â€Å“Ada bebrapa faktor mengapa caleg perempuan belum tentu dipilih oleh perempuan. Pertama, budaya patriarki yang masih melekat. Kedua, pengaruh dogma agama yang memunculkan anggapan hanya laki-laki yang pantas menjadi pemimpin. Sehingga, ada legitimasi bahwa perempuan tidak pantas menjadi pemimpin,†kata Sisparyadi, peneliti dari Pusat Studi Wanita (PSW) UGM, pada Senin (30/3) di kantornya.
Menurut Sisparyadi, perempuan menjadi pemimpin tidak ada masalah. Isu-isu perempuan, bukan hanya menjadi milik perempuan, melainkan juga menjadi isu laki-laki.
Selain adanya faktor budaya dan dogma agama, kualitas caleg perempuan juga berpengaruh terhadap upaya perempuan menduduki kursi parlemen. (Rasno A Shobirin)
Sumber : Harian Jogja
No comments:
Post a Comment