UII Yogyakarta jadi anggota Dewan Universitas Dunia

Yogyakarta  - Universitas Islam Indonesia Yogyakarta bersama 30 perguruan tinggi dari 20 negara menjadi anggota International Universities Search and Rescue Council atau Dewan Universitas Dunia untuk Pencarian dan Penyelamatan.

"Universitas Islam Indonesia (UII) juga terpilih menjadi salah satu anggota komite koordinasi dewan tersebut bersama sembilan anggota lainnya," kata Rektor UII Edy Suandi Hamid di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, Dewan Universitas Dunia untuk Pencarian dan Penyelamatan yang dideklarasikan di Nicosia, Siprus Utara, Selasa (24/4) itu sebagai bentuk kepedulian perguruan tinggi atas banyaknya tragedi kemanusiaan yang diakibatkan bencana alam.

"Dewan tersebut bertujuan untuk membangun kerja sama dan saling tukar pengalaman mengatasi bencana alam yang terjadi. Dewan itu selanjutnya berencana melakukan pertemuan rutin setiap tahun dengan membahas topik-topik yang relevan terkait dengan kebencanaan," katanya.

Selain UII, perguruan tinggi yang berpartisipasi dalam dewan itu antara lain dari Turki, Siprus, Rusia, Nepal, Brazil, India, Yordania, Uganda, Azerbaijan, Polandia, Yaman, dan Somalia.

"Bagi Indonesia partisipasi dalam dewan tersebut sangat penting karena bencana alam dengan berbagai bentuknya seperti gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, dan erupsi gunung berapi relatif sering terjadi," katanya.

Ia mengatakan, bagi UII partisipasi itu penting untuk lebih banyak mendalami persoalan terkait dengan kebencanaan. Hal itu penting karena UII selalu berpartisipasi ketika terjad bencana besar di Indonesia.

"Selain itu, UII yang berada di Yogyakarta juga selalu berdiri di garis depan bersama perguruan tinggi lain ketika bencana terjadi di wilayah tersebut, seperti erupsi Gunung Merapi dan gempa bumi pada 2006 yang menewaskan ribuan orang," kata Edy.

Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perancangan (FTSP) MOchamad Teguh mengatakan, kegiatan itu dilatarbelakangi oleh kepedulian masyarat dunia khususnya masyarakat Siprus Utara terhadap upaya penyelamatan jiwa akibat suatu peristiwa bencana alam, bencana karena kelalaian manusia, dan kecelakaan lalu lintas.

Menurut dia, agenda utama dalam kegiatan itu antara lain mengomunikasikan hasil-hasil pelatihan kepada calon lembaga atau institusi yang diharapkan akan mendukung kegiatan yang sedang berlangsung, berbagi pengalaman dan melanjutkan koodinasi riset ilmiah berkaitan dengan bencana alam

"Selain itu, mendorong mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi untuk berpartisipasi dalam aktivitas pencarian dan penyelamatan, mendukung aktivitas pendidikan pada tim pencarian dan penyelamatan untuk menangani kemungkinan bencana alam, dan mendukung pengembangan organisasi internasional untuk pendidikan SAR," kata Teguh.

Sumber : Antaranews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir