Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2011

RUU Keistimewaan DIY Terancam Molor

Liputan6.com, Yogyakarta: Penyelesaian Rancangan Undang-undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta terancam molor dari target waktu yang ditetapkan, karena masih ada tarik ulur di DPR. "Yakni mekanisme pengisian jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY," kata Wakil Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DIY Esti Wijayati, di Yogyakarta, Ahad (27/2). Menurut dia, penyelesaian RUU Keistimewaan DIY diperkirakan molor dari jadwal yang telah ditetapkan Oktober 2011, karena Dewan masih mencari masukan dari berbagai pihak. "Kami pesimistis tenggat waktu penyelesaian pembahasan RUUK DIY pada Oktober 2011 akan dapat dicapai, karena hingga kini DPR masih minta masukan dari berbagai pihak, meskipun hal yang sama sudah dilakukan bertahun-tahun yang lalu," katanya. Namun demikian, pihaknya berharap tidak akan ada perpanjangan waktu lagi untuk menyelesaikan RUU tersebut menjadi undang-undang. Ia mengatakan, masukan dari setiap fraksi di DPRD DIY minus Fraksi Partai Demokrat sud

32 Cara Penanganan Perubahan Iklim Dunia

Setiap negara diharuskan promosi pertukaran pengetahuan dan pengalaman tentang mitigasi. VIVAnews - International Youth Conference (IYC) yang berlangsung di Yogyakarta 20-25 Februari 2010 telah menghasilkan 32 resolusi penting untuk penanganan perubahan iklim dan lingkungan. Resolusi ini ditujukan kepada setiap negara di seluruh dunia. IYC ini diikuti oleh 144 pemuda dari 37 negara. Mereka menuangkan 32 resolusi itu dalam 'Yogyakarta Youth Declaration'. Beberapa butir rekomendasi yang dibacakan oleh empat orang peserta konferensi, Gina Karina (Indonesia), Ginesta Confait (Seychelles), Avril Mihembre (Zimbabwe), dan Mikko Nivala (Finlandia) diantaranya adalah mendesak tiap negara mengembangkan sumber energi berkelanjutan dan mempromosikan penggunaan energi terbarukan seperti energi surya, panas bumi, energi angin, dan sebagainya. Diikuti dengan peningkatan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan melalui media, kurikulum pendidikan dan kegiatan pemuda menduku

Kota Yogya Diguyur Hujan Es

YOGYAKARTA(SINDO) – Beberapa daerah di Kota Yogyakarta diguyur hujan es selama 10-15 menit,kemarin. Di sekitar Dipowinatan,Kecamatan Mergangsan,hujan es terjadi sekitar pukul 14.15 WIB (Jum'at, 25/2). Sedangkan di sekitar Tamansari,Patehan, Kecamatan Keraton hujan es mulai mengguyur pukul 16.30 WIB.Suhu udara di daerah tersebut terasa sangat dingin. Danik, warga Dipowinatan RT 07/02 Mergangsan mengatakan, awalnya turun hujan kemudian disusul hujan es yang berlangsung sekitar 10-15 menit. “Saat hujan turun,warga biasabiasanya. Namun 15 menit kemudian, atap-atap rumah terdengar seperti dilempari kerikil dengan suara yang keras. Ternyata suara keras itu adalah akibat hujan es. Butiran hujan es sebesar kuku jari kelingking atau kerikil kecil,” katanya, kemarin. Antonius Sasongko, 31,Warga Tamansari RT 36,RW 09 Kelurahan Patehan, Tamansari, Kecamatan Kraton menambahkan, saat hujan es terjadi juga disertai angin kencang. Dia bersama warga lainnya mengaku kaget dengan bunyi keras

Sleman Kekurangan Pegawai Kecamatan

Gambar
Harian Jogja | SLEMAN: Kabupaten Sleman kekurangan pegawai Kecamatan. Dari 17 kecamatan yang ada, pegawainya kurang dari jumlah ideal, yakni 35 sampai 40 pegawai per kecamatan. "Sekarang rata rata ada 25-30 pegawai setiap kecamatan, masih kurang ideal. Khusus Depok idealnya 50 pegawai," kata Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sleman, Iswoyo Hadiwarno kepada Harian Jogja dikantornya, Jumat (25/2). Menurut Iswoyo, kekurangan pegawai dikarenakan rasio antara kuota penerimaan PNS dan kebutuhan pegawai yang kurang seimbang. Belum lagi jumlah pegawai pensiun setiap tahun cukup banyak. Tahun lalu, dari sekitar 1.500 formasi CPNS yang diajukan ke Kementrian Pemberdayaan Aparatur Negara, hanya disetujui 194 formasi. Kuota tersebut masih dibagi lagi untuk tenaga teknis, guru dan kesehatan. Untuk kekurangan pegawai kecamatan, lanjut Iswoyo, kebutuhan lebih dominan di tenaga teknis. Karena tidak semua pegawai melayani di kantor saja. Namun juga ditempatkan di UPT yang ada

Lahar Dingin Masih Mengancam Hingga 4 Tahun Mendatang

YOGYA (KRjogja.com) - Material lahar dingin Merapi yang mengalir dan mengarah sungai di wilayah Magelang diperkirakan masih akan mengancam paling cepat dalam periode 4 tahun kedepan. Bahkan, muntahan lahar yang terjadi saat ini diperkirakan belum mencapai sepertiga bagian dari material yang keluar. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM, Surono, mengungkapkan, aliran lahar dingin yang merusakkan sebagian jembatan dan jalan di Magelang tersebut sudah dipastikan tidak akan selesai tahun ini. Terlebih jika hujan turun dengan intensitas yang cukup tinggi. "Material yang dimuntahkan Merapi itu mencapai 150 juta meter kubik. Untuk yang di Magelang, sepertiganya saja belum sampai. Paling tidak satu kali periode musim hujan berhenti maka lahar akan berhenti. Tetapi pada tiga kali musim hujan berikutnya, lahar itu masih tetap ada," ujarnya di sela diskusi pasca erupsi Merapi, Jumat (25/2). Menurutnya, pada periode letusan Merapi tahun 200

Seorang Bocah Dua Tahun Nyaris Diculik

Liputan6.com, Sleman: Aninda, bocah berumur dua tahun nyaris menjadi korban penculikan di Gang Pinus Janti, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, Selasa (22/2). Korban yang sehari-hari tinggal bersama nenek dan kakeknya itu tiba-tiba menghilang saat bermain di luar rumah. Sang kakek pun langsung mencari hingga mendekati Bandara Adi Sucipto. Aninda berhasil ditemukan sedang digandeng seorang perempuan muda yang diketahui bernama Irianti. Aparat Polsek Depok Barat yang ikut mencari langsung menangkap pelaku. Meski begitu, pelaku menyangkal telah menculik korban. Namun, polisi tidak percaya begitu saja. Pelaku kini mendekam di Polsek Depok Barat untuk diperiksa. Polisi terus mengembangkan kasus ini. Diduga, pelaku merupakan bagian dari sindikat jaringan perdagangan manusia. (APY/YUS) A Child Two Years Nearly Abducted Liputan6.com, Sleman: Aninda, two-year-old boy almost became victims of kidnapping in Pinus Janti Gang, Village Chess Tunggal, Depok subdist

Ultah Pertama Bancakan 2.0 di Yogyakarta

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Komunitas startup dan para pengembang web dan aplikasi di Kota Yogyakarta, Bancakan 2.0, telah memasuki usia satu tahun. Sejumlah acara pun digelar untuk memperingatinya. Bancakan 2.0 merupakan sebuah komunitas untuk mengumpulkan para developer, startup enthusiasts, dan orang-orang yang tertarik dengan dunia teknologi informasi di Yogyakarta. Acara ini rutin diselenggarakan setiap bulan dengan mengundang praktisi-praktisi yang telah berpengalaman di bidang teknologi informasi. Bancakan 2.0 diprakarsai oleh beberapa praktisi teknologi informasi di Yogyakarta pada bulan Februari 2010. Meetup Bancakan 2.0 telah diadakan 7 kali dengan berbagai topik seputar teknologi informasi, dan Bancakan 2.0 ke-8 akan segera hadir dengan topik "Mobile Application and Game Development". Pada pertemuan yang ke-8 ini Bancakan 2.0 sekaligus akan merayakan ulang tahunnya yang pertama. Bekerja sama dengan Nokia, acara spesial ini akan menjadi yang terbesar dari acara-ac

Presiden PKS Borong Batik & Bakpia di Pasar Beringharjo

Yogyakarta - Waktu menjelang Mukernas DPP PKS di Yogyakarta dimanfaatkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq untuk berkeliling Kota Gudeg. Di Pasar Beringharjo, Luthfi mampir memborong tas batik dan bakpia. Luthfi dan istrinya datang di Pasar Beringharjo, Jl Malioboro, Yogyakarta, Senin (21/2/2011) pukul 13.30 WIB. Dia didampingi Ketua DPW PKS DIY Sukamta dan Sekum DPW PKS DIY Zuhrif Hudaya, sekaligus jago PKS untuk calon Walikota Yogyakarta dalam Pemilukada 2011. Luthfi tampak memakai kaus putih bertuliskan 'PKS bekerja untuk Indonesia' di bagian dada. Dia langsung menuju los penjual batik dan tampak asyik memilih-milih kemeja batik. Namun kemudian yang dibeli dia adalah lima tas batik. Selain itu, Luthfi juga memilih-milih blangkon dan kemudian membeli sebuah blangkon seharga Rp 25 ribu. "Ternyata ukuran kepala saya besar," kata dia ketika mencoba blangkon yang kekecilan. Di los makanan dan oleh-oleh, Luthfi pun membeli beberapa kotak bakpia. Para pedagang yan

Protes Sampah, Warga Yogya Kirim Tumpeng Sampah ke Balaikota

Yogyakarta - Puluhan warga Yogyakarta kecewa dengan buruknya penanganan sampah oleh pemerintah setempat. Mereka pun mengirim tumpeng sampah setinggi 2 meter ke Balaikota Yogyakarta sebagai bentuk protes. Aksi bertajuk 'Gerebek Sampah' ini dilakukan massa dari Masyarakat Korban Sampah (Markosam) Yogyakarta. Mereka mendesak pemerintah kabupaten/kota dan provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk serius menangani masalah sampah yang semakin hari bertambah banyak. Pantauan detikcom, aksi pada Senin (21/2/2011) dimulai dari Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara Yogyakarta. Sebelumnya memulai aksi, massa melakukan acara tabur bunga di pusara makam Jenderal Sudirman. Massa kemudian melanjutkan aksi longmarch menuju ke Balaikota Yogyakarta di Timoho yang berjarak sekitar 1,5 km dengan dikawal aparat kepolisian. Saat melakukan aksi, massa membawa sebuah tumpeng dan gunungan sampah plastik dari berbagai kemasan produk makanan instan dan produk pencuci pakaian. Tumpeng sampa

75% IPAL Komunal diYogya Tak Optimal

YOGYAKARTA (SINDO) – Sebanyak 75% Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di Kota Yogyakarta belum berfungsi optimal. Dari 43 buah IPAL komunal yang ada, saat ini baru sekitar sembilan IPAL atau sekitar 25% yang dapat berfungsi optimal mengolah limbah masyarakat Kota Yogyakarta. Perencanaan yang tidak matang saat pembangunan IPAL komunal ditengarai sebagai penyebabnya. Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta Zuhrif Hudaya mengatakan, hingga 2009 baru ada enam IPAL komunal yang benar-benar dimanfaatkan optimal oleh masyarakat Kota Yogyakarta. Selama 2010 sudah ada tiga IPAL komunal lagi yang dioptimalkan. “Tidak optimalnya pemanfaatan IPAL komunal lebih dikarenakan pada saat pembangunan dilakukan perencanaannya tidak dilakukan secara matang. Karena itulah saluran sambungan ke rumah-rumah tangga tidak ada,” paparnya. Zuhrif menuturkan, pembangunan secara keseluruhan termasuk saluran-saluran ke rumah warga memang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta. Sejak

Serangan DBD di Sleman Meluas

SLEMAN (KRjogja.com) - Serangan penyakit demam berdarah dengue di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 2010 bergeser dari sebelumnya di wilayah barat, yakni Kecamatan Gamping, ke wilayah timur di Kecamatan Kalasan. "Serangan demam berdarah dengue (DBD) pada 2010 menunjukkan pergerseran dari ujung barat ke ujung timur Sleman, sebelumnya kasus tertinggi DBD di daerah ini terjadi di Kecamatan Gamping, namun pada 2010 kasus terbanyak di Kecamatan Kalasan," kata Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dr Cahya Purnama, Sabtu (19/2). Menurut dia, di wilayah Kabupaten Sleman pada 2009 terjadi 551 kasus DBD dengan lima orang meninggal dunia, sedangkan pada 2010 naik sembilan persen menjadi 603 kasus. "Kalau dicermati iklim saat ini, hampir di semua wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terjadi kenaikan kasus DBD, ada yang sampai di atas 1.000 kasus, bahkan di beberapa kabupaten/kota juga mengal

UIN Siap Tekan Biaya Pendidikan S1

HARIAN JOGJA: Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Musa Asy'arie, melantik Akh. Minhaji sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi periode 2011-2015 di Gedung PAU kampus setempat, Kamis (17/2). Dalam sambutannya, Musa memaparkan kebijakan-kebijakan yang akan dijalani universitasnya, salah satunya adalah menekan biaya pendidikan. “Biaya pendidikan S1 ditekan sedemikian hingga tidak memberatkan mahasiswa. Namun, sebaliknya untuk program pasca sarjana, karena mereka yang mengenyam pendidikan S2 pastilah orang-orang profesional sehingga masalah pembiayaan bukanlah hal yang harus dipikirkan,” tandasnya. Terkait penyelenggaraan kegiatan akademik, ia menekankan pada trilogi kepemimpinan Musa, kesatuan, kesejahteraan, dan kebersamaan. Pada kesempatan yang sama dilantik pula tiga Asisten Direktur Program Pascasarjana, antara lain Ahmad Yani Anshori, Sutrisno, dan Ratno Lukito. Selain itu juga dikukuhkan tiga Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, yakni Om

Grebeg Gunungan, Tradisi Maulid di Yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta: Ribuan warga Yogyakarta menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, baru-baru ini. Mereka menunggu arak-arakan gunungan yang berisi hasil bumi, sayuran, dan aneka makanan yang selalu ada dalam setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad. Perayaan Maulid Nabi Muhammad ditandai dengan keluarnya gunungan grebeg dari Keraton Yogyakarta. Gunungan itu kemudian diarak dari keraton menuju Masjid Gede Kauman untuk diperebutkan warga. Sedangkan prosesi arak-arakan gunungan dimulai dengan tiupan terompet dari prajurit keraton. Arak-arakan kemudian dikawal beberapa regu prajurit keraton. Puluhan Abdi Dalem terlihat mengusung gunungan yang semuanya berjumlah tujuh buah. Tujuh buah gunungan terdiri tiga gunungan lanang yang bentuknya meninggi dan tiga gunungan wadon yang bentuknya lebih datar. Sementara satu gunungan adalah milik Puro Pakualaman dan langsung diarak menuju Keraton Puro Pakualaman. Sebelum dibagikan, gunungan harus didoakan terlebih dahulu. Namun s

Pengungsi Merapi Mulai Tempati Shelter

SLEMAN, KOMPAS.com - Korban bencana erupsi Merapi dari Dusun Kaliadem, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman yang sebelumnya mengungsi di Balai Desa Sariharjo, Ngaglik, Selasa (15/2/2011) mulai menempati shelter atau hunian sementara di Gondang 1 dusun Gondang Pusung, Desa Wukirsari, Cangkringan. Pelaksana tugas Kepala BPBD, Kabupaten Sleman Urip Bahagia mengatakan perpindahan tersebut merupakan keinginan warga sendiri untuk pindah meski pembangunan shelter belum selesai seluruhnya. "Dari 140 kepala keluarga (KK) yang mulai menghuni shelter saat ini, 20 KK di antaranya belum bisa memiliki shelter sendiri karena masih dalam proses penyelesaian sehingga mereka harus digabung," katanya. Setelah menempati shelter warga juga langsung mulai menerima 15 kebutuhan pokok makanan berikut peralatan rumah tangga termasuk kompor dan tabung gas. "Sementara untuk alas tidur masih menggunakan tikar karena kasur yang sedianya dijanjikan pemerintah masih dalam p

Konsumsi Pertamax Naik 40%

YOGYAKARTA(SINDO) – Konsumsi pertamax di wilayah DIY dan Jawa Tengah masih cukup besar mencapai 136 kilo liter per hari. Dari jumlah tersebut, 110 kilo liter (kl) dikonsumsi masyarakat Jawa Tengah dan sisanya DIY. Kepala Pertamina Pemasaran BBM Retail IV Jateng-DIY Iwan Hartawan mengatakan jumlah pemakaian BBM itu tergolong lebih besar 40% dibanding 2009 silam dimana penyerapan pertamax hanya mencapai 80 kilo liter per hari di DIY/- Jateng. ”Kami akan terus melakukan sosialitasi, meskipun jika program pembatasan premium batal dilakukan pemerintah,”kata Iwan Hartawan usai peluncuran First Love with Pertamax bersama Nasmoco Group di SPBU COCO Pertamina, Jalan Laksda Adi Sutjipto, Yogyakarta,kemarin. Melalui tema ini, setiap konsumen baru Nasmoco Group di wilayah Solo dan Yogyakarta yang melakukan pembelian semua tipe Innova dan Rush serta Avanza periode Febuari hingga April 2011 langsung diisi Pertamax senilai Rp100.000. Menurut Iwan, program First Love with Pertamax merupakan salah

Bantul Digoyang Gempa 3,9 SR

Okezone | Gempa kembali mengguncang Yogyakarta. Kali ini gempa berkekuatan 3,9 Skala Richter (SR) terjadi di kawasan Bantul, Yogyakarta. Gempa tersebut sempat dirasakan oleh sejumlah warga Yogyakarta yang berada di tengah kota dan Kabupaten Sleman. "Memang ada gempa sebentar, kurang dari satu menit, getarannya terasa sedikit," ujar Sari seorang warga yang tinggal di wilayah Condong Catur, Sleman, Yogyakarta kepada okezone, Minggu (13/2/2011) Infomasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa terjadi sekitar pukul 19.51 WIB. Lokasi gempa berada di 24 Km Barat Daya Bantul dengan kedalaman 10 Km.(ugo) Translate Using Google Translate May Not Valid Language 3.9 Magnitude Earthquake Rocked Bantul Okezone | Yogyakarta earthquake rocked back. This time, an earthquake measuring 3.9 on the Richter Scale (SR) occurred in the district of Bantul, Yogyakarta. The quake was felt by some residents of Yogyakarta is located in the center of to

Polres Sleman Ungkap Pengoplos Solar Jadi Minyak Tanah

SLEMAN (KRjogja.com) - Polres Sleman berhasil membongkar pengoplosan minyak solar menjadi minyak tanah. Kasus ini, merupakan yang pertama kalinya terjadi di wilayah Sleman. Kapolres Sleman, AKBP Irwan Ramaini menjelaskan, pengoplosan solar menjadi minyak tanah ini dilakukan oleh Muslimin, warga Cirebon yang tinggal di wilayah Mlati, Sleman. "Motifnya ialah untuk mencari keuntungan. Tindakan pengoplosan minyak ini melanggar UU Migas pasal 32 dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda maksimal Rp 50 miliar," jelasnya didampingi Kanit Reskrim Polres Sleman, AKP Danang Kuntadi di Mapolres Sleman, Sabtu (12/2). Modus yang dilakukan Muslimin ialah dengan membeli solar di SPBU kemudian mengoplos dengan bubuk H2SO4 atau Bejing. Dari pengoplosan ini, solar tersebut berubah menjadi minyak tanah dan endapan padat. "Minyak tanah itu kemudian dijual seharga Rp 7.500 per liter. Padahal, pengoplos ini membeli solar Rp 4.500 per liter. Belum lagi, endapan itu dijual sebag

Pemkot Terus Tekan Pencemaran Air dan Udara

HARIAN JOGJA: Langkah-langkah menjadikan Jogja sebagai kota layak huni terus dilakukan. Diantaranya dengan menekan tingkat pencemaran baik udara maupun air. Untuk pencemaran air, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Jogja terus intens melakukan survey lokasi-lokasi yang tingkat pencemaran sungainya cukup tinggi. Di lokasi-lokasi tersebut selanjutnya akan dibangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). ”Kalau dari BLH difokuskan limbah dari industri seperti UKM,” kata Kepala BLH Kota Jogja, Suyana. Dihubungi Harian Jogja, Sabtu (12/2) Suyana mengatakan, tahun 2011 ini BLH mengoperasikan satu IPAL baru yaitu di RT 23 RW 04 Tejokusuman Notoprajan. IPAL tersebut digunakan untuk mengolah limbah dari 10 pengusaha tahu-tempe yang setiap harinya memproduksi sekitar 250kg kedelai. Dengan jumlah produksi sebesar itu, Suyana mengatakan limbah yang dihasilkan dan dibuang ke sungai tentu juga cukup besar. Selama ini kelompok pengusaha tersebut sudah melakukan pengolahan limbah sebelum disalurk

Warga Minta Shelter Diselesaikan

SLEMAN (SINDO) – Warga Dusun Baselan, Desa Glagaharjo, Cangkringan, Sleman yang menjadi korban bencana Merapi, mendesak shelter atau hunian sementara (huntara) segera diselesaikan. Sesuai target,pembangunan huntara itu selesai akhir Februari ini. Sejak erupsi dan banjir lahar dingin menerjang wilayah ini 5 November 2010 lalu,selain masih berada di pengungsian,sebagian besar warga juga kehilangan mata pencaharian pokok. Sehingga selama di pengungsian tidak ada aktivitas seperti sebelum ada bencana. “Saat ini, pikiran kami masih tempat tinggal,setelah itu baru kegiatan lainnya. Kalau shelter sudah jadi,kami baru tenang dan bisa berfikir, khususnya upaya atau tindakan untuk masa depan setelah ini,” ungkap salah seorang warga Baselan, Sriyono,45, kemarin. Menurut dia,saat terjadi erupsi dan lahar dingin Merapi,ada puluhan warga yang menjadi korban. Enam orang di antaranya meninggal dunia. Bahkan saat ini, masih ada satu warga yang menjalani perawatan di Yakkum Jalan Kaliurang km13,

Buntut Penundaan Umumkan Susu Berbakteri

Sikap pemerintah akan berbuntut panjang dan membuat masyarakat resah. VIVAnews - Pemerintah dalam hal ini Menteri Kesehatan, belum mengumumkan merek susu formula yang mengandung bakteri Enterobacter Sakazakii, meski Mahkamah Agung telah memutuskan untuk diumumkan kepada masyarakat. Tindakan Kementerian Kesehatan RI akan berbuntut panjang, meski pihak Kementerian Kesehatan sebagai salah satu pihak tergugat mengakui kalau lembaganya bukan pihak yang harus mengungkap hasil penelitian itu. Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) bersama dengan lembaga konsumen lain dari seluruh Indonesia, berencana melakukan gugatan secara hukum jika Kementerian Kesehatan tidak mengumumkan merek susu formula yang berbahaya dikonsumsi bayi itu. "Kita saat ini sedang berkomunikasi dengan berbagai lembaga konsumen di Indonesia. Jika tidak diumumkan segera, maka lembaga konsumen akan melakukan gugatan secara hukum," terang Widiyantoro, Direktur Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY), Kamis 10 Februari

Pemimpin Bijaksana

Oleh Toha MT Suatu saat ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat selesai melaksanakan shalat berjamaah, Umar bin Khattab salah satu sahabat dekat Rasul yang berada di shaf depan merasa terganggu pikirannya. Setiap gerakan Rasulullah SAW di depan para sahabat terasa berat dan sukar. Terdengar bebunyian yang demikian mencolok seolah persendian beliau saling bergesekan satu sama lain. Shalat kali ini terasa lebih lama dari biasanya. Usai shalat, Umar ra yang begitu khawatir dengan kondisi Rasulullah mendatangi beliau. Dengan hati-hati Umar duduk di sisi beliau yang serta-merta beliau sambut dengan senyuman. “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah engkau sedang menanggung penderitaan yang sangat berat, sakitkah engkau, ya Rasul?” tanya Umar. Rasulullah SAW tersenyum sambil menggeleng, “Tidak wahai Umar, Alhamdulilah aku sehat. “Mengapa setiap kali engkau menggerakkan tubuhmu, kami mendengar seolah-olah sendi tubuhmu saling bergesekan?” Umar memperlihatkan ekspresi wajah prihat