Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2010

Merapi tak Memiliki Badan Penanggulangan Bencana

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN--Pemerintah Sleman, salah satu wilayah yang memayungi kawasan Gunung Merapi, ternyata belum memiliki Bandan Daerah Penanggulangan Bencana. Padahal dalam undang-undang yang di buat pemerintah--UU 24 tahun 2007--telah diamanatkan bagi tiap daerah untuk membentuk badan penanggulangan bencana sendiri. Belum adanya badan daerah yang khusus menanggulangi bencana di Sleman disesalkan oleh Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiap-siagaan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sugeng. "Harusnya daerah punya badan sendiri untuk mengurusi hal itu. Selain sudah ditetapkan oleh UU, pembentukan badan penanggulangan bencana daerah sangat penting untuk program pencegahan bencana dan reaksi pascabencana," ujar Sugeng saat dijumpai sejumlah wartawan di Puskesmas Kecamatan Pakem, Sleman, Ahad (31/10). Sugeng mengutarakan, BNPB memerlukan kaki di tiap daerah guna memaksimalkan kinerja. Kesan lamban yang dicap sejumlah pihak terhadap BNPB, ungkapnya, tidak terlep

TNI Bangun WC Tambahan

SLEMAN (KRjogja.com) - Pasukan TNI pada minggu (31/10) mulai membangun WC darurat di empat posko pengungsi di Kabupaten Sleman dan disambut positif dari para pengungsi. Deni (28) misalnya, pengungsi asal kaliurang di pos Hargobinangun ini merasa senang mengetahui akan dibangun wc tambahan. Hal ini akan mengurangi antrian setiap pagi dan para pengungsi tidak akan berebutan. "saya tinggal di masjid al ikhlas di posko ini. Wc yang dekat ada dua yakni wc mobile di depan masjid. Kalau pagi selalu mengantri. Kalau ada wc tambahan kan lebih bagus," terangnya. Sementara itu, Anggota TNI dari korem 072 pamungkas, Suroso menjelaskan mulai membangun WC tambahan di pos Hargobinangun, Kepuh, Wukirsari, dan Purwobinangun. Di setiap titik, menutnya akan dibangun 10 wc darurat tambahan. "khusus di hargobinangun ini, karena pengungsinya banyak, akan dibangun tiga titik wc darurat, yang masing-masing bisa menampung 10 orang. Ditargetkan, seluruhnya dapat diselesaikan hari ini jug

Ratusan Warga Sesak Nafas Akibat Abu Vulkanik

Gambar
SLEMAN: Ratusan warga baik lansia (lanjut usia) maupun anak-anak dan orang dewasa terserang ISPA pasca hujan abu vulkanik yang turut melanda kawasan barak-barak pengungsian bencana Merapi Sabtu (30/10). Irwan dokter jaga di barak Hargobinangun menuturkan sejak pagi tim kesehatan di barak tak berhenti melayani keluhan warga yang mengeluhkan gangguan pernafasan akibat terlalu banyak menghirup debu vuklanik yang sedari pagi memutihkan kawasan itu. Meski sudah memakai masker, namun rasa sesak dan mata pedas tetap menyerang sehingga membuat warga pun antre memeriksakan diri di tim kesehatan yang ada. "Kalau yang mengeluh sesak 200 lebih ada hari ini dan segera kita beri obat,” kata Irwan, Sabtu (30/10). Sesak nafas menjadi serangan utama di wilayah barak-barak dan sekitarnya karena debu tak hanya masuk dalam ruangan tapi juga ke dapur-dapur umum logistik.

BNPB Imbau Warga Lereng Merapi Tinggal di Pengungsian Selama Sebulan

DetikNews | Kondisi Gunung Merapi dinilai masih fluktuatif alias tidak menentu. Demi keamanan, warga disarankan tinggal sementara di pengungsian selama sebulan. Kepala BNPB Jateng, P. Djarot Nugroho mengatakan, setelah berkoordinasi dengan berbagai kalangan, pihaknya menyarankan pengungsi tak kembali ke rumah dulu. Paling tidak selama sebulan ke depan. "Rekomendasi itu efektif mulai 26 Oktober hingga 24 Nopember mendatang," katanya melalui ponselnya, Sabtu (30/10/2010). Djarot menambahkan, menilik aktivitas Merapi akhir-akhir ini, pihaknya tak berani berspekulasi. Letusan yang terjadi dini hari tadi bisa terjadi sewaktu-waktu. Jika tidak siap, dikhawatirkan hal-hal yang tak diinginkan terjadi. Djarot yang saat dihubungi tengah rapat di Magelang menambahkan, rekomendasi itu tentu tidak kaku. Warga diizinkan pulang ke rumah, tapi disarankan harus cepat kembali ke pengungsian. "Ini demi keamanan," katanya. BNPB akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat a

Abu Vulkanik Merapi Ganggu Penerbangan

Gambar
(SINDO) – Abu vulkanik akibat erupsi Gunung Merapi dilaporkan mulai mengganggu penerbangan. Pesawat milik maskapai Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 6010 mengalami kerusakan mesin hingga akhirnya mendarat di BandaraHangNadim,Batam,Kamis (28/10),sekitar pukul 13.30 WIB. Pesawat yang digunakan untuk mengangkut calon jamaah haji kloter 51 asal Bantul Yogyakarta itu diterbangkan dari Bandara Adi Soemarmo, Solo pukul 11.43 WIB. Meski diketahui sudah mengganggu mesin pesawat, otoritas Bandara Adi Soemarmo, Solo maupun Bandara Adisutjipto,Yogyakarta belum mengeluarkan larangan penerbangan. Manajer Operasional Angkasa Pura, Bandara Adisutjipto, Halindra mengatakan, sampai sekarang abu vulkanik akibat letusan Merapi masih mengarah ke barat. Dengan begitu, jalur penerbangan dari dan ke Bandara Adisutjipto belum terpengaruh abu vulkanik. Mengenai laporan ada pesawat yang terkena abu vulkanik,dia mengaku belum mengecek. “Sejauh ini belum terpengaruh,” kata Halindra kepada SINDO kemarin.

BPPTK: Merapi Diperkirakan Meletus Lagi

SLEMAN, KOMPAS.com - Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandriyo, mengatakan, letusan keras Gunung Merapi pada Sabtu (30/10/2010) disusul awan panas, sebenarnya berlangsung mulai pukul 00.16 WIB hingga 00.37 WIB. Menurut dia, letusan awan panas terjadi karena suplai magma dari bawah ke atas berlangsung cepat. "Sabtu dini hari terjadi aklamasi gas sehingga terjadi letusan awan panas dengan suara keras disertai guguran materal yang mengeluarkan suara bergemuruh. Letusan diperkirakan masih terjadi karena masih ada magma dari bawah yang cukup besar," katanya. Seperti diberitakan, suara ledakan keras Gunung Merapi, Sabtu dini hari pada sekitar pukul 00.40 WIB membuat warga panik. Mereka langsung berbondong-bondong menuju tempat-tempat pengungsian. Para warga yang panik tersebut mengungsi menggunakan mobil bak terbuka, sepeda motor, dan berjalan kaki sambil berteriak-teriak mengajak warga lain untuk mengungsi. Gunun

Jumat Pagi Wedhus Gembel Keluar Tiga Kali

YOGYA (KRjogja.com) - Sepanjang Jumat (29/10) pagi, Gunung Merapi telah tiga kali mengeluarkan wedhus gembel alias awan panas sebanyak tiga kali. Aktifitas tersebut terdata dari seismograf di posko monitoring kantor BPPTK Yogyakarta, Jumat (29/10). "Semburan awan panas terjadi pagi tadi sekitar pukul 06.10 selama 3 menit. Kemudian luncuran awan muncul lagi pukul 08.41 sampai 08.50 dengan jarak luncur 4 kilometer ke arah Selatan menuju Kali Gendol," kata Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Dr. R. Sukhyar di kantor BPPTK Yogyakarta, Jumat (29/10). Sukhyar mengungkapkan, aktivitas luncuran awan panas ini menunjukkan karakteristik Merapi yang sesungguhnya. Terus meningkatnya luncuran dan guguran material menunjukkan fase baru adanya pertumbuhan kubah lava Merapi. Menurutnya, dengan kemunculan karakter Merapi tersebut, kecil kemungkinan akan terjadi ledakan eksplosif lagi. "Tetapi ini tetap kita tunggu seperti apa pembentukan kubahnya. Sejauh ini kita kan belum tahu

Korban Tewas Merapi 32 Orang

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 31 orang tewas bersama hancurnya Dusun Kinahrejo akibat panas letusan Gunung Merapi, Selasa (26/10) petang. Satu korban lainnya adalah Ilham Azaki (6 bulan) dari Kecamatan Srumbung, Magelang, yang terpapar debu vulkanik. Jenazah 30 korban ditemukan di Dusun Kinahrejo, Kelurahan Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, sedangkan satu korban lain meninggal setelah dievakuasi di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta. Camat Cangkringan Samsul Bakri mengatakan, sebagian besar korban tewas ditemukan di Kelurahan Umbulharjo. ”Kumpulan jenazah terbanyak memang ada di sekitar rumah Mbah Maridjan,” katanya. Jumlah korban tewas terus bertambah karena ada kemungkinan masih ada jenazah yang tertimbun di reruntuhan rumah. Selain itu, terdapat pula 14 korban luka berat di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, dan puluhan korban luka ringan. Petugas dari tim forensik RS Dr Sardjito bersama tim Disaster Victim Identification Polda DIY terus mengidentifikasi jenazah korban di RS Dr Sar

Gunung Merapi Meletus,11 Tewas di Sekitar Rumah Mbah Maridjan

SLEMAN (SINDO) – Gunung Merapi akhirnya meletus kemarin. Letusan terjadi pada pukul 17.02 WIB, saat gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah-DI Yogyakarta ini mulai mengeluarkan awan panas. Letusan kembali terjadi pada 17.03 WIB dan disusul keluarnya awan panas secara terus menerus. Berdasar aktivitas tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),Badan Geologi, dan Kementerian ESDM menyatakan Gunung Merapi sudah erupsi. Bahkan,Kepala Pusat PVMBG Surono memastikan bahwa letusan pukul 17.02 WIB lebih besar dibanding tiga erupsi yang terjadi sebelumnya. “Erupsi kali ini bersifat eksplosif dan lebih besar dibanding tiga letusan sebelumnya,”jelas Surono di Yogyakarta kemarin.Karena besarnya energi yang dikeluarkan, pada pukul 18.00 WIB terdengar letusan tiga kali yang terdengar dari Pos PGM di Jrakah dan Pos PGM di Selo, Kabupaten Boyolali, disusul dengan asap membubung setinggi 1,5 kilometer mengarah ke selatan. Hingga tadi malam letusan Merapi dilaporkan mereng

'Energi Merapi lebih besar dibanding 2006'

HARIAN JOGJA: Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono menyebutkan saat ini energi Merapi dilihat dari gejala awalnya, lebih besar dibandingkan peristiwa erupsi pada 2006. Warga diminta lebih waspada. Surono menyebutkan penaikan status dari siaga menjadi awas yang dilakukan pukul 06.00 WIB diambil setelah dilakukan kajian dan analisis terhadap aktivitas kegempaan dan deformasi (penggembungan tubuh gunung) yang mencapai 42 ce per hari. Adapun pengukuran deformasi, menurut Surono, naik hampir 4 kali lipat hingga 21 oktober 2010 dari 10,5 cm per hari menjadi 42 cm per hari, terukur pada 24 oktober. Surono menambahkan dari energi kegempaan yang terjadi sampai sekarang dibandingkan peristiwa erupsi Merapi 2006. "Gejala awalnya memiliki energi yang lebih besar," ujarnya. Lebih lanjut Surono menjelaskan jika pada 2006 indikator yang digunakan yaitu adanya titik api diam pada saat status siaga terlihat adanya kubah lava, saat ini pemantauan tersebut belu

Awas Merapi : 4.000 Warga Sleman akan Dievakuasi, Termasuk Mbah Maridjan

DETIKNEWS | Sleman - Pemerintah Kabupaten Sleman mulai melakukan evakuasi terhadap 4.000 warga di sekitar lereng Gunung Merapi. Semuanya diharapkan bersedia dibawa ke tempat aman, termasuk Mbah Maridjan. "Semua warga di dusun kita harapkan mau pindah, termasuk Mbah Maridjan," kata Wakil Bupati Sleman, Yuni Satia Rahayu kepada detikcom, Senin (25/10/2010). Meski demikian, Yuni mengaku akan fokus terlebih dulu terhadap warga lainnya. Dia tidak akan memaksa jika Mbah Maridjan ingin melaksanakan ritualnya di lokasi tersebut. "Mbah Maridjan memang warga Sleman, kalau mau menjalankan ritual monggo. Tapi menurut saya, ini warga yang lain dulu menjadi pokok perhatian kita," tambahnya. Ada sekitar 4.000 warga dari tiga kecamatan yang akan dievakuasi ke barak-barak pengungsian. Mereka berasal dari kecamatan Turi, Cangkringan dan Pakem. Yuni menegaskan, warga yang dievakuasi adalah mereka yang tinggal dalam radius teraman. "Kalau letusannya eksplosif, maka radi

Selasa, Kloter 44 Kota Yogya Terbang ke Madinah

YOGYA (KRjogja.com) - Sebanyak 386 jamaah haji kota Yogya Kloter 44 SOC, Minggu (24/10) diberangkatkan ke Asrama Haji Donohudan Boyolali dan akan berangkat ke Madinah pada Selasa (26/10). Sebelum berangkat para jamaah berkumpul di sekitar Masjid Diponegoro Kompleks Balaikota Yogyakarta diantar sanak saudara dan kerabat yang melepas, sembari diguyur hujan ringan. Beberapa dari mereka nampak tak kuasa menahan haru, dan terlihat menangis. Kepala Kantor Depag Kota Yogyakarta, Nurudin mengungkapkan, pemberangkatan jemaah calon haji 2010 kota Yogyakarta terbagi menjadi dua kloter. Kloter pertama (Kloter 44 SOC) berangkat pada hari ini. Sementara, Kloter Kedua (Kloter 50 SOC) akan berangkat pada tanggal 27 Oktober 2010. “Jamaah calon haji yang tertua berumur 80 tahun, R.M Notopurbo dari Ngampilan dan jamaah calon haji termuda Soraya Ayu Apsari berumur 20 tahun,” terangnya. Menurut Nurudin rombongan akan tiba di Asrama Haji Donohudan sore nanti, dan akan berangkat langsung ke Madinah,

1.497 Personel Siaga untuk Merapi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Komandan Korem 072 Pamungkas Kolonel Kav Sumedy mengatakan, pihaknya saat ini sudah menyiapkan 897 personel TNI dan polisi di Kabupaten Sleman, serta 510 personel di Kabupaten Magelang untuk bersiaga bila Gunung Merapi meletus. Khusus untuk di Kabupaten Magelang, kekuatan personel ini merupakan gabungan kekuatan Kodim, Batalyon Armed III, Batalyon Armed XI, Akademi Militer, Kepolisian Resor (Polres) Magelang, serta berbagai kesatuan dari jajaran Pemkab Magelang, antara lain, tim search and rescue (SAR) dan personel Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang. "Seluruh kekuatan tersebut selalu on call, siap diterjunkan kapan saja dibutuhkan," ujarnya, saat ditemui seusai upacara gelar pasukan siaga bencana erupsi Gunung Merapi di Lapangan Soepardi di Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang, Sabtu (23/10/2010). Kekuatan personel tersebut nantinya akan dibagi-bagi untuk menjalankan tugas di sejumlah sektor, seperti

Hawa Panas Tembus Ubin, Warga Panik dikira Dampak Merapi

Harian Jogja | KULONPROGO: Geger gunung merapi yang sudah dalam status siaga juga dikhawatirkan warga Kaliwalang, Temon Wetan, Kulonprogo. Tiga petak ubin rumah Agustinus Budi Fernanto, 42, tiba-tiba mendidih dan disangka dampak dari Gunung Merapi. Lokasi rumah Agus terbilang sangat jauh dari ancaman letusan Gunung Merapi. "Kami khawatir jika panas ini adalah salah satu efek dari meningkatnya status Gunung Merapi. Jadi istri saya langsung melapor ke Kepala Desa," ujar Agus di rumahnya, Jumat (22/10) petang. Ia menambahkan, perubahan suhu yang drastis juga terjadi di ruang tamu rumah milik Agus. Hanya saja tidak sepanas suhu di teras rumah. Karena was-was, Agus juga meminta warga dan tetangga untuk membantu mencari tahu kondisi ekstrim tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saat di cek, warga menduga hawa panas terjadi akibat adanya gas alam yang mendesak keluar seperti yang terjadi di Lumpur Lapindo. Bedanya, hawa tersebut tidak disertai dengan bau y

Siaga,Magma Merapi ke Permukaan

YOGYAKARTA(SINDO) – Status Gunung Merapi di perbatasan DIY-Jawa Tengah yang terus menunjukkan peningkatan aktivitas dinaikkan dari waspada menjadi siaga terhitung mulai pukul 18.00 kemarin. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta mencatat, deformasi (pemendekan jarak puncak gunung), guguran serta gempa di Gunung Merapi meningkat tajam. Kepala BPPTK Yogyakarta Subandrio mengatakan, semua parameter untuk menaikan status menjadi siaga sudah terpenuhi. Pihaknya segera menyiapkan seluruh perangkat untuk menghadapi situasi tersebut. “Benar, status Merapi sudah naik menjadi siaga,”ujarnya saat dihubungi tadi malam. Implikasinya, seluruh seluruh aktivitas penambangan pasir di lereng gunung setinggi 2.968 meter di atas permukaan laut (dpl) tersebut harus dihentikan. Demikian juga seluruh aktivitas pendakian juga harus ditutup. Subandrio menjelaskan,deformasi terus berkembang dan hingga kini Merapi sudah mengalami deformasi hingga 1,7 meter ke ara

Perangkat Desa di DIY Siap Gelar Kongres Rakyat

SLEMAN (KRjogja.com) - Persoalan RUUK DIY yang gagal ditetapkan pada akhir bulan ini membuat gerah para perangkat desa di seluruh DIY. Buntut dari ketidaktegasan pemerintah tersebut, Semar Sembogo, suatu paguyuban yang beranggotakan perangkat desa se-DIY siap menggelar kongres rakyat. Ketua Semar Sembogo, Sukiman mengatakan, kini pihaknya tengah melakukan pendataan peserta kongres serta materi pembahasannya. Dipastikannya, ribuan perangkat desa yang ada di DIY siap memberikan dukungan untuk menuntut penetapan gubernur dan wakil gubernur sebagaimana tertuang dalam keistimewaan DIY. "Ribuan kepala desa di DIY akan ikut semua, saat ini masih kita data. Ini merupakan bentuk dukungan kami kepada Keistimewaan DIY," tegasnya saat ditemui KRjogja.com di Seyegan Sleman, Kamis (21/10) pagi. Kendati demikian, Semar Sembodo tidak ingin terlalu buru-buru dalam penentuan kapan kongres rakyat akan digelar. Namun yang pasti, pada akhir bulan November depan sudah akan digelar. "Pe

7 Lokasi Tambang Pasir Liar di Gunung Merapi Ditutup, Ratusan OrangProtes

DETIK NEWS - Status merapi yang sudah meningkat dari aktif normal menjadi waspada membuat Taman Nasional Gunung Merapi Merbabu (TNGM) Resort Srumbung, Magelang, Jawa Tengah melakukan pemblokiran terhadap jalur penambangan tradisional. Tindakan ini diprotes ratusan penambang liar. Pemblokiran itu dilakukan di 7 titik wilayah yang bersentuhan langsung dengan puncak Gunung Merapi. Kawasan itu berupa bukit pasir yang jaraknya kurang lebih sekitar 7 km dari puncak. Ketujuh wilayah itu adalah Desa Kemiran (Patok 45), Desa Kemiren (Patok 36), Jurang Jero, Tugu Suharto, Sungai Blongkeng, dua lokasi di Desa Keningar Kecamatan Dukun. "Penutupan dilakukan selain terkait dengan peningkatan status dari aktif normal menjadi waspada, juga mengantisipasi penambang nakal yang sudah meresahkan," kata Khusni Pramono, Kepala TNGM Resort Srumbung TNGM Yogyakarta usai melakukan pemblokiran di kawasan puncak gunung Merapi bersama Satpol PP, polisi, TNI-AD dan ratusan warga sekitar puncak Gunun

Penerimaan CPNS Jogja Mundur

HARIAN JOGJA: Para peminat tes CPNS di lingkungan Pemkot Jogja nampaknya harus mengulur kesabaran sejenak. Pasalnya, penerimaan CPNS Kota Jogja masih menunggu keputusan dari BKD DIY yang tak kunjung turun, sehingga kemungkinan besar pelaksanaan akan mundur. ”Rencana awal memang akhir tahun. Bulan Oktober ini sudah bisa memulai persiapan untuk tes CPNS. Namun kami masih menunggu lagi kepastiannya dari BKD Provinsi DIY lagi,” kata Tri Widayanto Kepala BKD Kota Jogja, Senin (18/10). BKD hanya bisa memastikan kuota penerimaan CPNS 2010 tidak akan berubah hanya 44 kuota terdiri dari formasi 13 untuk tenaga medis dan 31 untuk tenaga teknis. Pemkot sendiri mengajukan alokasi sebanyak 465 CPNS ke pemerintah pusat. Pengajuan kuota 465 didasarkan rasio kebutuhan dan analisis jabatan diantaranya memperhitungkan 200 PNS yang memasuki pensiun. “Namun semua keputusan ditingkat pemerintah pusat. Ini juga dialami didaerah kota atau kabupaten lain juga kuota tidak terpenuhi sesuai pengajuan awal

73 Imigran Iran-Afghanistan Ditangkap

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Sebanyak 73 orang asing yang diamankan Polres Gunung Kidul, DIY, Minggu adalah imigran gelap yang akan meminta suaka politik di Australia. "Mereka imigran gelap yang akan meminta suaka politik di Australia terkait dengan konflik di negara asal mereka," kata Komandan Kodim 073 Gunung Kidul, Letkol Arm. Budi Eko Mulyono, Minggu (17/10/2010). Mereka yang berdalih sebagai wisatawan dan tenaga pendidikan dari Iran dan Afghanistan itu, ke Indonesia dalam rangka studi banding. "Kemudian mereka akan menyeberang ke Australia dan keberadaan mereka sudah kami pantau sejak satu minggu lalu, setelah mendapat informasi dari pusat," katanya. Pihaknya sudah mengkondisikan satuan intel Kodim 073 Gunung Kidul di lokasi penyeberangan sejak Jumat lalu. "Kami sudah mendapat informasi terkait kedatangan mereka sejak satu minggu lalu dan secara intensif kami lakukan pemantauan siang dan malam dengan menerjunkan personel dari kesatuan intelijen s

Perpaduan Budaya Jawa dan Dunia di JJC 2010

YOGYAKARTA(SINDO) – Puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Yogyakarta Ke-254 berlangsung sangat meriah tadi malam. Diawali dengan penampilan para tokoh wayang yang menggunakan sepatu roda, acara yang dikemas dalam Jogja Java Carnival (JJC) ini dimulai. Keberagaman budaya nampak jelas sesuai dengan moto JJC yakni Celebration of Culture Unity. Budaya Thailand turut memeriahkan dengan sebuah tarian bertema City of Angel.Para penari yang menggunakan pakaian adat Thailand ini dengan gerak gemulai cukup memukau para hadirin. Disusul rombongan dari negara Suriname dan tak ketinggalan para ekspatriat dari berbagai negara turut unjuk kebolehan dengan menggunakan pakaian Jawa. Penampilan pertama JJC Harmonight pertama ialah vehicle gunungan dengan menampilkan 70 penari gunungan.Yang kedua tampil vehicle dengan tema WulanTumanggal yang diiringi oleh tokoh-tokoh permainan dan dongeng anak sarat makna seperti pinokio,peri,raksasa jahat dan boneka lucu lainnya. Penampilan selanjutnya ialah go

Bandara Kulonprogo Siap Dibangun Tahun 2020

Gambar
YOGYA (KRjogja.com) - Rencana pembangunan bandara internasional di Kulonprogo ditargetkan akan dimulai pada tahun 2020 nanti. Sejauh ini, Pemerintah Propinsi (Pemprop) DIY tengah melakukan konsultasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pusat guna membicarakan investasi yang masuk terutama karena banyaknya pihak yang menawarkan diri untuk membangun bandara. Staf Ahli Gubernur Bidang Pembangunan Ir. Bayudono mengungkapkan, bandara internasional Kulonprogo ini merupakan aset strategis nasional yang tidak boleh sembarangan ditangani oleh pemda saja tetapi juga melibatkan pemerintah pusat.

Beasiswa Untuk Siswa Miskin Tak Merata

HARIAN JOGJA: Siswa miskin di sejumlah sekolah dasar (SD) di Kota Jogja belum seluruhnya menerima beasiswa bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk memutus angka putus sekolah. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) berpandangan pemanfaatan beasiswa siswa miskin tumpang tindih dengan bantuan pendidikan lain. Bendahara SDN Badran, Sofiatun, mengatakan, sekolah tahun ini hanya mendapatkan jatah kuota beasiswa miskin dari APBN sebanyak 20 siswa dari 179 siswa yang tergolong miskin. Sekitar 94 siswa masuk kategori penerima bantuan kartu menuju sejahtera (KMS). Dari angka tersebut, ada sekitar 65 siswa miskin yang belum menerima beasiswa. SDN Badran merupakan sekolah yang menampung siswa kurang mampu di wilayah urban. Orangtua siswa kebanyakan merupakan pedagang asongan dan pemulung sampah. “Setiap siswa per tahun mendapat beasiswa sebesar Rp360.000. Bantuan bersumber dari APBN digunakan siswa untuk membeli sepatu, seragam dan kebutuhan lain,”

Anomali Cuaca Rusak 446 Ha Lahan Pertanian di Bantul

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL--Lahan pertanian di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta banyak yang mengalami kerusakan atau dianggap gagal panen akibat anomali cuac. Diperkirakan, lahan pertanian seluas 446 hektare menjadi korban cuaca yang tidak menentu yang terjadi beberapa pekan lalu. Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul, Edy Suhariyanta di Bantul, Rabu, mencatat kerusakan atau gagal panen pada tanaman bawang merah seluas 60 hektare, kacang tanah seluas 110 hektare, kemudian kedelai seluas 30 hektare, tembakau seluas 92 hektare kemudian jagung 154 hektare. "Tanaman rusak akibat terkena guyuran air hujan terus-menerus yang menggenangi tanaman sehingga tanah menjadi jenuh air dan menyebabkan daun menguning bahkan membusuk, biji yang dihasilkan kisut," katanya. Menurut dia, kerusakan yang terjadi pada berbagai jenis tanaman tersebut memang tidak terjadi pada seluruh luas tanaman yang ditanam pada musim tanam waktu itu, melainkan hanya sisa dari s

Ada Sungai Bawah Tanah di Kulon Progo?

KULON PROGO, KOMPAS.com — Taruna Siaga Bencana (Tagana) Girimulyo Kabupaten Kulon Progo, DIY, siaga 24 jam di lokasi tanah ambles di pedukuhan Sabrang Lor, Desa Purwosari, Girimulyo, karena pergerakan tanah makin melebar mencapai radius 25 meter. Tagana Kecamatan Girimulyo, Sumarjo, Selasa (12/10/2010) mengatakan, retakan tanah di sekitar rumah seorang warga semakin lebar dan banyak ditemukan retakan baru sehingga mengkhawatirkan. "Kami siaga 24 jam dengan dua shift masing-masing tiga orang. Jadi, kalau sewaktu-waktu terjadi pergerakan tanah, tanah ambles, dan yang lain dapat segera ditangani," kata Sumarjo di Girimulyo. Setiap jam, tanah di Sabrang Lor terus mengalami penurunan satu milimeter dan pergerakan. Tanah sewaktu-waktu dapat ambrol. "Dari pengukuran selalu dilakukan retakan yang tadinya 2,6 sentimeter kini sudah melebar menjadi 3 sentimeter, sedangkan tanah vertikal dari tadinya berukuran 0,5 sentimeter menjadi 1,5 sentimeter," katanya. Sebelumn

40 Perusahaan Buka Lowongan di Career Days UGM

YOGYA (KRjogja.com) - Bursa lowongan kerja atau Career Days UGM kembali digelar ketujuh kalinya pada 13 - 14 Oktober mendatang. Kegiatan ini akan melibatkan sekitar 40 perusahaan ternama yang membuka lowongan kerja untuk berbagai formasi dan tingkatan pendidikan. Wakil Direktur Marketing dan Layanan ECC UGM, Deka Isnadi mengungkapkan, bursa kerja yang mengambil tagline 'Breaking Every Boundaries' ini merupakan salah satu upaya ECC UGM untuk lebih mendekatkan perusahaan dengan pihak universitas dan lulusannya sebagai calon karyawan. Upaya tersebut juga didukung oleh adanya bursa kerja online melalui website www.ecc.ft.ugm.ac.id. "Sampai dengan saat ini sudah ada 40 perusahaan yang mengkonfirmasi keikutsertaannya dalam event ini. Acara yang digelar di lantai II gedung Graha Sabha Pramana UGM mulai pukul 08.30 -16.30 ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya sama sekali," ujarnya di Gedung UC UGM, Kamis (7/10). Dikatakannya, dengan mengikuti career days in

Spanduk ‘Siap Referendum’ Merebak

Seputar Indonesia - SPANDUK siap referendum belakangan mulai merebak di berbagai sudut Kota Yogyakarta. Spanduk berukuran 1x3 meter itu bertuliskan ‘Masyarakat Yogyakarta Siap Referendum’ bisa ditemukan di perempatan Gondomanan,Pojok Benteng Wetan,sebelah timur Alun-alun Yogyakarta serta tempat lain. Sementara hari ini dan Jumat (8/10) rencananya akan ada demonstrasi antireferendum dan aksi pro-Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Koordinator Kawula Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sigit Sugito mengatakan, spanduk itu mulai bermunculan setelah Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) melontarkan wacana referendum.Namun, dia menyayangkan spanduk itu dicantumkan nama lembaga yang memasang sehingga bisa memancing provokasi rakyat Yogyakarta. ”Benar, di tempat-tempat strategis di Kota Yogyakarta dipasangi spanduk dukung referendum,” kata Sigit Sugito,kemarin. Menurut dia, spanduk yang banyak terpasang itu seperti selebaran gelap yang bisa membuat suasana keruh di masyarakat bawah. ”Rakyat Yogya

Magma Merapi Terus Bergerak, Tanah Menggembung

HARIAN JOGJA: Aktivitas deformasi atau penggembungan tanah gunung Merapi terus meningkat. Warga diimbau tetap waspada. "Deformasi atau penggembungan tanah di kawasan Gunung Merapi sudah mulai terjadi, karena itu warga diharapkan tetap waspada, tapi jangan panik karena aktifitas tersebut belum muncul sampai ke permukaan,” papar Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Jogja, Sri Sumarti. Menurut Sri, gejala deformasi tersebut menunjukan aktifitas magma yang terus bergerak sehingga membuat tanah menggembung sedikit demi sedikit, seperti pada Mei 2009 deformasi masih normal yaitu 0,2 mm perhari. Pada September 2009, lanjut Sri, juga masih normal yaitu 0,9 mm perhari, tapi pada Maret 2010 deformasi tanah sudah mulai tidak normal yaitu 1,7 mm perhari. "Sampai september 2010 naik menjadi 11,8 mm perhari, karena itu warga tetap waspada,” tambahnya. Sri melanjutkan, dalam situasi demikian kewaspadaan warga terus meningkat, salah satunya jangan melakukan aktifitas penambangan pasir

Sleman Terapkan Tebar Benih Langsung

SLEMAN, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan pola tanam pertanian padi dengan sistem tabur benih langsung (Tabela) karena lebih efisien dan hemat biaya dan waktu. "Tabela yakni menabur benih padi di hamparan sawah yang siap tanam. Cara ini bisa mngefisienkan waktu kira-kira 15 hari karena tidak melalui proses tebar benih kemudian ditanam lagi," kata Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Riyadi Martoyo, Minggu (3/10/2010). Menurut dia, pola tanam Tabela juga mengefisienkan tenaga karena 1.000 meter persegi sawah hanya butuh waktu 30 menit dengan dua orang tenaga yang mengerjakannya. "Dengan pola tanam seperti itu dipastikan akan menghemat waktu dan biaya," katanya. Ia mengatakan, upaya untuk mempertahankan produksi beras di Sleman menghadapi tantangan berat, terlebih lagi luas lahan pertanian di Sleman ini dari tahun ke tahun semakin berkurang. "Meski pembangunan dan pertumbuha

Puluhan Kepingan Emas Ditemukan di Candi UII Yogyakarta

DETIKNEWS - Puluhan fragmen atau kepingan logam emas ditemukan di situs Kimpulan yang ada di kompleks kampus Universitas Islam Indonesia (UII). Kepingan emas berbagai ukuran itu ditemukan di candi induk/utama dan di candi perwara yang merupakan candi peninggalan zaman Hindu sekitar abad 9-10 Masehi. "Ada puluhan fragmen emas sejak kami melakukan pemugaran di situs Kimpulan. Semuanya sudah kami selamatkan dan diamankan untuk diteliti dan didata," ungkap Staf Teknis Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) DIY, Dulrahman di kampus UII di Jl Kaliurang Km 14,4, Sleman, Jumat (1/10/2010). Menurut dia, fragmen emas itu diantaranya ditemukan peripih dibawah batu lingga-yoni di candi induk. Satu lempeng emas itu berdiameter 3 cm dengan berat sekitar 8,9 gram. Selain itu ditemukan lambang bunga teratai atau padma serta puluhan logam perak, perunggu dan lain-lain. Dari 12 batu umpak candi juga ditemukan 11 mangkuk kuno. "Biasanya di candi Hindu itu selalu ada lempeng e

3.192 Jamaah Haji DIY Ikuti Pemantapan Kloter

YOGYA (KRjogja.com) - Sebanyak 3.192 calon jamaah haji DIY Jumat (1/10) mengikuti pemantapan kloter di Asrama Haji Yogyakarta. Pemantapan kloter ini dimaksudkan agar jamaah yang nantinya tergabung dalam satu kloter dapat saling mengenal dan menjalin komunikasi dengan baik. ''Calon jamaah haji dari DIY ada terdiri dari 9 kloter yakni kloter 44-52. Rencananya mereka akan diberangkatkan dalam dua gelombang mulai tanggal 24-28 Oktober. Setiap kloter diharapkan untuk mengikuti pemantapan kloter selama sehari. Sehingga diharapkan para calon jamaah haji yang satu kloter hubungannya bisa lebih baik, bisa saling mengenal dan karena mereka satu pesawat bisa saling tolong menolong,'' ujar Kasi Penyuluhan Haji dan Umroh Kanwil Kementerian Agama Propinsi DIY, Aidi Johansyah. Pemantapan kloter yang dikoordinir oleh pihak propinsi ini diakui baru dilakukan pertama kali. Sebab biasanya diselenggarakan oleh setiap kabupaten/kota. "Ini karena sekarang setiap kloter calon jamaah

Anomali Iklim, Petani Beralih Komoditas

BANTUL, KOMPAS.com - Cuaca yang tidak menentu membuat sebagian besar petani di Bantul beralih ke komoditas lain. Mereka memilih komoditas yang lebih tahan terhadap air. Peralihan tersebut dilakukan untuk menghindari risiko kegagalan panen. Wagi (55), petani tembakau di Dusun Kajor Wetan Selopamioro Bantul mengaku baru kali ini mencoba kacang tanah. Biasanya ia selalu menanam tembakau saat kemarau tiba. "Saya tidak yakin dengan kondisi cuaca. Meski kadang panasnya tinggi tapi selang berapa lain turun hujan deras. Pada masa tanam sebelumnya yakni bulan Juli sudah banyak guyuran hujan yang membuat tembakau saya busuk. Saya tak mau gagal lagi, makanya saya pindah ke kacang tanah," paparnya, Jumat (1/10/2010). Menurutnya, dari sisi ekonomi sebenarnya lebih menguntungkan tembakau, tetapi kalau cuacanya tak menentu risikonya juga besar. Di Desa Selopamioro ada sekitar 4.200 petani yang menanam tembakau di lahan sekitar 350 hektar. Namun akibat anomaly cuaca setidaknya ada 3

Kerugian Akibat Cuaca Ekstrim Rp2,5 miliar

HARIAN JOGJA - SLEMAN: Kerugian akibat bencana cuaca ekstrim yang terjadi belakangan di Sleman mencapai Rp2,5 miliar, terdiri dari beberapa kerusakan infrastruktur. Sejumlah infrastruktur yang rusak yakni infrastruktur sumber daya air, prasarana jalan, jembatan, dan bangunan rumah tinggal. Assisten Sekda Bidang Pembangunan Setda Sleman, Sunartono, Kamis (30/9), kepada Harian Jogja, usai Rapat Koordinasi Pimpinan (Rakorpim) antar SKPD dan Camat di 17 kecamatan, mengatakan saat ini Pemkab Sleman sedang menyusun langkahmelakukan penanggulangan darurat, terhadap bencana yang terjadi akibat cuaca ekstrim. S “Penanganan terutama untuk keadaan darurat, seperti membangun jembatan yang putus, talud yang ambrol, namun bukan membangun utuh, hanya berupa bangunan sementara,” ujar Sunartono. Sunartono mengatakan posisi Sleman sebagai daerah rawan bencana memang membutuhkan dana khusus untuk penanggulangan bencana. Bila mengacu UU No 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, setiap daerah y