunungan darat, dan satu gunungan pawuhan. Barang-barang tersebut diperebutkan di tiga tempat berbeda, yakni di halaman Masjid Besar Kauman, Kadipaten Pura Pakualaman, dan kompleks Kantor Gubernur DIY di Kepatihan.

Sebanyak lima gunungan yakni satu gunungan kakung, putri, gepak, darat, dan pawuhan di perebutkan di Masjid Besar Kauman. Sedangkan satu gunungan kakung diperebutkan di Pura Pakualaman dan satu gunungan kakung di Kepatihan.

Prosesi Gerebek Mulud ini merupakan puncak perayaan sekaten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sebelum acara dimulai, ribuan warga sudah memadati sekitar Alun Alun Utara dan Masjid Besar Kauman.

Sebelum gunungan keluar, dimulai acara kirab prajurit keraton yang dipimpin manggalayudha prajurit yang juga adik Sultan HB X, GBPH Yudhaningrat. Satu persatu prajurit mulai dari Wirobrojo, Daeng, Patangpuluh, Ketanggung, Prawirotama, Mantrijero, Nyutro dan Jagakarya keluar menuju pagelaran keraton melalui Siti Hinggil.

Ketujuh gunungan keluar dengan dikawal prajurit Bugis, Surakarta serta prajurit Lombok Abang dan Plangkir dari Pakualaman. Saat gunungan keluar, dilakukan penghormatan dengan tiga kali tembakan salvo ke udara.

Lima gunungan dibawa menuju Masjid Besar Kauman. Warga pun antusias untuk merayah gunungan tersebut. Saat gunungan didoakan oleh penghulu masjid, petugas keamanan sudah meminta warga tertib. Gunungan baru boleh dirayah setelah doa usai. Begitu doa selesai dipanjatkan warga langsung berebut merayah gunungan yang terbuat dari aneka hasil bumi dan sayuran itu.

Dua gunungan lagi, yakni satu gunungan di bawa menuju Kepatihan dengan dikawal pasukan gajah dan prajurit Bugis dan para abdi dalem Keprajan Sipat Bupati. Satu gunungan lagi di kawal prajurit Lombok Abang dan Plangkir menuju Puro Pakualaman.

Dua gunungan yang diperebutkan di Pura Pakualaman dan Kepatihan itu merupakan simbol bersatunya Kasultanan Yogyakarta, Kadipaten Pura Pakualaman, dan Kepatihan yang merupakan pusat pemerintahan Yogyakarta.(bgs/try)

Sumber Berita & Foto : Detiknews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor