Banjir Material dari Erupsi Merapi Masih Mengancam

SLEMAN - Banjir material Gunung Merapi atau banjir lahar dingin diperkirakan masih terjadi pada musim penghujan akhir 2012 dan awal  2013. Demikian diungkapkan Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) DI Yogyakarta, Subandriyo.

Ia menjelaskan, dari survei di lapangan, masih ada sekitar 77 juta meter kubik endapan material dari Erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada 2010 lalu.

Di wilayah Barat ada sekitar 30an juta meter kubik, sedangkan di wilayah Selatan masih ada sekitar 40an juta meter kubik.

"Total ada 77 juta meter kubik endapan material," terangnya ketika dihubungi melalui telepon di Sleman, Minggu (21/10).

Menurut Subandriyo, banjir material Merapi belum akan terjadi dalam waktu dekat. Pasalnya, perlu waktu dan intensitas hujan yang tinggi untuk bisa melarutkan material menjadi banjir material.

Ia memprediksi, bajir material Merapi baru akan terjadi pada bulan
Desember, Januari, dan Februari. Pada tiga bulan tersebut, intensitas hujan diprediksi akan banyak dan sering.

Untuk banjir material, terangnya, daerah hulu terbilang aman, tetapi
daerah hilir harus waspada. "Yang pada 2010 dan 2011 terkena (banjir lahar dingin), tahun ini kemungkinan akan terkena," terangnya.

Ketika ditanya mengenai jumlah warga yang masih berada di kawasan rawan bencana, Subandriyo mengaku tidak hafal karena datanya ada di data base.

Ia menjelaskan, mereka yang berada di kawasan rawan bencana pun masih dibedakan lagi, yaitu kawasan rawan bencana erupsi dan kawasan bencana banjir lahar dingin. 

Sumber Berita & Gambar : Media Indonesia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor