Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Sempat Tutup 5 Hari, TPST Piyungan Kembali Buka Hari ini

Gambar
Bantul - Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul kembali beroperasi setelah sejak Minggu (24/3/2019) lalu ditutup warga. Selain itu, untuk pembuangan sampah dilakukan secara bergiliran. "Hari ini memang diawali dibuka (TPST Piyungan). Tapi tampaknya belum bisa optimal karena kita masih ada dua kegiatan yang berjalan di TPST Piyungan," ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DIY, Sutarto saat ditemui detikcom di TPST Piyungan, Bantul, Jumat (29/3/2019). Menurut Sutarto, dua kegiatan yang dimaksud adalah pelayanan terkait masuknya truk-truk pengangkut sampah ke TPST dan memperbaiki akses menuju dermaga pembuangan sampah. Untuk perbaikan akses ke dermaga akan sesegera mungkin diselesaikan. "Ini masih memperbaiki akses untuk masuk itu (ke dermaga pembuangan sampah) melalui pengurukan material. Semoga hari ini tidak hujan dan berjalan lancar," katanya. Pantauan detikcom di lokasi pukul 10.00 WIB, beberapa alat berat dan truk bermu

Hari pertama UNBK SMK di Sleman Diwarnai Keterlambatan "Log in"

Gambar
Sleman (ANTARA) - Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin, sempat diwarnai keterlambatan untuk "log in" (masuk) ke sistem sekitar 10 menit. Keterlambatan "log in" tersebut diketahui saat Bupati Sleman Sri Purnomo bersama dengan Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) DIY Priya Santosa melakukan pemantauan penyelenggaraan UNBK tingkat SMK di di dua SMK yaitu SMKN 1 Tempel dan SMK Muhammadiyah Tempel. "Penyelenggaraan UNBK di hari pertama ini secara keseluruhan dinilai berjalan lancar. Namun, dalam proses awal pelaksanaan, peserta ujian mengalami keterlambatan 'log in' ke dalam sistem selama 10 menit," kata Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) DIY Priya Santosa. Menurut dia, keterlambatan "log in" tersebut terpantau di kedua Sekolah yang dikunjungi tersebut. "Sistem ini kan 'central' (t

Alami Gejala TB 71 Orang Dirujuk Ke Puskesmas

Gambar
Yogyakarta (ANTARA) - Berdasarkan hasil deteksi dini tuberculosis secara “door to door” awal Maret, petugas dari puskesmas Kota Yogyakarta menemukan 81 warga mengalami gejala tuberculosis dan 71 di antaranya sudah dirujuk ke puskesmas. “Kami melakukan deteksi dini dengan ketuk pintu ke 381 kepala keluarga dilanjutkan ‘screening’ terhadap 1.071 orang. Dari hasil pemeriksaan tersebut, 81 diketahui mengalami gejala tuberculosis (TB) dan 71 di antaranya sudah dirujuk untuk menjalani pemeriksaan di puskesmas,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Fita Yulia Kisworini di Yogyakarta, Kamis. Selain di permukiman penduduk, deteksi dini TB juga dilakukan di Lapas Kelas II A Wirogunan. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta melakukan pemeriksaan terhadap 158 warga binaan, dan 66 di antaranya menunjukkan gejala TB. “Sebanyak 15 warga binaan kami lakukan tes cepat dan hasilnya negatif. Semuanya tidak mengalami TB,” katanya. Kegiatan deteksi dini di masyarakat dan lapas tersebut merupakan

Pabrik Uang Palsu di Sleman Terungkap, Nilai Produksi Capai Rp 4,6 M

Gambar
Sleman - Polisi mengungkap pabrik uang palsu di sebuah rumah kontrakan di Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY. Baru sebulan beroperasi, nilai produksi upal mencapai 4,6 miliar. "Empat tersangka diamankan terkait tindak pidana produksi uang palsu di sebuah rumah kontrakan di Desa Sidoluhur, Godean. Barang bukti uang palsu nilainya sekitar Rp 4,6 miliar," kata Kabid Humas Polda DIY, AKBP Yuliyanto saat jumpa pers di Mapolsek Godean, Selasa (19/3/2019). Keempat tersangka masing-masing inisial HS (39) dan IK (36) keduanya warga Pati, Jawa Tengah serta EY (61) dan NY (67) keduanya warga Magelang. Pengungkapan kasus ini berawal dari laporan seorang pedagang di Godean yang menerima uang pembayaran dari salah seorang tersangka, IK. Pedagang itu curiga uang pembayaran bukan uang asli alias upal. "Hasil pengembangan, hari Senin (18/3) kemarin polisi berhasil mengungkap tersangka IK bersama tiga tersangka lainnya yang ternyata memproduksi upal rumah kontrakan,"

Lagi, 3 Warga Yogya Tewas Diduga Karena Miras Oplosan

Gambar
Yogyakarta - Tiga warga Kota Yogyakarta diduga tewas setelah minum miras oplosan. Ketiga korban adalah warga Kampung Jagalan, Kelurahan Purwokinanti, Kecamatan Pakualaman, Kota Yogyakarta. Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini, membenarkan peristiwa ini. "Iya (tiga warga Pakualaman diduga tewas karena miras)," jelas Armaini saat dimintai konfirmasi detikcom, Minggu (17/3/2019). Ketiga korban yakni Kusmedi (50), Ari Prabowo (31), dan HB Kustanto Sutrisno (46). Ketiga warga Kampung Jagalan ini tewas dalam waktu yang berbeda-beda. "K (Kusmedi) meninggal Hari Rabu (13/3) di rumahnya. AP (Ari Prabowo meninggal Hari Kamis (14/3) di RS Wirosaban. Terakhir HBK meninggal pada hari Sabtu kemarin juga di RSUD Wirosaban," tuturnya. Armaini menjelaskan, peristiwa ini berawal saat ketiga korban diduga melangsungkan pesta miras di sekitar Kali Code sejak Sabtu (9/3) lalu. Ternyata pesta miras tersebut berlanjut hingga Rabu (13/3) malam. Setelah mendapat informas

Suasana Kemacetan di Jalan Gejayan

Gambar
Suasana kemacetan lalu lintas pada waktu pulang jam kerja sekitar habis ashar di jalan gejayan dari pertigaan UNY sampai perempatan ringroad utara condong catur dilanjutkan sebelah utara terminal condong catur Untuk perempatan kentungan saat ini baru di bangun underpass dan menurut kabar yang bisa di percaya untuk perempatan condongcatur akan di buat serupa di tahun yang akan datang, semoga akan menyelesaikan proble kemacetan jalan gejayan di masa yang akan datang

Polres Kulon Progo Amankan Pelaku Aborsi

Gambar
Kulon Progo (ANTARA) - Kepolisian Resor Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengamankan pasangan kekasih WL,19, warga Desa Tuksno dan NA,18, warga Desa Sukoreno yang melakukan aborsi bayi dalam kandungan berusia tujuh bulan. Kapolsek Sentolo Kompol Kodrat di Kulon Progo, Selasa, mengatakan pada Jumat, mengatakan pada Jumat (22/2), pihaknya mendapat informasi dari masyarakat, bahwa ada warga Desa Sukoreno yang diduga menggugurkan kandungannya. "Atas informasi dari masyarakat tersebut selanjutnya unit reskrim Polsek Sentolo melakukan penyelidikan dan dapat informasi bahwa benar ada warga Desa Sukoreno atas nama NA diduga menggugurkan kandungannya yang dibantu oleh pacarnya WL," kata Kodrat. Ia mengatakan petugas dibeberapa tim melakukan penyidikan. Ada yang mencari informasi di rumah sakit dan mencari informasi di masyarakat atas kejadian tersebut. Dari hasil penyidikan diketahui kedua pelaku adalah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan dua tahun lebih dan

Pura-pura Cek Keperawanan, Seorang PNS di Gunungkidul Cabuli Anak Tiri

Gambar
Gunungkidul - Seorang PNS di Kabupaten Gunungkidul, S (59) diamankan polisi karena mencabuli anak tirinya hingga depresi. Modusnya, S berpura pura mengecek keperawanan dan merukiyah gadis remaja tersebut. Wakapolres Gunungkidul, Kompol Verena Sri Wahyuningsih mengatakan, aksi bejat yang dilakukan Sumarwan terhadap korban sudah berlangsung sejak tahun 2016. Di mana saat itu S berdalih hendak mengecek keperawanan anak tirinya tersebut. "Pencabulan yang dilakukan tersangka ini sudah dari pertengahan tahun 2016 sampai akhir tahun 2018. Untuk modusnya, tersangka mengecek keperawanan korban dengan cara meraba-raba paha dan payudara," ujarnya dalam jumpa pers di Polres Gunungkidul, Senin (4/3/2019). "Dan yang melakukannya itu (pencabulan) saat ibu korban tidak ada di rumah," imbuh Verena. Lanjut Verena, korban saat itu tidak menaruh rasa curiga terhadap ayah tirinya, terlebih alasan meraba-raba paha dan payudara tersebut bertujuan untuk mengecek keperawanan korb

Polres Kulon Progo Amankan Pengedar Uang Palsu

Gambar
Kulon Progo (ANTARA) - Kulon Progo (Antaranews Jogja) - Kepolisian Resor Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengamankan pasangan suami istri, Kusnin dan Sri Miharti karena diduga mengedarkan uang palsu di Pasar Jagalan, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, pada Selasa (26/2). Kapolres Kulon Progo AKBP Anggara Nasution di Kulon Progo, Rabu, mengatakan bahwa Kusnin dan istrinya merupakan bagian dari kelompok pengedar uang palsu lintas kabupaten mengingat peredarannya telah masuk Kulon Progo. "Kusnin dan istrinya  merupakan residivis pada kasus yang sama di Kabupaten Kudus (Jateng) dan sudah pernah divonis 2,5 tahun penjara," kata Anggara. Ia mengatakan kasus ini bermula ketika Kusnin membelanjakan uang palsu di Pasar Jagalan. Tersangka membeli pisang Rp10 ribu dengan uang palsu Rp100 ribu. Pedagang yang merasa curiga langsung memberi tahu pedagang lain sehingga mereka melakukan pengeroyokan terhadap pelaku. Dari tangan pelaku, petugas mengamankan barang bukti