Warga Jakarta Sesaki Yogyakarta

YOGYAKARTA, Di saat musim liburan Lebaran seperti ini, tak hanya menyisakan lengangnya jalan-jalan utama Jakarta, melainkan juga pertanyaan, ke mana warga Ibu Kota  berwisata?

Ternyata, warga Jakarta memadati Yogyakarta. Setelah Bali, kota ini merupakan destinasi favorit yang kerap dikunjungi lebih dari satu kali oleh pelancong asal Jakarta. Apalagi dalam momen Idul Fitri, selain aktifitas rutin silaturrahim dengan keluarga, event budaya dan reliji seperti Gerebek Syawal, ikut mendongkrak tingkat kunjungan ke kota ini.

Menurut Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Yogyakarta, Istidjab M Danunagoro, pengunjung ber-KTP Jakarta mendominasi fasilitas penginapan, baik di pusat kota maupun pinggiran.

"Tamu yang menginap di hotel-hotel berbintang Yogyakarta, mayoritas berasal dari Jakarta. Sisanya dari Bandung, Semarang dan Surabaya. Mereka bermalam cukup lama, 2 sampai 3 hari," ujar Istidjab kepada Kompas.com, Jumat (9/8/2013).

Kunjungan mereka berkontribusi terhadap rerata tingkat hunian hotel. Pada tanggal 8 Agustus 2013 kemarin atau hari pertama Lebaran, tingkat hunian mengalami lonjakan sebesar 20 persen menjadi 70 persen. Pada musim reguler, kinerja tingkat hunian hotel Yogyakarta terutama bintang 3,4 dan 5, hanya mencapai 50 persen hingga 55 persen. Sementara pada H-4 dan H-3 sebelum Lebaran, anjlok 35 persen hingga 40 persen.

Grand Quality, contohnya. Hotel bintang 4 ini mencatat tingkat okupansi sebesar 75 persen. Jauh lebih tinggi ketimbang tiga hari sebelum Lebaran yang mampu menjual 50 persen dari total 191 unit kamar.

Sementara hotel kelas menengah di bawah pengelolaan Tauzia Group, seperti Harris Hotel mencatat kinerja 80 persen-100 persen. Menurut Corporate Communications Manager Tauzia Hotel Management, Yani Sinulingga, libur Hari Raya yang termasuk peak season, memacu perbaikan kinerja tingkat hunian.

"Hotel-hotel yang dioperasikan Tauzia Group saat hari biasa membukukan keterisian 70 persen-80 persen. Kami selalu menyesuaikan kondisi hotel, terutama F and B dengan tema Idul Fitri untuk menarik minat tamu," ungkap Yani.

Selain momen istimewa Idul Fitri dan Gerebek Syawal, Istidjab mensinyalir, paket-paket khusus yang dirancang pengelola hotel ikut mempengaruhi perbaikan kinerja. Surcharge yang diberlakukan sekitar Rp 100.000 hingga Rp 300.000 di luar tarif resmi tak menjadi halangan buat para pelancong menikmati kekhasan kota, seistimewa Yogyakarta ini.

Sumber : Kompas Online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Terekam CCTV, Napi Asimilasi Ini Curi Uang dan Rokok di Pasar Sleman

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir