Rampok Spesialis Brankas Digulung

YOGYAKARTA– Tujuh perampok spesialis pembobol brankas berhasil dibekuk kepolisian Polda DIY. Empat di antaranya dilumpuhkan dengan timah panas karena mencoba melawan petugas saat hendak ditangkap.

Para pelaku masing-masing Ml dan Rt (asal Ambon), Yl (asal Medan) dan Ug, Dr, An, Ksn (asal Jawa Barat). Ketujuh pelaku ini diduga sebagai pelaku perampokkan di enam lokasi di DIY. Mereka ditangkap petugas di Kabupaten Sumendang Jawa Barat setelah dikuntit dari Jakarta (31/8).

Kapolda DIY, Brigjen Sabar Rahardjo mengatakan kawanan ini ditangkap saat hendak beraksi di sebuah SPBE (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji) di daerah Sumedang. Saat itu, tiga orang sudah berada di dalam SPBE,sementara dua di antaranya berjaga di dalam kendaraan di luar. ”Awalnya hanya tiga tersangka yaitu Ml, Rt, dan Yl yang berhasil ditangkap. Dua orang yang berjaga di kendaraan berhasil meloloskan diri,” katanya. Selang beberapa hari, empat pelaku lainnya berhasil ditangkap di sejumlah tempat terpisah di Jawa Barat.

”Empat di antaranya terpaksa dilumpuhkan dengan timah panas karena berusaha melawan petugas saat hendak ditangkap,”terang Rahardjo. Sebelum beraksi, kawanan ini mendatangi kota yang akan dirampok pada satu atau dua hari sebelum melakukan aksinya. Seorang pelaku kemudian bertugas mencari sasaran dan mengambar secara detail sasaran yang hendak dirampok. ”Aksi perampokkan umumnya dilakukan antara pukul 01.30 WIB sampai pukul 04.00 WIB. Mereka kemudian melumpuhkan satpam terlebih dahulu sebelum menyasar brankas yang diincarnya,”tutur Rahardjo.

Tercatat kawanan ini sukses beraksi di sejumlah wilayah di DIY.Pada Jumat (15/6) kawanan ini berhasil merampok kantor Disnakertrans DIY. Saat itu mereka berhasil membawa kabur uang tunai Rp15 juta.Kemudian pada Sabtu (14/7) kawanan ini juga berhasil membobol PT Askes Kotagede dengan kerugian Rp23,6 juta. Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kawanan ini juga berhasil menjebol berangkas berisi uang tunai Rp133 juta pada Selasa (31/7) dan Rp350 juta dari berangkas Kampus Akademi Teknologi Kulit (ATK), di Sewon, Bantul, pada Senin (16/7).

Kawanan ini juga beraksi di Kantor BBPPKS Kalasan, Sleman pada (14/11/2011) dengan kerugian Rp 81 juta dan terakhir, di Golf Cangkringan pada Kamis (28/6) dengan kerugian Rp6 juta. Kawanan perampok ini diketahui juga beraksi di luar DIY seperti di Jawa Tengah,Jawa Barat, Jakarta,Kalimantan,BangkaBelitung, danBali.”Masihada beberapa tersangka yang ditetapkan sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang),termasuk JF yang ahli menjebol brankas,” tambah Direktur Reserse Kriminan Umum,Kombes Pol Kris Erlangga.

Kriminolog, dari Universitas Janabadra Yogyakarta,Hartanti mengatakan, aksi perampokan tidak mungkin dilakukan dengan sedikit orang. Mereka beraksi dengan tugas masing- masing seperti mengawasi, melumpuhkan satpam, dan menjebol brankasnya. Untuk mendapatkan anggota yang banyak ini perekrutan kemungkinan dilakukan di Lembaga Permasyarakatan (LP). Pasalnya, LP menjadi tempat berkumpulnya para napi- napi dengan keahlian yang dimiliki masing-masing. Menurut Hartati seharusnya,napi dengan kasus kecil tidak dimasukkan ke dalam LP.Namun,disalurkan ke kerja sosial atau tempat lain yang bisa mendidik napi dengan kasus kecil untuk lebih baik.

”Kemungkinan, cara perekrutannya di LP. Mereka mempunyai persamaan misi, jadi untuk berbuat jahat sangat mudah. Untuk itu, napi yang melakukan kejahatan kecil tidak seharusnya dimasukkan ke Lembaga Permasyarakatan, saat disidang bisa disalurkan ke kerja sosial,” ucapnya. ridho hidayat 

Sumber : Seputar Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir